首页 > 最新文献

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan最新文献

英文 中文
Proyeksi Admisi Rawat Inap Dan Kebutuhan Tempat Tidur di Rumah Sakit an Puskesmas dalam Universal Health Coverage Di Indonesia 预计在印度尼西亚的通用卫生保育医院接受住院治疗和卧床治疗
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.3969
Sendy Agita, M. Wahidin
Strengthening service facilities is an important aspect of universal health complaints and this is consistent with the achievement of sustainable development goals (SDGs). The bed occupancy rate in the inpatient facility a measure of the ability of inpatient facilities to function safely and effectively. This study aims to find out the projection of inpatient admissions and beds needs in hospitals and Public Health Center in Indonesia. Analysis to projection was conducted used the Need based model method with 2015 population reference from SUPAS 2015. The results showed that the yearly inpatient admission rate in 2023 increased by around 71% (115,554 TT) compared to 2019. Conclusion The projection of inpatient admissions for PHC in 2023 increases by 20%, the average number of days of hospitalization increases by 18.38%, and the number of Beds increases by 29% compared to 2018. The projection of hospital admissions in 2023 increases by 60%, the average day of hospitalization increases by 81.62%, and the number of inpatient beds increased by 71% compared to 2018. The suggestions are needed to build inpatient facilities, strengthen the FKTP, IT development to with applications or software model need based. Abstrak Penguatan fasilitas layanan merupakan aspek penting dalam pencapaian cakupan kesehatan universal dan ini sejalan dengan pencapaian sustainable development goals (SDGs). Akses dan ketersediaan rawat inap menjadi perhatian utama untuk memenuhi kebutuhan peserta JKN. Tingkat hunian di fasilitas rawat inap telah diakui sebagai ukuran kemampuan fasilitas rawat inap agar berfungsi secara aman dan efektif. Untuk memenuhinya diperlukan estimasi admisi dan kebutuhan tempat tidur. Tujuan penelitian ini untuk memproyeksikan kebutuhan tempat tidur rawat inap di Indonesia tahun 2023. Analisis proyeksi menggunakan metode Need based model dengan acuan penduduk Indonesia SUPAS tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan tingkat admisi rawat inap tahun di tahun 2023 meningkat sekitar 71% (115.554 TT) dibanding dengan tahun 2019 dikarenakan proyeksi pertambahan jumlah penduduk Indonesia dan kebutuhan menuju Universal Health Coverage. Kenaikan ini menyebabkan kebutuhan tempat tidur rawat inap meningkat. Kesimpulan Proyeksi admisi rawat inap Puskesmas tahun 2023 naik 20%, rerata hari rawat inap naik 18,38%, dan jumlah TT naik 29% dibanding tahun 2018. Proyeksi admisi rawat inap RS tahun 2023 naik 60%, rata hari rawat inap naik 81,62%,dan jumlah tempat tidur rawat inap naik 71% dibanding 2018. Saran: Pemenuhan FKTP selain PKM yaitu klinik dan praktek dokter dan FKTL dengan peningkatan kelas RS. Penguatan regulasi pola rujukan berjenjang yang komprehensif melibatkan swasta. Penguatan SDM serta pembenahan sarana prasarana FKTP dan FKTL yang memadai sesuai kebutuhan. Optimalisasi peran pemerintah dalam penetapan kebutuhan tempat tidur, membuka seluas-luasnya kesempatan kepada klinik dan RS swasta untuk bekerjasama dengan BPJS.  
加强服务设施是普遍健康投诉的一个重要方面,这与实现可持续发展目标是一致的。住院机构的床位占用率是衡量住院机构安全有效运行能力的指标。本研究旨在了解印度尼西亚医院和公共卫生中心的住院人数和床位需求预测。预测分析采用基于需求的模型方法,参考2015年SUPAS的2015年人口。结果显示,与2019年相比,2023年的年住院率增加了约71%(115554 TT)。结论与2018年相比,2023年PHC住院人数预计增加了20%,平均住院天数增加了18.38%,床位增加了29%。与2018年相比,2023年的住院人数预计增加了60%,平均住院天数增加了81.62%,住院床位增加了71%。建议需要建立住院设施,加强FKTP,IT开发以应用程序或软件模型需求为基础。摘要医院的使用和可用性是满足JKN参与者需求的主要重点。酒店设施的住房水平已被公认为衡量酒店设施安全有效运行的能力。要满足这一需求,需要对入院和就寝时间需求进行估计。这项研究的目的是预测2023年印尼对室内床位的需求。使用基于需求的模型方法对2015年印尼人口急性SUPAS进行预测分析。研究表明,与2019年相比,2023年的住院治疗水平增加了约71%(115554 TT),这是由于印尼人口的预计增长和全民健康保险的需要。这项工作需要增加医院床位。与2018年相比,2023年星期三接待项目的结束时间增加了20%,平均接待日增加了18.38%,TT率增加了29%。与2018年相比,2023年的入院预测增加了60%,平均住院日增加了81.62%,病床数量增加了71%。提示:除了PKM之外,FKTP的完成是医生和FKTL的诊所和实践,医院级别也在增加。加载全面的长参考模式涉及私人。加载传感和诊断模块SDM并启用合适的FKTP和FKTL前缀工具。优化政府在确定床位需求方面的作用,为诊所和私立医院与BPJS合作开辟了广泛的机会。
{"title":"Proyeksi Admisi Rawat Inap Dan Kebutuhan Tempat Tidur di Rumah Sakit an Puskesmas dalam Universal Health Coverage Di Indonesia","authors":"Sendy Agita, M. Wahidin","doi":"10.22435/hsr.v25i1.3969","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.3969","url":null,"abstract":"Strengthening service facilities is an important aspect of universal health complaints and this is consistent with the achievement of sustainable development goals (SDGs). The bed occupancy rate in the inpatient facility a measure of the ability of inpatient facilities to function safely and effectively. This study aims to find out the projection of inpatient admissions and beds needs in hospitals and Public Health Center in Indonesia. Analysis to projection was conducted used the Need based model method with 2015 population reference from SUPAS 2015. The results showed that the yearly inpatient admission rate in 2023 increased by around 71% (115,554 TT) compared to 2019. Conclusion The projection of inpatient admissions for PHC in 2023 increases by 20%, the average number of days of hospitalization increases by 18.38%, and the number of Beds increases by 29% compared to 2018. The projection of hospital admissions in 2023 increases by 60%, the average day of hospitalization increases by 81.62%, and the number of inpatient beds increased by 71% compared to 2018. The suggestions are needed to build inpatient facilities, strengthen the FKTP, IT development to with applications or software model need based. \u0000Abstrak \u0000 \u0000Penguatan fasilitas layanan merupakan aspek penting dalam pencapaian cakupan kesehatan universal dan ini sejalan dengan pencapaian sustainable development goals (SDGs). Akses dan ketersediaan rawat inap menjadi perhatian utama untuk memenuhi kebutuhan peserta JKN. Tingkat hunian di fasilitas rawat inap telah diakui sebagai ukuran kemampuan fasilitas rawat inap agar berfungsi secara aman dan efektif. Untuk memenuhinya diperlukan estimasi admisi dan kebutuhan tempat tidur. Tujuan penelitian ini untuk memproyeksikan kebutuhan tempat tidur rawat inap di Indonesia tahun 2023. Analisis proyeksi menggunakan metode Need based model dengan acuan penduduk Indonesia SUPAS tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan tingkat admisi rawat inap tahun di tahun 2023 meningkat sekitar 71% (115.554 TT) dibanding dengan tahun 2019 dikarenakan proyeksi pertambahan jumlah penduduk Indonesia dan kebutuhan menuju Universal Health Coverage. Kenaikan ini menyebabkan kebutuhan tempat tidur rawat inap meningkat. Kesimpulan Proyeksi admisi rawat inap Puskesmas tahun 2023 naik 20%, rerata hari rawat inap naik 18,38%, dan jumlah TT naik 29% dibanding tahun 2018. Proyeksi admisi rawat inap RS tahun 2023 naik 60%, rata hari rawat inap naik 81,62%,dan jumlah tempat tidur rawat inap naik 71% dibanding 2018. Saran: Pemenuhan FKTP selain PKM yaitu klinik dan praktek dokter dan FKTL dengan peningkatan kelas RS. Penguatan regulasi pola rujukan berjenjang yang komprehensif melibatkan swasta. Penguatan SDM serta pembenahan sarana prasarana FKTP dan FKTL yang memadai sesuai kebutuhan. Optimalisasi peran pemerintah dalam penetapan kebutuhan tempat tidur, membuka seluas-luasnya kesempatan kepada klinik dan RS swasta untuk bekerjasama dengan BPJS. \u0000 ","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49118216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 在东爪哇省保健中心实施老年人保健服务方案
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.5130
R. Rukmini, Tumaji Tumaji, Lusi Kristiana
The elderly is vulnerable group because they suffer from many diseases (multimorbidity), functional disability and dependence on others. East Java Province has an old population structure so that it needs good handling, especially when related to health. This study aimed to analyze the implementation of the elderly health service program carried out by the East Java Provincial Health Office. This research was an observational study with a cross sectional design. Data collection employed in-depth interviews, focus group discussions, review of coverage data and related regulatory documents. Data were analized descriptively. The results showed that the East Java Provincial Health Office had a policy baseline for the Elderly health program, where the program included activities inside and outside the building. Program barriers include infrastructure, budget, human resources, and policies. Efforts to improve the elderly program are carried out with long-term care, advocacy, training and mentoring at the Puskesmas. The coverage of elderly health services in East Java Province are: 1) hospitals with Integrated Geriatric Team services (3.13%), 2) Elderly Posyandu integrated with Posbindu (7.3%) and 3) Community Health Centers for the Elderly (42.9%). As recommendation, it is necessary to increase the capacity building of human resources through training as well as to ensure the availability of facilities and infrastructure for elderly health services at Health Center. Abstrak Lansia merupakan kelompok rentan karena mengidap banyak penyakit (multimorbiditas), ketidakmampuan secara fungsional dan ketergantungan pada orang lain. Provinsi Jawa Timur memiliki struktur penduduk tua, sehingga perlu penanganan yang baik terutama terkait kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi program pelayanan kesehatan Lansia yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, telaah data cakupan dan dokumen regulasi terkait. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah memiliki landasan kebijakan program kesehatan Lansia, di mana kegiatan program meliputi kegiatan dalam gedung Puskesmas Santun Lansia dan kegiatan luar gedung. Hambatan program meliputi, sarana prasarana, anggaran, SDM dan kebijakan. Upaya perbaikan program Lansia dilakukan dengan perawatan jangka panjang, advokasi, pelatihan dan pendampingan Puskesmas. Cakupan pelayanan kesehatan Lansia di Provinsi Jawa Timur yaitu: 1) RS dengan pelayanan Tim Geriatri Terpadu (3,13%), 2) Posyandu Lansia yang terintegrasi dengan Posbindu (7,3%) dan 3) Puskesmas santun Lansia (42,9%). Direkomendasikan, perlunya peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan serta menjamin ketersediaan sarana dan prasarana untuk Yankes Lansia di Puskesmas.
