{"title":"在医生数量有限的地区,通过口头解剖确定中风为死亡原因的关税方法和医生的表现:印度尼西亚的病例","authors":"E. Indriasih, M. Budiharsana","doi":"10.22435/hsji.v12i1.4805","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: Physician-certified verbal autopsy (PCVA) is the primary method used to determine the cause of death in Indonesia, although it is very costly and problematic to use in areas where physicians are not widely available with most deaths occur at home. The Tariff method has been piloted to obtain an alternative approach that does not require a physician to determine the cause of death. This validation study presents how the Tariff captures the correctness and distinctiveness of stroke symptoms to the PCVA. \nMethods: Medical records of 298 adult deaths that occured in four teaching hospitals in the Jakarta from January 1, 2015 to March 2017 were collected prospectively. Verbal Autopsy (VA) was applied using the 2014 WHO instrument diagnosed by a trained physician (PCVA) and by Tariff method. The validity of the VA was assessed by comparing the PCVA diagnoses with the Tariff diagnoses, referring to the best standard. \nResults. Sensitivity, specificity and positive predictive value (PPV) of VAs using physician’s diagnosis (PCVA) for stroke were 73.9%, 73.5% and 93.4% respectively. The corresponding sensitivity, specificity and positive predictive value (PPV) of VAs diagnosed by the Tariff method were 75%, 61% and 91%. The negative predictive values (NPV) of both techniques were low, 35.6% and 32.6% respectively. \nConclusion: The performance of the Tariff method for stroke was almost similar with PCVA, and with a narrower variation, or more consistent than PCVA. Therefore, the Tariff method is a potential alternative to be used on a large scale, because the difficult geographical conditions where physician are not widely available for causes of deaths with distinct signs and symptoms. \nKeywords: verbal autopsy, sensitivity, specificity, determining cause of death, physician, tariff method \n \nAbstrak \nLatar Belakang: Autopsi verbal yang disertifikasi oleh dokter (PCVA) merupakan metode utama yang digunakan untuk memastikan penyebab kematian di Indonesia. Meskipun sangat mahal dan bermasalah untuk digunakan di daerah di mana dokter tidak banyak tersedia dan sebagian besar kematian terjadi di rumah. Metode Tarif telah diujicobakan untuk mendapatkan pendekatan alternatif yang tidak memerlukan dokter untuk menentukan penyebab kematian. Studi validasi ini menyajikan bagaimana Tarif menangkap kebenaran dan kekhasan gejala stroke dibandingkan dengan PCVA. \nMetode: Rekam medis dari 298 kematian orang dewasa yang terjadi di empat rumah sakit studi di wilayah Jakarta pada 1 Januari 2015 hingga Maret 2017 dikumpulkan secara prospektif. Autopsi verbal (AV) dilakukan dengan menggunakan instrumen WHO 2014 yang didiagnosis oleh dokter terlatih (PCVA) dan metode Tarif. Validitas AV dinilai dengan membandingkan diagnosis PCVA dengan diagnosis metode Tarif, mengacu pada baku mutu. \nHasil. Sensitivitas, spesifisitas dan nilai prediksi positif (PPV) dari AV dengan diagnosis dokter (PCVA) untuk stroke adalah 73,9%, 73,5% dan 93,4%. Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediksi positif (PPV) yang sesuai dari AV yang didiagnosis dengan metode Tariff adalah 75%, 61% dan 91%. Nilai prediksi negatif (NPV) dari kedua teknik itu rendah, masing-masing 35,6% dan 32,6%. \nKesimpulan: Untuk stroke, kinerja metode Tarif hampir sama dengan PCVA, dan dengan variasi yang lebih sempit, atau lebih konsisten dibandingkan PCVA. Oleh karena itu, untuk penyebab kematian dengan tanda dan gejala yang berbeda, metode Tarif merupakan alternatif potensial untuk digunakan dalam skala besar, di Indonesia dimana banyak wilayah dengan geografis sulit dan dokter tidak selalu tersedia. \nKata kunci: autopsi verbal, sensitifitas, spesifisitas, penentuan penyebab kematian, dokter, metode tariff \n ","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Performance of the tariff method and physicians in determining stroke as the cause of deaths using verbal autopsy in areas with a limited number of physicians: cases in Indonesia\",\"authors\":\"E. Indriasih, M. Budiharsana\",\"doi\":\"10.22435/hsji.v12i1.4805\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Background: Physician-certified verbal autopsy (PCVA) is the primary method used to determine the cause of death in Indonesia, although it is very costly and problematic to use in areas where physicians are not widely available with most deaths occur at home. The Tariff method