老年人是弱势群体,因为他们患有多种疾病(多病)、功能残疾和依赖他人。东爪哇省人口结构陈旧,因此需要妥善处理,特别是在保健方面。本研究旨在分析东爪哇省卫生厅开展的老年人健康服务方案的实施情况。本研究为横断面设计的观察性研究。数据收集采用深度访谈、焦点小组讨论、审查覆盖数据和相关监管文件。对数据进行描述性分析。结果表明,东爪哇省卫生局制定了老年人健康方案的政策基准,该方案包括建筑物内外的活动。项目障碍包括基础设施、预算、人力资源和政策。在Puskesmas,通过长期护理、宣传、培训和指导,努力改善老年人方案。东爪哇省老年人保健服务的覆盖率为:1)拥有综合老年医疗小组服务的医院(3.13%);2)与Posbindu结合的老年护理中心(7.3%);3)老年人社区保健中心(42.9%)。根据建议,有必要通过培训加强人力资源的能力建设,并确保保健中心提供老年人保健服务的设施和基础设施。【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】爪哇铁木尔省的成员们都很高兴,他们都很高兴,他们都很高兴。Penelitian ini bertujuan menganalysis实施项目pelayanan kesehatan Lansia yang dilaksanakan oleh Dinas kesehatan省爪哇铁木尔。Penelitian ini merupakan Penelitian观测登根设计截面。Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, telaah data cuupan an dokumen regulasi terkai。分析数据secara deskscriptif。Hasil penelitian menunjukkan Dinas keshatan省,爪哇Timur telah memiliki landasan kebijakan计划keshatan lanan, di mana kegiatan计划meliputi kegiatan dalam gedung Puskesmas Santun Lansia dan kegiatan lulugedung。Hambatan program meliputi, sarana prasarana, anggaran, SDM dan kebijakan。Upaya perbaikan节目Lansia dilakukan dengan perawatan jangka panjang, advokasi, pelatihan dan pendampingan and Puskesmas。Cakupan pelayanan kesehatan Lansia di Provinsi Jawa Timur yitu: 1) RS dengan pelayanan Tim Geriatri Terpadu (3.13%), 2) Posyandu Lansia yang terintegrasi dengan Posbindu (7.3%), 3) Puskesmas santun Lansia(42.9%)。翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:
{"title":"Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur","authors":"R. Rukmini, Tumaji Tumaji, Lusi Kristiana","doi":"10.22435/hsr.v25i1.5130","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.5130","url":null,"abstract":"The elderly is vulnerable group because they suffer from many diseases (multimorbidity), functional disability and dependence on others. East Java Province has an old population structure so that it needs good handling, especially when related to health. This study aimed to analyze the implementation of the elderly health service program carried out by the East Java Provincial Health Office. This research was an observational study with a cross sectional design. Data collection employed in-depth interviews, focus group discussions, review of coverage data and related regulatory documents. Data were analized descriptively. The results showed that the East Java Provincial Health Office had a policy baseline for the Elderly health program, where the program included activities inside and outside the building. Program barriers include infrastructure, budget, human resources, and policies. Efforts to improve the elderly program are carried out with long-term care, advocacy, training and mentoring at the Puskesmas. The coverage of elderly health services in East Java Province are: 1) hospitals with Integrated Geriatric Team services (3.13%), 2) Elderly Posyandu integrated with Posbindu (7.3%) and 3) Community Health Centers for the Elderly (42.9%). As recommendation, it is necessary to increase the capacity building of human resources through training as well as to ensure the availability of facilities and infrastructure for elderly health services at Health Center. Abstrak Lansia merupakan kelompok rentan karena mengidap banyak penyakit (multimorbiditas), ketidakmampuan secara fungsional dan ketergantungan pada orang lain. Provinsi Jawa Timur memiliki struktur penduduk tua, sehingga perlu penanganan yang baik terutama terkait kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi program pelayanan kesehatan Lansia yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, telaah data cakupan dan dokumen regulasi terkait. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah memiliki landasan kebijakan program kesehatan Lansia, di mana kegiatan program meliputi kegiatan dalam gedung Puskesmas Santun Lansia dan kegiatan luar gedung. Hambatan program meliputi, sarana prasarana, anggaran, SDM dan kebijakan. Upaya perbaikan program Lansia dilakukan dengan perawatan jangka panjang, advokasi, pelatihan dan pendampingan Puskesmas. Cakupan pelayanan kesehatan Lansia di Provinsi Jawa Timur yaitu: 1) RS dengan pelayanan Tim Geriatri Terpadu (3,13%), 2) Posyandu Lansia yang terintegrasi dengan Posbindu (7,3%) dan 3) Puskesmas santun Lansia (42,9%). Direkomendasikan, perlunya peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan serta menjamin ketersediaan sarana dan prasarana untuk Yankes Lansia di Puskesmas.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47475230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Tantangan Kebijakan Satu Data Indonesia 印尼数据政策面临的一个挑战
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.4167
I. Ardani, Heti Sri Hari Cahyani
Accurate vital statistics can be used to formulate health programs and policies. The problem is the overlapping and fragmented data sources in several agencies that record data on deaths and causes of death. The Indonesia’s One Data policy was created to organize the data generated by each agency that performs public data collection, recording and reporting. The purpose of this study is to examine the challenges of implementing the Indonesia’s One Data policy in the registration system of deaths and causes of death in DKI Jakarta Province. Data analysis uses the World Wide Web Foundation's framework of data openness, including legal frameworks, political barriers, coordination, and data quality. This study found that there are many regulations regarding data integration, but there are still overlaps in the recording and reporting systems. Coordination between agencies and political egos of each agency affect the quality of the data produced. In conclusion, weak coordination and sectoral political egos are still obstacles to implementing the One Data Indonesia policy. This study suggests eliminating data fragmentation and conducting data interoperability so that it is more accurate to use as a basis for policymaking. Abstrak Statistik hayati kematian dan penyebab kematian yang akurat dapat dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan program dan kebijakan kesehatan berbasis bukti. Permasalahan yang ada adalah sumber data yang tumpang tindih dan terfragmentasi di beberapa instansi yang melakukan fungsi pencatatan data kematian dan penyebab kematian. Kebijakan Satu Data Indonesia dibuat untuk mengorganisir data yang dihasilkan oleh setiap instansi yang melakukan pengumpulan, pencatatan dan pelaporan data publik. Tujuan penelitian ini mengkaji gambaran tantangan implementasi kebijakan Satu Data Indonesia pada sistem pencatatan kematian dan penyebab kematian di Provinsi DKI Jakarta. Analisis data menggunakan teori menurut World Wide Web Foundation tentang keterbukaan data yang terdiri dari variabel legal framework, political barriers, koordinasi, serta kualitas data. Hasil penelitian ini menemukan dari sisi regulasi telah banyak diatur tentang integrasi data, tetapi masih ada tumpang tindih sistem pencatatan dan pelaporan. Koordinasi antar instansi dan ego politik masing-masing instansi berpengaruh pada kualitas data yang dihasilkan. Kesimpulannya, hambatan koordinasi dan ego politik sektoral masih menjadi kendala dalam pelaksanaan kebijakan Satu Data Indonesia. Penelitian ini menyarankan untuk membuka fragmentasi data dan melakukan koordinasi interoperabilitas data sehingga data yang dihasilkan lebih akurat untuk digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan.
准确的生命统计数据可用于制定卫生计划和政策。问题是,几个记录死亡和死因数据的机构的数据来源重叠且分散。印度尼西亚的“一个数据”政策是为了组织执行公共数据收集、记录和报告的每个机构生成的数据。本研究的目的是研究在雅加达大邱省的死亡和死因登记系统中实施印度尼西亚“一个数据”政策的挑战。数据分析使用万维网基金会的数据开放框架,包括法律框架、政治障碍、协调和数据质量。这项研究发现,在数据整合方面有许多规定,但在记录和报告系统方面仍然存在重叠。各机构之间的协调和各机构的政治自负会影响所产生数据的质量。总之,协调不力和部门政治自负仍然是实施印度尼西亚“一个数据”政策的障碍。这项研究建议消除数据碎片化,并进行数据互操作性,以便更准确地将其用作决策的基础。摘要统计准确的死亡寿命和死因,可作为项目设计和循证健康政策的基础。问题是,在一些执行记录死亡数据和死因功能的情况下,数据源正在增加和分散。印度尼西亚的一项数据政策旨在组织每个收集、记录和报告公共数据的机构产生的数据。本研究的目的是探讨在雅加达DKI省实施关于死亡和死亡记录系统的“一个印尼数据”政策所面临的挑战。数据分析使用了万维网基金会关于数据开放性的理论,包括可变的法律框架、政治障碍、协调和数据质量。这项研究的结果发现,在监管方面,对数据集成进行了大量安排,但记录和报告的响应系统仍在增加。机构之间的协调和每个机构的政治自我影响着所产生数据的质量。总之,协调和部门政治自我的制约因素仍然是实施“一个印度尼西亚数据”政策的控制因素。这项研究建议开放数据碎片化,协调数据互操作性,以便生成的数据更准确,用作决策基础。
{"title":"Tantangan Kebijakan Satu Data Indonesia","authors":"I. Ardani, Heti Sri Hari Cahyani","doi":"10.22435/hsr.v25i1.4167","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.4167","url":null,"abstract":"Accurate vital statistics can be used to formulate health programs and policies. The problem is the overlapping and fragmented data sources in several agencies that record data on deaths and causes of death. The Indonesia’s One Data policy was created to organize the data generated by each agency that performs public data collection, recording and reporting. The purpose of this study is to examine the challenges of implementing the Indonesia’s One Data policy in the registration system of deaths and causes of death in DKI Jakarta Province. Data analysis uses the World Wide Web Foundation's framework of data openness, including legal frameworks, political barriers, coordination, and data quality. This study found that there are many regulations regarding data integration, but there are still overlaps in the recording and reporting systems. Coordination between agencies and political egos of each agency affect the quality of the data produced. In conclusion, weak coordination and sectoral political egos are still obstacles to implementing the One Data Indonesia policy. This study suggests eliminating data fragmentation and conducting data interoperability so that it is more accurate to use as a basis for policymaking. \u0000Abstrak \u0000Statistik hayati kematian dan penyebab kematian yang akurat dapat dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan program dan kebijakan kesehatan berbasis bukti. Permasalahan yang ada adalah sumber data yang tumpang tindih dan terfragmentasi di beberapa instansi yang melakukan fungsi pencatatan data kematian dan penyebab kematian. Kebijakan Satu Data Indonesia dibuat untuk mengorganisir data yang dihasilkan oleh setiap instansi yang melakukan pengumpulan, pencatatan dan pelaporan data publik. Tujuan penelitian ini mengkaji gambaran tantangan implementasi kebijakan Satu Data Indonesia pada sistem pencatatan kematian dan penyebab kematian di Provinsi DKI Jakarta. Analisis data menggunakan teori menurut World Wide Web Foundation tentang keterbukaan data yang terdiri dari variabel legal framework, political barriers, koordinasi, serta kualitas data. Hasil penelitian ini menemukan dari sisi regulasi telah banyak diatur tentang integrasi data, tetapi masih ada tumpang tindih sistem pencatatan dan pelaporan. Koordinasi antar instansi dan ego politik masing-masing instansi berpengaruh pada kualitas data yang dihasilkan. Kesimpulannya, hambatan koordinasi dan ego politik sektoral masih menjadi kendala dalam pelaksanaan kebijakan Satu Data Indonesia. Penelitian ini menyarankan untuk membuka fragmentasi data dan melakukan koordinasi interoperabilitas data sehingga data yang dihasilkan lebih akurat untuk digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43584099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Faktor-faktor Determinan Perilaku Mencuci Tangan Setelah Masa ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’ 在“适应新习惯”之后,洗手行为决定因素
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.4786
Mutiara Widawati, Firda Yanuar Pradani, M. Fuadiyah, Hubullah Fuadzy, Rohmansyah Wahyu Nurindra
Changes in policies implemented in Indonesia before and after the New Normal policy affect the prevention habits that have been implemented by the community. Therefore, a study to determine factors affecting washing hands behavior after the implementation of the new normal policy during the COVID-19 period has been conducted in order to address this issue. This study uses two analyzes, the paired T-test which aims to determine whether there are differences in handwashing behavior among respondents before and after the new normal period, and a multivariate test using logistic regression analysis which aims to determine the factors that influence the lack of hand washing behavior. The results of this study's data analysis showed that there was a decrease in the number of respondents who had washed their hands well before and after new normal policy (73.75% to 67.75%). The results of the analysis also show that the lack of hand washing habits is related to factors such as education, intensity of seeking information related to COVID-19, have had positive for COVID-19, and anxiety due to information received. Meanwhile, age, gender, and income have no effect on this behavior. Hopefully, these results can be used as a foundation for the making of policies to improve health promotion and education on proper handwashing to targeted communities, such as people with low education level, rarely seek information, or are not anxious about COVID-19 disease. Image media can also be used to increase the interest of these targeted people towards information related to COVID-19. Abstrak Perubahan kebijakan yang diterapkan di Indonesia sebelum dan setelah kebijakan “New normal”/Adaptasi kebiasaan baru (AKB) dapat mempengaruhi upaya pencegahan penyakit di masyarakat. Informasi terkait perubahan perilaku masyarakat setelah diberlakukannya suatu kebijakan pemerintah sangat penting diketahui. Oleh karena itu, studi tentang faktor-faktor penentu kebiasaan mencuci tangan setelah diterapkannya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (“New normal”) AKB pada masa COVID-19 telah dilakukan untuk menjawab persoalan tersebut. Studi ini melakukan dua analisis yaitu uji beda dengan menggunakan uji T berpasangan yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan perilaku mencuci tangan pada responden sebelum dan setelah masa adaptasi kebiasaan baru dan uji multivariat menggunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada kurangnya perilaku mencuci tangan pada responden. Hasil analisis data studi ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah responden yang tadinya mencuci tangan dengan baik pada masa sebelum adaptasi kebiasaan baru (73,75%) menjadi kurang baik di masa setelah adaptasi kebiasaan baru (67,75%). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kurangnya kebiasaan mencuci tangan berhubungan dengan faktor-faktor seperti pendidikan, intensitas pencarian informasi terkait COVID-19, pernah positif COVID-19, dan kecemasan akibat informa
印尼在新常态政策前后实施的政策变化影响了社区实施的预防习惯。因此,为了解决这一问题,对新冠肺炎期间实施新常态政策后影响洗手行为的因素进行了研究。本研究使用了两种分析,一种是配对T检验,旨在确定新常态前后受访者的洗手行为是否存在差异,另一种是使用逻辑回归分析的多元检验,旨在决定影响缺乏洗手行为的因素。该研究的数据分析结果显示,在新常态政策前后洗手良好的受访者数量有所减少(73.75%至67.75%)。分析结果还表明,洗手习惯的缺乏与教育、寻求新冠肺炎相关信息的强度、新冠肺炎阳性、,-以及由于收到信息而产生的焦虑。同时,年龄、性别和收入对这种行为没有影响。希望这些结果可以作为制定政策的基础,以改善对目标社区的健康促进和正确洗手教育,例如教育水平低、很少寻求信息或对新冠肺炎疾病不焦虑的人。图像媒体也可用于提高这些目标人群对新冠肺炎相关信息的兴趣。摘要印尼在“新常态”政策/新习惯适应(ACB)前后实施的政策变化会影响社会的疾病预防工作。在获得一项非常重要的政府政策后,有关公众行为变化的信息是已知的。因此,在新冠肺炎应用新常态调整(新常态)AKB政策后,对决定洗手习惯的因素进行了研究,以回答这个问题。这项研究进行了两项分析:使用配对T检验的不同测试旨在确定在适应新习惯前后,应答者的洗手行为是否存在差异;使用逻辑回归分析的多变量测试旨在确定影响应答者缺乏洗手行为的因素回应该研究的数据分析显示,在新的习惯适应之前及时洗手的应答者数量有所下降(73.75%),在新习惯适应之后及时洗手的反应者数量下降(67.75%)。分析还表明,缺乏人工清洗与教育、新冠肺炎信息搜索强度、新冠肺炎阳性以及所收到信息的担忧等因素有关。年龄、性别和收入不会影响这种行为。希望这项研究的结果可以作为制定促进和健康教育政策的基础,这些政策与针对目标人群正确洗手的做法有关,例如教育水平低、很少寻求信息或不关心新冠肺炎疾病的人。图像媒体也可用于增加公众对新冠肺炎相关信息的兴趣。
{"title":"Faktor-faktor Determinan Perilaku Mencuci Tangan Setelah Masa ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’","authors":"Mutiara Widawati, Firda Yanuar Pradani, M. Fuadiyah, Hubullah Fuadzy, Rohmansyah Wahyu Nurindra","doi":"10.22435/hsr.v25i1.4786","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.4786","url":null,"abstract":"Changes in policies implemented in Indonesia before and after the New Normal policy affect the prevention habits that have been implemented by the community. Therefore, a study to determine factors affecting washing hands behavior after the implementation of the new normal policy during the COVID-19 period has been conducted in order to address this issue. This study uses two analyzes, the paired T-test which aims to determine whether there are differences in handwashing behavior among respondents before and after the new normal period, and a multivariate test using logistic regression analysis which aims to determine the factors that influence the lack of hand washing behavior. The results of this study's data analysis showed that there was a decrease in the number of respondents who had washed their hands well before and after new normal policy (73.75% to 67.75%). The results of the analysis also show that the lack of hand washing habits is related to factors such as education, intensity of seeking information related to COVID-19, have had positive for COVID-19, and anxiety due to information received. Meanwhile, age, gender, and income have no effect on this behavior. Hopefully, these results can be used as a foundation for the making of policies to improve health promotion and education on proper handwashing to targeted communities, such as people with low education level, rarely seek information, or are not anxious about COVID-19 disease. Image media can also be used to increase the interest of these targeted people towards information related to COVID-19. \u0000Abstrak \u0000Perubahan kebijakan yang diterapkan di Indonesia sebelum dan setelah kebijakan “New normal”/Adaptasi kebiasaan baru (AKB) dapat mempengaruhi upaya pencegahan penyakit di masyarakat. Informasi terkait perubahan perilaku masyarakat setelah diberlakukannya suatu kebijakan pemerintah sangat penting diketahui. Oleh karena itu, studi tentang faktor-faktor penentu kebiasaan mencuci tangan setelah diterapkannya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (“New normal”) AKB pada masa COVID-19 telah dilakukan untuk menjawab persoalan tersebut. Studi ini melakukan dua analisis yaitu uji beda dengan menggunakan uji T berpasangan yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan perilaku mencuci tangan pada responden sebelum dan setelah masa adaptasi kebiasaan baru dan uji multivariat menggunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada kurangnya perilaku mencuci tangan pada responden. Hasil analisis data studi ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah responden yang tadinya mencuci tangan dengan baik pada masa sebelum adaptasi kebiasaan baru (73,75%) menjadi kurang baik di masa setelah adaptasi kebiasaan baru (67,75%). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kurangnya kebiasaan mencuci tangan berhubungan dengan faktor-faktor seperti pendidikan, intensitas pencarian informasi terkait COVID-19, pernah positif COVID-19, dan kecemasan akibat informa","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41746406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Peran Rumah Tangga Dan Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Kondisi Air Minum Sumur Gali Di Indonesia 家庭和社区对挖井条件的作用
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.4939
I. Dharmayanti, Dwi Hapsari Tjandrarini, Zahra Zahra
Water is essential for human life. The availability of decent dan safe water for drinking, food processing, and day to day necessity is required to prevent water-borne diseases. This study analyzes the role of household factors (compositional) and rural/urban village factors (contextual) on the condition of dug-wells water in Indonesia. The analysis used data integration of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) – the National Socioeconomic Survey (Susenas)in March 2018 and the 2018 Village Potential (Podes) data. These three surveys employed a cross-sectional design. We applied multilevel logistic regression modeling using STATA in the analysis. Samples were households that used dug wells in 12,259 rural/urban villages in Indonesia. The result found that 76,5% of households use basic drinking water facilities, in which 54% were in poor condition. The role of household-level (level 1) and rural/urban village-level (level 2) were almost the same, which were 50.13% and 49.87% respectively. In conclusion, there were no differences between household factors and rural/urban village factors in explaining the condition of drinking water from dug wells in Indonesia. To maintain proper and safe dug-wells-drinking-water facilities for all family members, it is necessary to provide environmental education to the community, to encourage community service and to reforest the living environment. Abstrak Air sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Ketersediaan air yang layak dan aman sangat diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan minum, pengolahan makanan dan kebutuhan sehari-hari agar dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui air. Penelitian ini menganalisis peranan faktor rumah tangga (komposisional) dan faktor desa/kelurahan (kontekstual) terhadap kondisi air minum sumur gali di Indonesia. Analisis menggunakan data integrasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 - Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018 dan Potensi Desa (Podes) 2018. Ketiga survei tersebut menggunakan rancangan potong lintang. Analisis menggunakan pemodelan multilevel logistic regression dengan program STATA. Sampel diambil dari rumah tangga yang menggunakan sumur gali pada 12.259 desa/kelurahan di Indonesia. Dari hasil diketahui bahwa 76,5% rumah tangga menggunakan sarana air minum dasar, dengan 54% kondisinya tidak baik. Besar peran tingkat rumah tangga (level 1) dan desa/kelurahan (level 2) hampir sama besar yaitu 50,13% dan 49,87%. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan faktor rumah tangga dan desa dalam menjelaskan kondisi air minum dari sumur gali di Indonesia. Untuk menjaga keberlangsungan sarana air minum sumur gali yang layak dan aman bagi seluruh anggota keluarga, diperlukan penyuluhan lingkungan bagi masyarakat, menggiatkan kerja bakti dan melakukan penghijauan lingkungan tempat tinggal.
水是人类生存所必需的。为预防水传播疾病,需要提供体面而安全的饮用水、食品加工用水和日常必需品。本研究分析了印度尼西亚家庭因素(构成因素)和农村/城中村因素(背景因素)在挖井用水条件中的作用。该分析使用了2018年3月的2018年基本卫生研究(Riskesdas) -国家社会经济调查(Susenas)和2018年村庄潜力(Podes)数据的数据整合。这三项调查采用了横断面设计。我们在分析中使用了STATA的多水平逻辑回归模型。样本是印度尼西亚12259个农村/城市村庄中使用挖井的家庭。结果发现,76.5%的家庭使用基本饮用水设施,其中54%的家庭条件较差。家庭层面(第一级)和城乡村级(第二级)的作用基本相同,分别为50.13%和49.87%。综上所述,在印度尼西亚,家庭因素与农村/城中村因素在解释挖井饮用水状况方面没有差异。为了为所有家庭成员维持适当和安全的挖井饮水设施,必须向社区提供环境教育,鼓励社区服务和重新造林生活环境。摘要:空气质量、空气质量、空气质量、空气质量。Ketersediaan air yang layak danaman sangat diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan minum, pengolahan makanan dankebutuhan sehari-hari agar dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui air。Penelitian ini menganalis peranan faktor rumah tangga (komposisional) dan faktor desa/kelurahan (kontekstual) terhadap kondisi air minum sumur gali di Indonesia。分析孟古纳坎数据集成Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 - 2018年全国社会经济调查(Susenas)市场和Potensi Desa (Podes) 2018。Ketiga survei teri, mongunakan, rancancan, poong, lintang。孟古那坎pemodelan多水平logistic回归分析。Sampel diambil dari rumah tangga yang menggunakan sumur gali pad12.259 desa/kelurahan di Indonesia。达里哈希尔·迪克塔赫·巴瓦76,5%鲁玛·唐迦·孟古纳坎·萨拉纳空气最小的达萨尔,登干54%康迪辛亚·迪达克巴克。Besar peran tingkat rumah tangga(等级1)dan desa/kelurahan(等级2)hampir sama Besar yitu 50,13% dan 49,87%。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚。Untuk menjaga keberlangsungan sarana air minum sumur gali yang layak danaman bagi seluruh anggota keluga, diperlukan penyuluhan lingkungan bagi masyarakat, menggiatkan kerja bakti dan melakukan penghijawan lingkungan tempat tinggal。
{"title":"Peran Rumah Tangga Dan Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Kondisi Air Minum Sumur Gali Di Indonesia","authors":"I. Dharmayanti, Dwi Hapsari Tjandrarini, Zahra Zahra","doi":"10.22435/hsr.v25i1.4939","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.4939","url":null,"abstract":"Water is essential for human life. The availability of decent dan safe water for drinking, food processing, and day to day necessity is required to prevent water-borne diseases. This study analyzes the role of household factors (compositional) and rural/urban village factors (contextual) on the condition of dug-wells water in Indonesia. The analysis used data integration of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) – the National Socioeconomic Survey (Susenas)in March 2018 and the 2018 Village Potential (Podes) data. These three surveys employed a cross-sectional design. We applied multilevel logistic regression modeling using STATA in the analysis. Samples were households that used dug wells in 12,259 rural/urban villages in Indonesia. The result found that 76,5% of households use basic drinking water facilities, in which 54% were in poor condition. The role of household-level (level 1) and rural/urban village-level (level 2) were almost the same, which were 50.13% and 49.87% respectively. In conclusion, there were no differences between household factors and rural/urban village factors in explaining the condition of drinking water from dug wells in Indonesia. To maintain proper and safe dug-wells-drinking-water facilities for all family members, it is necessary to provide environmental education to the community, to encourage community service and to reforest the living environment. \u0000Abstrak \u0000Air sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Ketersediaan air yang layak dan aman sangat diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan minum, pengolahan makanan dan kebutuhan sehari-hari agar dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui air. Penelitian ini menganalisis peranan faktor rumah tangga (komposisional) dan faktor desa/kelurahan (kontekstual) terhadap kondisi air minum sumur gali di Indonesia. Analisis menggunakan data integrasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 - Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018 dan Potensi Desa (Podes) 2018. Ketiga survei tersebut menggunakan rancangan potong lintang. Analisis menggunakan pemodelan multilevel logistic regression dengan program STATA. Sampel diambil dari rumah tangga yang menggunakan sumur gali pada 12.259 desa/kelurahan di Indonesia. Dari hasil diketahui bahwa 76,5% rumah tangga menggunakan sarana air minum dasar, dengan 54% kondisinya tidak baik. Besar peran tingkat rumah tangga (level 1) dan desa/kelurahan (level 2) hampir sama besar yaitu 50,13% dan 49,87%. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan faktor rumah tangga dan desa dalam menjelaskan kondisi air minum dari sumur gali di Indonesia. Untuk menjaga keberlangsungan sarana air minum sumur gali yang layak dan aman bagi seluruh anggota keluarga, diperlukan penyuluhan lingkungan bagi masyarakat, menggiatkan kerja bakti dan melakukan penghijauan lingkungan tempat tinggal.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41483440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Cedera pada Pengendara Sepeda Motor Siswa SMK Negeri 1 Puring Kabupaten Kebumen 摩托车驾驶员自杀事件的相关因素SMK学生状态1清除树容量
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.4085
Kurniasih Kurniasih, Eka Denis Machfutra, Zainul Khaqiqi Nantabah
Traffic accidents are the biggest cause of injury. Two of the three main causes of death are injuries from traffic accidents, which are expected to increase further than other causes of death. The number of injuries caused by riding in Kebumen District from 2014 to 2016 involves mainly motorcycles, occurring in the 15-30 year age group, with private and student status that did not possess any driving license. This study determines factors related to the incidence of injury on motorcyclist students of 1 State Vocational High School Puring, Kebumen District academic year 2016/2017 based on host factors, agent factors, and environmental factors. This study was a cross-sectional design with a random sampling technique on 313 motorcyclists. Questionnaires disseminated as the data collection. The analysis was either univariate or bivariate with a significance level p-value<0.05. Drivers were dominantly male. Most occupation of the parents was farmers. The majority of motorists never participate in any safe driving socialization, and the average age was 11 years old when they started to ride a motorcycle. The average mileage per day was 11 km. Bivariate analysis results no correlation among sex, parental occupation, age of first started to ride a motorcycle, use of personal protective equipment, the safe driving socialization, the vehicle feasibility, the driving license ownership, and parental support for safe driving with the incidence of injury. There was a relationship between distance to school, knowledge of safe driving, and friend's motivation to safe driving with injuries. Abstrak Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab cedera terbesar. Salah satu penyebab utama kematian adalah cedera akibat kecelakaan lalu lintas, yang diperkirakan terus meningkat dibandingkan dengan penyebab kematian lain. Jumlah kejadian cedera akibat berkendara di Kabupaten Kebumen tahun 2014−2016, banyak melibatkan kendaraan sepeda motor dengan pengendara usia 15−30 tahun, berstatus swasta, pelajar serta tidak memiliki SIM. Studi ini mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian cedera pada pengendara sepeda motor siswa SMK Negeri 1 Puring Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2016/2017 berdasarkan host, agent dan environment factors. Penelitian menggunakan desain potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sample pada 313 pengendara sepeda motor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariatengan tingkat signifikansi p-value < 0.05. Terdapat pengendara terbanyak usia 16 tahun sejumlah 145 pengendara, pengendara yang berusia 17˗21 tahun sejumlah 129 pengendara, didominasi laki-laki dan pekerjaan orangtua petani. Mayoritas pengendara tidak mengikuti sosialisasi berkendara yang aman. Sejak usia 11 tahun mereka mulai aktif mengemudikan sepeda motor dengan Jarak tempuh 11 km perhari. Hasil analisis bivariabel menunjukkan tidak ada keterkaitan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan orangtua, usia awal pengen
交通事故是造成伤害的最大原因。三种主要死亡原因中有两种是交通事故造成的伤害,预计这一死亡原因将比其他死亡原因进一步增加。2014年至2016年,科布门地区因骑摩托车而受伤的人数主要涉及摩托车,发生在15-30岁年龄组,拥有私人和学生身份,没有任何驾驶执照。本研究基于宿主因素、代理因素和环境因素,确定了2016/2017学年克步门区1国职高中骑摩托车学生受伤发生率的相关因素。本研究采用横断面设计,随机抽样313名摩托车手。问卷作为数据收集分发。分析为单因素或双因素,显著性水平p值<0.05。司机主要是男性。父母的大部分职业是农民。大多数驾车者从未参加过任何安全驾驶社会化,他们开始骑摩托车的平均年龄是11岁。平均每天行驶11公里。双变量分析结果显示,性别、父母职业、首次骑摩托车年龄、个人防护装备使用情况、安全驾驶社会化程度、车辆可行性、驾驶执照持有情况、父母安全驾驶支持与伤害发生率无相关性。学校距离、安全驾驶知识和朋友的安全驾驶动机与受伤之间存在关系。【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】Salah satu penyebab utama kematian adalah cedera akibat kecelakaan lalu lintas, yang diperkirakan terus meningkat dibandingkan dengan penyebab kematian lain。Jumlah kejadian cedera akibat berkendara di Kabupaten Kebumen tahun 2014 - 2016, banyak melibatkan kendaran sepeda motor dengan pengendara usia 15 - 30 tahun, berstatus swasta, pelajar serta tidak memoriliki SIM。本文研究了四川四川大学学报(自然科学版),2016/2017年四川四川大学学报(自然科学版),四川四川大学学报(自然科学版),四川四川大学学报(自然科学版)peneletian menggunakan desain poong lintang。泰克彭甘比兰样本孟古纳坎随机样本帕达313彭甘比兰马达。彭普兰数据,孟古纳坎数据。分析数据双变量、单变量、双变量差异均有显著性(p值< 0.05)。12 .在这里,我们将为您提供更多的信息,让您更加了解我们,更了解我们。Mayoritas pengendara tidak mengikuti social - isasi berkendara yang man。在11公里的时间里,我将会看到一辆摩托车。Hasil分析双变量menunjukkan tidak ada keterkaitan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan orangtua, usia awal pengendara sepeda motor mulai aktif mengemudikan sepeda motor, penggunaan alat pelindung diri, sosialisasi berkendara yang aman, kepemilikan SIM C, factor kelayakan kendaran dan dukungan orangtua dalam berkendara yang aman dengan kejadian cedera。Terdapat hubungan antara jarak tempat tinggal dengan sekolah, pengetahuan tentenang berkendara yang aman dandukungan teman dalam berkendara yang aman dengan kejadian cedera。Dukungan teman sebaya menjadi是一种主要的木门和木门。Siswa yang tanpa dukungan berkendara an memiliki risko cedera。Maka,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家,社会学家
{"title":"Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Cedera pada Pengendara Sepeda Motor Siswa SMK Negeri 1 Puring Kabupaten Kebumen","authors":"Kurniasih Kurniasih, Eka Denis Machfutra, Zainul Khaqiqi Nantabah","doi":"10.22435/hsr.v25i1.4085","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.4085","url":null,"abstract":"Traffic accidents are the biggest cause of injury. Two of the three main causes of death are injuries from traffic accidents, which are expected to increase further than other causes of death. The number of injuries caused by riding in Kebumen District from 2014 to 2016 involves mainly motorcycles, occurring in the 15-30 year age group, with private and student status that did not possess any driving license. This study determines factors related to the incidence of injury on motorcyclist students of 1 State Vocational High School Puring, Kebumen District academic year 2016/2017 based on host factors, agent factors, and environmental factors. This study was a cross-sectional design with a random sampling technique on 313 motorcyclists. Questionnaires disseminated as the data collection. The analysis was either univariate or bivariate with a significance level p-value<0.05. Drivers were dominantly male. Most occupation of the parents was farmers. The majority of motorists never participate in any safe driving socialization, and the average age was 11 years old when they started to ride a motorcycle. The average mileage per day was 11 km. Bivariate analysis results no correlation among sex, parental occupation, age of first started to ride a motorcycle, use of personal protective equipment, the safe driving socialization, the vehicle feasibility, the driving license ownership, and parental support for safe driving with the incidence of injury. There was a relationship between distance to school, knowledge of safe driving, and friend's motivation to safe driving with injuries. \u0000Abstrak \u0000Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab cedera terbesar. Salah satu penyebab utama kematian adalah cedera akibat kecelakaan lalu lintas, yang diperkirakan terus meningkat dibandingkan dengan penyebab kematian lain. Jumlah kejadian cedera akibat berkendara di Kabupaten Kebumen tahun 2014−2016, banyak melibatkan kendaraan sepeda motor dengan pengendara usia 15−30 tahun, berstatus swasta, pelajar serta tidak memiliki SIM. Studi ini mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian cedera pada pengendara sepeda motor siswa SMK Negeri 1 Puring Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2016/2017 berdasarkan host, agent dan environment factors. Penelitian menggunakan desain potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sample pada 313 pengendara sepeda motor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariatengan tingkat signifikansi p-value < 0.05. Terdapat pengendara terbanyak usia 16 tahun sejumlah 145 pengendara, pengendara yang berusia 17˗21 tahun sejumlah 129 pengendara, didominasi laki-laki dan pekerjaan orangtua petani. Mayoritas pengendara tidak mengikuti sosialisasi berkendara yang aman. Sejak usia 11 tahun mereka mulai aktif mengemudikan sepeda motor dengan Jarak tempuh 11 km perhari. Hasil analisis bivariabel menunjukkan tidak ada keterkaitan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan orangtua, usia awal pengen","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45016288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Faktor Risiko Hipertensi Pada Usia Produktif Di Indonesia Dan Upaya Penanggulangannya 印尼生产年龄高血压的危险因素及其抑制措施
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.5124
Debri Rizki Faisal, Tisha Lazuana, Fahmi Ichwansyah, Eka Fitria
The prevalence of hypertension in the world is about 1.13 billion. Most people with hypertension are undiagnosed and unaware that they have it. The low level of medication in patients with hypertension affects uncontrolled blood pressure. The long-term effect may risk cardiovascular disease, kidney failure, stroke and even death. The study aims to determine the prevalence, awareness, treatment, control, and risk factors of hypertension toward productive age in Indonesia. The study design was cross-sectional with secondary data analysis from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 with the sample aged 15-64 years. The Chi-square test is applied to see the correlation between variables with p-values of 0.05 and 95%CI. The findings indicated hypertension prevalence (22.49%), awareness (10.60%), treatment (23.73%) and control (27.97%). Significant factors risk hypertension were obesity (PR 2.75; 95% CI 2.59-2.93), aged groups; 25-34 years (PR 1.51; 95% CI 1.35-1.68), 35-44 years (PR 3.52; 95%CI 3.17-3.90), 45-54 years (PR 7.89; 95% CI 7.11-8.77), 55-64 years (PR 13.36; 95% CI 11.92-14.97). Other variables showed no significant relationships. The variables such as low awareness, treatment, and control of hypertension for productive age increase the morbidity and mortality of non-communicable diseases in the future. Health screening efforts must be carried out by a routine blood pressure check for productive ages and optimizing the role of Integrated Non-Communicable Diseases Post (Posbindu PTM).   Abstrak Prevalensi hipertensi di dunia sekitar 1,13 miliar. Kebanyakan penderita hipertensi tidak terdiagnosis dan tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi. Rendahnya konsumsi obat pada penderita hipertensi membuat tekanan darah tidak terkontrol. Efek jangka panjangnya bisa berisiko penyakit kardiovaskular, gagal ginjal, stroke, bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi yang diaganosis, pengobatan, terkontrol dan faktor risiko hipertensi pada usia produktif di Indonesia. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan analisis lebih lanjut dari data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 dengan sampel 15-64 tahun. Data dianalisis dengan uji chi-square untuk melihat hubungan variabel dengan p-value 0,05 dan 95% CI. Hasil studi menunjukkan prevalensi hipertensi (22,49%), awareness (10,60%), treatment (23,73%) dan control (27,97%). Faktor signifikan risiko hipertensi adalah obesitas (PR 2,75; IK 95%  2,59-2,93), kelompok umur; 25-34 tahun (PR 1,51; IK 95% 1,35-1,68), 35-44 tahun (PR 3,52; IK 95% 3,17-3,90), 45-54 tahun (PR 7,89; IK 95% 7,11-8,77) , 55-64 tahun (PR 13.36; IK 95%11.92-14.97). Variabel lain tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Rendahnya awareness, treatment, dan control hipertensi pada usia produktif akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular di masa yang akan datang. Upaya skrining kesehatan harus dilakukan dengan rutin memeriksakan tekanan darah bagi usia produk
全世界高血压的患病率约为11.3亿。大多数高血压患者都没有被诊断出来,也没有意识到自己患有高血压。高血压患者药物水平低会影响血压的控制。长期影响可能导致心血管疾病、肾衰竭、中风甚至死亡。该研究旨在确定印度尼西亚育龄期高血压的患病率、意识、治疗、控制和危险因素。该研究设计采用了印度尼西亚家庭生活调查(IFLS)5的二次数据分析,样本年龄为15-64岁。应用卡方检验来观察p值为0.05和95%CI的变量之间的相关性。结果显示高血压患病率(22.49%)、知晓率(10.60%)、治疗率(23.73%)和控制率(27.97%)。25-34岁(PR 1.51;95%CI 1.35-1.68),35-44岁(PR 3.52;95%CI 3.17-3.90),45-54岁(PR 7.89;95%CI 7.11-8.77),55-64岁(PR 13.36;95%CI 11.92-14.97)。生产年龄高血压的认识、治疗和控制水平低等变量会增加未来非传染性疾病的发病率和死亡率。健康筛查工作必须通过对生产年龄进行常规血压检查来进行,并优化综合非传染性疾病岗位(Posbindu PTM)的作用。[UNK]摘要世界高血压患病率约11.3亿。大多数高血压患者没有被诊断出来,也没有意识到自己患有高血压。高血压患者的低药物消耗使血压无法控制。长期影响可能是心血管、肾衰竭、中风,甚至死亡。本研究旨在确定印度尼西亚生产年龄高血压的诊断、治疗、控制和危险因素的高血压患病率。研究设计是横断面的,比印尼家庭生活调查(IFLS)5的15-64年样本数据进行了进一步的分析。采用卡方检验对数据进行分析,发现p值0.05和95%CI之间存在变量关系。研究结果显示高血压患病率(22.49%)、意识(10.60%)、治疗(23.73%)和对照(27.97%)。高血压的一个重要危险因素是年龄组的肥胖(PR 2.75;95%CI 2.59-2.93);以及25-34岁(PR 1.51;95%CI 1.35-1.68),35-44岁(PR 3.52;95%CI 3.17-3.90),45-54岁(PR 7.89;95%CI 7.11-8.77),55-64岁(PR 13.36;95%CI 11.92-14.97)。在生产年龄对高血压的认识、治疗和控制不足将增加未来非传染性疾病的发病率和死亡率。应定期进行健康筛查,通过优化非精神疾病构建岗(PTM Posbindu)的作用,检查血压是否符合生产年龄。
{"title":"Faktor Risiko Hipertensi Pada Usia Produktif Di Indonesia Dan Upaya Penanggulangannya","authors":"Debri Rizki Faisal, Tisha Lazuana, Fahmi Ichwansyah, Eka Fitria","doi":"10.22435/hsr.v25i1.5124","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.5124","url":null,"abstract":"The prevalence of hypertension in the world is about 1.13 billion. Most people with hypertension are undiagnosed and unaware that they have it. The low level of medication in patients with hypertension affects uncontrolled blood pressure. The long-term effect may risk cardiovascular disease, kidney failure, stroke and even death. The study aims to determine the prevalence, awareness, treatment, control, and risk factors of hypertension toward productive age in Indonesia. The study design was cross-sectional with secondary data analysis from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 with the sample aged 15-64 years. The Chi-square test is applied to see the correlation between variables with p-values of 0.05 and 95%CI. The findings indicated hypertension prevalence (22.49%), awareness (10.60%), treatment (23.73%) and control (27.97%). Significant factors risk hypertension were obesity (PR 2.75; 95% CI 2.59-2.93), aged groups; 25-34 years (PR 1.51; 95% CI 1.35-1.68), 35-44 years (PR 3.52; 95%CI 3.17-3.90), 45-54 years (PR 7.89; 95% CI 7.11-8.77), 55-64 years (PR 13.36; 95% CI 11.92-14.97). Other variables showed no significant relationships. The variables such as low awareness, treatment, and control of hypertension for productive age increase the morbidity and mortality of non-communicable diseases in the future. Health screening efforts must be carried out by a routine blood pressure check for productive ages and optimizing the role of Integrated Non-Communicable Diseases Post (Posbindu PTM). \u0000  \u0000Abstrak \u0000Prevalensi hipertensi di dunia sekitar 1,13 miliar. Kebanyakan penderita hipertensi tidak terdiagnosis dan tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi. Rendahnya konsumsi obat pada penderita hipertensi membuat tekanan darah tidak terkontrol. Efek jangka panjangnya bisa berisiko penyakit kardiovaskular, gagal ginjal, stroke, bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi yang diaganosis, pengobatan, terkontrol dan faktor risiko hipertensi pada usia produktif di Indonesia. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan analisis lebih lanjut dari data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 dengan sampel 15-64 tahun. Data dianalisis dengan uji chi-square untuk melihat hubungan variabel dengan p-value 0,05 dan 95% CI. Hasil studi menunjukkan prevalensi hipertensi (22,49%), awareness (10,60%), treatment (23,73%) dan control (27,97%). Faktor signifikan risiko hipertensi adalah obesitas (PR 2,75; IK 95%  2,59-2,93), kelompok umur; 25-34 tahun (PR 1,51; IK 95% 1,35-1,68), 35-44 tahun (PR 3,52; IK 95% 3,17-3,90), 45-54 tahun (PR 7,89; IK 95% 7,11-8,77) , 55-64 tahun (PR 13.36; IK 95%11.92-14.97). Variabel lain tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Rendahnya awareness, treatment, dan control hipertensi pada usia produktif akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular di masa yang akan datang. Upaya skrining kesehatan harus dilakukan dengan rutin memeriksakan tekanan darah bagi usia produk","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43916705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Fungsi Kognitif Anak Dengan Epilepsi Umum 常见癫痫儿童认知功能
IF 0.1 Pub Date : 2022-05-31 DOI: 10.22435/hsr.v25i1.4491
I. Suwarba, N. Wati
Children with epilepsy may experience cognitive impairment due to the effects of structural lesions or seizure activity. This study aims to determine the cognitive function of children with general epilepsy. This study was a cross-sectional design that included children aged 6 to 68 months with general epilepsy in the polyclinic and pediatric ward of Sanglah Hospital Denpasar from September 2013 to January 2015. All children who participated in this study were subjected to a Mullen scale examination. Statistical analysis was performed using Chi-square test and multivariate analysis with logistic regression. In 93 children with general epilepsy, there was a significant correlation between the level of cognitive function and seizure frequency >10 times with an odds ratio 6.067 (95% CI 2.002-18.388, p value 0.001) and seizure duration ≥15 minutes with an odds ratio 6.006 (95% CI 1,817-20,246, p value 0.003). In this study, it can be concluded that seizure frequency >10 times and seizure duration ≥15 minutes in children with general epilepsy have a positive relationship of 6 times with the abnormal cognitive function. Further studies are needed to determine cognitive development of children with general epilepsy. Abstrak Anak dengan epilepsi dapat mengalami gangguan kognitif berkaitan dengan efek dari lesi struktural maupun aktivitas kejang. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui fungsi kognitif anak dengan epilepsi umum. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan anak usia 6 sampai 68 bulan dengan epilepsi umum di poliklinik dan ruang perawatan anak RSUP Sanglah Denpasar pada bulan September 2013 hingga Januari 2015. Semua anak yang ikut serta dalam penelitian dilakukan pemeriksaan skala Mullen. Analisis statistik dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Pada 93 anak dengan epilepsi umum, didapatkan hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan frekuensi kejang >10 kali dengan rasio odds 6,067 (nilai p=0,001, 95% CI 2,002-18,388) dan lama kejang ≥15 menit dengan rasio odds 6,006 (nilai p=0,003, 95% CI 1,817-20,246). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa frekuensi kejang >10 kali dan lama kejang ≥15 menit pada anak dengan epilepsi umum memiliki hubungan yang positif sebesar 6 kali terhadap fungsi kognitif abnormal. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan fungsi kognitif anak dengan epilepsi umum.
患有癫痫的儿童可能会由于结构损伤或癫痫发作活动的影响而出现认知障碍。本研究旨在确定患有一般性癫痫的儿童的认知功能。这项研究是一项横断面设计,包括2013年9月至2015年1月在登巴萨桑拉医院综合诊所和儿科病房中患有一般性癫痫的6至68个月的儿童。所有参与这项研究的儿童都接受了马伦量表检查。统计分析采用卡方检验和多变量分析,采用逻辑回归。在93名患有一般性癫痫的儿童中,认知功能水平与发作频率>10次之间存在显著相关性,比值比为6.067(95%CI 2.002-18.388,p值0.001),发作持续时间≥15分钟,比值比6.006(95%CI 1.817-20.246,p值0.003)。结论:癫痫患儿癫痫发作次数>10次,发作时间≥15分钟,6次与认知功能异常呈正相关。需要进一步的研究来确定患有一般性癫痫的儿童的认知发展。摘要癫痫儿童可能会经历与结构损伤或癫痫发作活动有关的认知障碍。本研究旨在确定普通癫痫儿童的认知功能。本研究采用横断面设计,涉及综合诊所中患有常见癫痫的6至68个月儿童,RSUP儿童护理室于2013年9月至2015年1月上市。所有参与研究的儿童都进行了马伦量表检查。统计分析采用平方Kai检验,多元分析采用逻辑回归。在93名普通癫痫患儿中,认知功能与发作次数>10次之间存在显著关系,比值比为6.067(p=0.001,95%CI 2.002-18.388),与长时间发作≥15分钟之间存在显著相关性,比值比6.006(p=0.003,95%CI 1.817-20.246)。在本研究中,可以得出结论,普通癫痫儿童的发作频率>10和长时间发作≥15分钟与认知功能异常有高达6倍的正相关关系。需要做进一步的研究来确定普通癫痫儿童认知功能的发展。
{"title":"Fungsi Kognitif Anak Dengan Epilepsi Umum","authors":"I. Suwarba, N. Wati","doi":"10.22435/hsr.v25i1.4491","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.4491","url":null,"abstract":"Children with epilepsy may experience cognitive impairment due to the effects of structural lesions or seizure activity. This study aims to determine the cognitive function of children with general epilepsy. This study was a cross-sectional design that included children aged 6 to 68 months with general epilepsy in the polyclinic and pediatric ward of Sanglah Hospital Denpasar from September 2013 to January 2015. All children who participated in this study were subjected to a Mullen scale examination. Statistical analysis was performed using Chi-square test and multivariate analysis with logistic regression. In 93 children with general epilepsy, there was a significant correlation between the level of cognitive function and seizure frequency >10 times with an odds ratio 6.067 (95% CI 2.002-18.388, p value 0.001) and seizure duration ≥15 minutes with an odds ratio 6.006 (95% CI 1,817-20,246, p value 0.003). In this study, it can be concluded that seizure frequency >10 times and seizure duration ≥15 minutes in children with general epilepsy have a positive relationship of 6 times with the abnormal cognitive function. Further studies are needed to determine cognitive development of children with general epilepsy. \u0000Abstrak \u0000Anak dengan epilepsi dapat mengalami gangguan kognitif berkaitan dengan efek dari lesi struktural maupun aktivitas kejang. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui fungsi kognitif anak dengan epilepsi umum. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan anak usia 6 sampai 68 bulan dengan epilepsi umum di poliklinik dan ruang perawatan anak RSUP Sanglah Denpasar pada bulan September 2013 hingga Januari 2015. Semua anak yang ikut serta dalam penelitian dilakukan pemeriksaan skala Mullen. Analisis statistik dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Pada 93 anak dengan epilepsi umum, didapatkan hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan frekuensi kejang >10 kali dengan rasio odds 6,067 (nilai p=0,001, 95% CI 2,002-18,388) dan lama kejang ≥15 menit dengan rasio odds 6,006 (nilai p=0,003, 95% CI 1,817-20,246). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa frekuensi kejang >10 kali dan lama kejang ≥15 menit pada anak dengan epilepsi umum memiliki hubungan yang positif sebesar 6 kali terhadap fungsi kognitif abnormal. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan fungsi kognitif anak dengan epilepsi umum.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49539245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analisis Kualitatif Peran Ibu Terhadap Pencegahan COVID-19 Dan Pemberian Gizi Pada Masa Pandemi 母亲在预防COVID-19和大流行营养方面的作用定性分析
IF 0.1 Pub Date : 2022-02-09 DOI: 10.22435/hsr.v24i4.4553
T. B. Purnama, Rahayu Sakinah Pasaribu, Kaaf Wajiah Siregar, Eka Githa Roszaliya
More than two million children suffer from malnutrition and more than 7 million children under the age of 5 suffer from stunted growth. Nutritional status is important as it is a risk factor for morbidity and mortality. The role of mothers is required to monitor the nutritional status of young children during the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the role of mothers in monitoring the nutritional status of young children during the COVID-19 pandemic. In this study, a qualitative approach was used to describe maternal activities in monitoring infant nutritional status during the pandemic. Data collection was carried out through in-depth interviews using a questionnaire as an interview guide. The whistleblower research was conducted in Medan City with up to 4 people as an area with a high COVID-19 prevalence rate and with Sibolga City with up to 6 whistleblowers as a comparison city with a low COVID-19 prevalence in North Sumatra province. This study found that the whistleblowers still had not implemented the COVID-19 prevention protocol, e.g. B. by not cleaning items frequently touched with disinfectants because they did not have disinfectant, did not feel the need to be cleaned regularly and lacked knowledge. Most of the whistleblowers had given their young children balanced diets during the COVID-19 pandemic, but some of the whistleblowers found restrictions on eating vegetables and fruits. Abstrak Lebih dari dua juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari 7 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Status gizi penting karena merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian. Peran ibu dibutuhkan untuk memantau status gizi pada balita selama pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ibu terhadap pemantauan status gizi balita pada masa pandemi COVID-19. Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini untuk mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan oleh ibu dalam pemantauan status gizi bayi pada masa pandemi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan kuesioner sebagai panduan wawancara. Informan penelitian dilakukan pada Kota Medan sebanyak 4 orang sebagai daerah dengan tingkat penyebaran COVID-19 yang tinggi dan Kota Sibolga sebanyak 6 informan sebagai kota pembanding dengan penyebaran COVID-19 rendah di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menemukan bahwa informan masih belum menerapkan protokol pencegahan COVID-19 seperti tidak membersihkan barang-barang yang sering disentuh dengan disinfektan dikarenakan tidak punya disinfektan, tidak merasa perlu untuk dibersihkan secara berkala, dan kurangnya pengetahuan. Sebagian besar informan sudah memberi balita makanan gizi seimbang di masa pandemi COVID-19 tetapi ditemukan keterbatasan dalam konsumsi sayur dan buah pada beberapa informan.
200多万儿童营养不良,700多万5岁以下儿童发育迟缓。营养状况很重要,因为它是发病率和死亡率的一个危险因素。在COVID-19大流行期间,需要母亲发挥作用来监测幼儿的营养状况。本研究旨在确定母亲在COVID-19大流行期间监测幼儿营养状况方面的作用。在这项研究中,采用定性方法描述了在大流行期间监测婴儿营养状况的产妇活动。数据收集是通过深度访谈进行的,使用问卷作为访谈指南。举报人研究是在棉兰市进行的,棉兰市最多有4人,是一个COVID-19高患病率地区,而西博尔加市最多有6人,是北苏门答腊省一个COVID-19低患病率的比较城市。本研究发现,举报人仍未执行COVID-19预防方案,如B.由于没有消毒剂,不清洁经常接触的物品,不觉得有必要定期清洁,缺乏知识。大多数举报人在2019冠状病毒病大流行期间给他们的孩子提供了均衡的饮食,但一些举报人发现他们吃蔬菜和水果受到限制。[摘要]儿童发育迟缓,儿童发育迟缓,儿童发育迟缓,儿童发育迟缓。状态为:状态为:状态为:状态为:状态为:状态为:状态为:状态为:状态为:状态为:Peran ibu dibutuhkan untuk memantu status gigii paitama COVID-19大流行。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran,但在2019冠状病毒病(COVID-19)大流行期间,可能会出现这种情况。彭德加丹的健康状况,如:彭德加丹的健康状况,如:彭德加丹的健康状况,如:彭德加丹的健康状况,如:彭德加丹的健康状况,如:彭德加丹大流行病。彭普兰的数据是dilakukan dengan wawanara mendalam dengan menggunakan kuesioner sebagai pandan wawanara。在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区,在苏门答腊省北部地区。新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎新冠肺炎疫情新冠肺炎新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情新冠肺炎疫情巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯政府信息部门成员巴巴多斯
{"title":"Analisis Kualitatif Peran Ibu Terhadap Pencegahan COVID-19 Dan Pemberian Gizi Pada Masa Pandemi","authors":"T. B. Purnama, Rahayu Sakinah Pasaribu, Kaaf Wajiah Siregar, Eka Githa Roszaliya","doi":"10.22435/hsr.v24i4.4553","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v24i4.4553","url":null,"abstract":"More than two million children suffer from malnutrition and more than 7 million children under the age of 5 suffer from stunted growth. Nutritional status is important as it is a risk factor for morbidity and mortality. The role of mothers is required to monitor the nutritional status of young children during the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the role of mothers in monitoring the nutritional status of young children during the COVID-19 pandemic. In this study, a qualitative approach was used to describe maternal activities in monitoring infant nutritional status during the pandemic. Data collection was carried out through in-depth interviews using a questionnaire as an interview guide. The whistleblower research was conducted in Medan City with up to 4 people as an area with a high COVID-19 prevalence rate and with Sibolga City with up to 6 whistleblowers as a comparison city with a low COVID-19 prevalence in North Sumatra province. This study found that the whistleblowers still had not implemented the COVID-19 prevention protocol, e.g. B. by not cleaning items frequently touched with disinfectants because they did not have disinfectant, did not feel the need to be cleaned regularly and lacked knowledge. Most of the whistleblowers had given their young children balanced diets during the COVID-19 pandemic, but some of the whistleblowers found restrictions on eating vegetables and fruits. \u0000Abstrak \u0000Lebih dari dua juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari 7 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Status gizi penting karena merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian. Peran ibu dibutuhkan untuk memantau status gizi pada balita selama pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ibu terhadap pemantauan status gizi balita pada masa pandemi COVID-19. Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini untuk mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan oleh ibu dalam pemantauan status gizi bayi pada masa pandemi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan kuesioner sebagai panduan wawancara. Informan penelitian dilakukan pada Kota Medan sebanyak 4 orang sebagai daerah dengan tingkat penyebaran COVID-19 yang tinggi dan Kota Sibolga sebanyak 6 informan sebagai kota pembanding dengan penyebaran COVID-19 rendah di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menemukan bahwa informan masih belum menerapkan protokol pencegahan COVID-19 seperti tidak membersihkan barang-barang yang sering disentuh dengan disinfektan dikarenakan tidak punya disinfektan, tidak merasa perlu untuk dibersihkan secara berkala, dan kurangnya pengetahuan. Sebagian besar informan sudah memberi balita makanan gizi seimbang di masa pandemi COVID-19 tetapi ditemukan keterbatasan dalam konsumsi sayur dan buah pada beberapa informan.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2022-02-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47727264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Pengelompokan Provinsi Di Indonesia Berdasarkan Faktor Penyebab Balita Stunting 印度尼西亚的省份集群是基于导致幼儿发育不良的因素
IF 0.1 Pub Date : 2021-12-29 DOI: 10.22435/hsr.v24i4.4341
Dodi Satriawan
The stunting condition is characterized by the growth of childrens who are slow and fail to reach normal height. Some of the causes of stunting include household access to sanitation and drinking water sources, initiation of early breastfeeding, exclusive breastfeeding, full immunization, household income, and household access to nutritious food. Basically, to make it easier to see the characteristics of the factors that cause stunting under five in Indonesia, it can be done through group formation. The formation of this group is based on the similarity of the characteristics of the factors causing stunting under five in each province in Indonesia. This study aims to classify provinces in Indonesia based on the causes of stunting. The source of the data used is secondary data from the Ministry of Health and BPS in 2017. Clustering was carried out using the ward method cluster analysis. The clustering results are four groups with different characteristics. The 1st group consisting of 4 provinces is a group with a very high stunting factor. The 2nd group of 16 provinces was a group with a high stunting factor. The 3rd group consisting of 8 provinces was a group with a moderate stunting factor. The 4th group consisting of 6 provinces is a group with a low stunting factor. Abstrak Kondisi stunting ditandai dengan pertumbuhan anak-anak yang lambat dan gagal mencapai tinggi badan normal. Beberapa faktor penyebab stunting antara lain akses rumah tangga terhadap sanitasi dan sumber air minum, inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi lengkap, pendapatan rumah tangga, serta akses rumah tangga terhadap makanan bergizi. Pada dasarnya untuk mempermudah melihat karakteristik faktor penyebab balita stunting di Indonesia dapat melalui pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok ini didasarkan pada kesamaan karakteristik faktor penyebab balita stunting pada setiap provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan provinsi di Indonesia berdasarkan faktor penyebab stunting. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Kementerian Kesehatan dan BPS tahun 2017. Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan analisis cluster metode ward. Hasil pengelompokan adalah empat kelompok dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kelompok pertama beranggotakan 4 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting sangat tinggi. Kelompok kedua beranggotakan 16 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting tinggi. Kelompok ketiga beranggotakan 8 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting sedang. Sedangkan kelompok keempat beranggotakan 6 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting rendah.
发育迟缓的特点是儿童生长缓慢,不能达到正常的身高。造成发育迟缓的一些原因包括家庭获得卫生设施和饮用水源、开始早期母乳喂养、纯母乳喂养、全面免疫接种、家庭收入和家庭获得营养食品。基本上,为了更容易地看到导致印度尼西亚五岁以下发育迟缓的因素的特征,可以通过分组来完成。这一组的形成是基于印度尼西亚每个省造成五岁以下发育迟缓的因素特征的相似性。本研究旨在根据发育迟缓的原因对印度尼西亚的省份进行分类。使用的数据来源是2017年卫生部和BPS提供的二手数据。采用ward聚类分析方法进行聚类。聚类结果为四组不同特征的聚类。第一组由4个省组成,是发育因子非常高的一组。第2组16个省为发育因子较高的组。第3组为发育因子中等的组,共8个省。由6个省组成的第4组是发育因子较低的组。【摘要】康迪斯发育迟缓,ditandai dengan pertumbuhan anak-anak yang lambat dangagal menapai tinggi badan正常。Beberapa因子为penyebab发育不良,antara lain as rumah tangga terhadap sanitasi danber air minum, inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi lengkap, pendapatan rumah tangga, serta akses rumah tangga terhadap makanan bergizi。印度尼西亚的一名官员说:“印度尼西亚的一名官员说:“我是一名巴基斯坦人。”Pembentukan kelompok ini didasarkan pada kesamaan karakteristik factor for penyebab balita发育不良的pada seap省印度尼西亚。Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan省是印度尼西亚penyebab发育迟缓的原因。夏季数据yang digunakan adalah数据sekunder dari Kementerian Kesehatan dan BPS tahun 2017。蓬勒伦波坎、迪拉坎、登坎、孟古纳坎分析聚类方法。Hasil pengelompokan adalah empat kelompok dengan karakteristik yang berbeda-beda。克龙波,pertamama beranggotakan, 4省,阳,merupakan,克龙波,登干,发育迟缓,sangat tinggi。克伦巴克16省的杨梅鲁巴克是克伦巴克登甘发育迟缓的原因。吉龙波,吉龙波,吉龙波,吉龙波,吉龙波,吉龙波,吉龙波,吉龙波,吉龙波。西当甘吉龙波保持在beranggotakan 6省,阳梅露巴甘吉龙波登甘因素发育迟缓。
{"title":"Pengelompokan Provinsi Di Indonesia Berdasarkan Faktor Penyebab Balita Stunting","authors":"Dodi Satriawan","doi":"10.22435/hsr.v24i4.4341","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/hsr.v24i4.4341","url":null,"abstract":"The stunting condition is characterized by the growth of childrens who are slow and fail to reach normal height. Some of the causes of stunting include household access to sanitation and drinking water sources, initiation of early breastfeeding, exclusive breastfeeding, full immunization, household income, and household access to nutritious food. Basically, to make it easier to see the characteristics of the factors that cause stunting under five in Indonesia, it can be done through group formation. The formation of this group is based on the similarity of the characteristics of the factors causing stunting under five in each province in Indonesia. This study aims to classify provinces in Indonesia based on the causes of stunting. The source of the data used is secondary data from the Ministry of Health and BPS in 2017. Clustering was carried out using the ward method cluster analysis. The clustering results are four groups with different characteristics. The 1st group consisting of 4 provinces is a group with a very high stunting factor. The 2nd group of 16 provinces was a group with a high stunting factor. The 3rd group consisting of 8 provinces was a group with a moderate stunting factor. The 4th group consisting of 6 provinces is a group with a low stunting factor. \u0000Abstrak \u0000Kondisi stunting ditandai dengan pertumbuhan anak-anak yang lambat dan gagal mencapai tinggi badan normal. Beberapa faktor penyebab stunting antara lain akses rumah tangga terhadap sanitasi dan sumber air minum, inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi lengkap, pendapatan rumah tangga, serta akses rumah tangga terhadap makanan bergizi. Pada dasarnya untuk mempermudah melihat karakteristik faktor penyebab balita stunting di Indonesia dapat melalui pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok ini didasarkan pada kesamaan karakteristik faktor penyebab balita stunting pada setiap provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan provinsi di Indonesia berdasarkan faktor penyebab stunting. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Kementerian Kesehatan dan BPS tahun 2017. Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan analisis cluster metode ward. Hasil pengelompokan adalah empat kelompok dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kelompok pertama beranggotakan 4 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting sangat tinggi. Kelompok kedua beranggotakan 16 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting tinggi. Kelompok ketiga beranggotakan 8 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting sedang. Sedangkan kelompok keempat beranggotakan 6 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting rendah.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2021-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42615051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
期刊
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1