has been piloted to obtain an alternative approach that does not require a physician to determine the cause of death. This validation study presents how the Tariff captures the correctness and distinctiveness of stroke symptoms to the PCVA. \\nMethods: Medical records of 298 adult deaths that occured in four teaching hospitals in the Jakarta from January 1, 2015 to March 2017 were collected prospectively. Verbal Autopsy (VA) was applied using the 2014 WHO instrument diagnosed by a trained physician (PCVA) and by Tariff method. The validity of the VA was assessed by comparing the PCVA diagnoses with the Tariff diagnoses, referring to the best standard. \\nResults. Sensitivity, specificity and positive predictive value (PPV) of VAs using physician’s diagnosis (PCVA) for stroke were 73.9%, 73.5% and 93.4% respectively. The corresponding sensitivity, specificity and positive predictive value (PPV) of VAs diagnosed by the Tariff method were 75%, 61% and 91%. The negative predictive values (NPV) of both techniques were low, 35.6% and 32.6% respectively. \\nConclusion: The performance of the Tariff method for stroke was almost similar with PCVA, and with a narrower variation, or more consistent than PCVA. Therefore, the Tariff method is a potential alternative to be used on a large scale, because the difficult geographical conditions where physician are not widely available for causes of deaths with distinct signs and symptoms. \\nKeywords: verbal autopsy, sensitivity, specificity, determining cause of death, physician, tariff method \\n \\nAbstrak \\nLatar Belakang: Autopsi verbal yang disertifikasi oleh dokter (PCVA) merupakan metode utama yang digunakan untuk memastikan penyebab kematian di Indonesia. Meskipun sangat mahal dan bermasalah untuk digunakan di daerah di mana dokter tidak banyak tersedia dan sebagian besar kematian terjadi di rumah. Metode Tarif telah diujicobakan untuk mendapatkan pendekatan alternatif yang tidak memerlukan dokter untuk menentukan penyebab kematian. Studi validasi ini menyajikan bagaimana Tarif menangkap kebenaran dan kekhasan gejala stroke dibandingkan dengan PCVA. \\nMetode: Rekam medis dari 298 kematian orang dewasa yang terjadi di empat rumah sakit studi di wilayah Jakarta pada 1 Januari 2015 hingga Maret 2017 dikumpulkan secara prospektif. Autopsi verbal (AV) dilakukan dengan menggunakan instrumen WHO 2014 yang didiagnosis oleh dokter terlatih (PCVA) dan metode Tarif. Validitas AV dinilai dengan membandingkan diagnosis PCVA dengan diagnosis metode Tarif, mengacu pada baku mutu. \\nHasil. Sensitivitas, spesifisitas dan nilai prediksi positif (PPV) dari AV dengan diagnosis dokter (PCVA) untuk stroke adalah 73,9%, 73,5% dan 93,4%. Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediksi positif (PPV) yang sesuai dari AV yang didiagnosis dengan metode Tariff adalah 75%, 61% dan 91%. Nilai prediksi negatif (NPV) dari kedua teknik itu rendah, masing-masing 35,6% dan 32,6%. \\nKesimpulan: Untuk stroke, kinerja metode Tarif hampir sama dengan PCVA, dan dengan variasi yang lebih sempit, atau lebih konsisten dibandingkan PCVA. Oleh karena itu, untuk penyebab kematian dengan tanda dan gejala yang berbeda, metode Tarif merupakan alternatif potensial untuk digunakan dalam skala besar, di Indonesia dimana banyak wilayah dengan geografis sulit dan dokter tidak selalu tersedia. \\nKata kunci: autopsi verbal, sensitifitas, spesifisitas, penentuan penyebab kematian, dokter, metode tariff \\n \",\"PeriodicalId\":30666,\"journal\":{\"name\":\"Health Science Journal of Indonesia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Health Science Journal of Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/hsji.v12i1.4805\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Health Science Journal of Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/hsji.v12i1.4805","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
背景:医生认证的死因推断(PCVA)是印度尼西亚用于确定死亡原因的主要方法,尽管在医生不广泛的地区使用这种方法非常昂贵且存在问题,大多数死亡发生在家中。已经试用了关税方法,以获得一种不需要医生确定死因的替代方法。本验证性研究提出了关税如何捕获卒中症状的正确性和独特性的PCVA。方法:前瞻性收集2015年1月1日至2017年3月雅加达4家教学医院298例成人死亡病例的医疗记录。采用经培训的医生诊断的2014年世卫组织仪器(PCVA)和关税法进行死因推断。参照最佳标准,将PCVA诊断与Tariff诊断进行比较,评估VA的效度。结果。VAs使用医师诊断(PCVA)对脑卒中的敏感性、特异性和阳性预测值分别为73.9%、73.5%和93.4%。关税法诊断VAs的敏感性、特异性和阳性预测值(PPV)分别为75%、61%和91%。两种方法的阴性预测值(NPV)均较低,分别为35.6%和32.6%。结论:Tariff法在脑卒中诊断中的表现与PCVA几乎相同,但差异较小,或比PCVA更一致。因此,关税法是一种可能大规模使用的替代办法,因为在地理条件困难的地方,医生无法广泛找到具有明显体征和症状的死亡原因。关键词:死因推断,敏感性,特异性,死因确定,医师,收费方法。摘要Latar Belakang:尸检,verbal yang disertifikasi oleh dokter (PCVA) merupakan metode utama yang digunakan untuk memastikan penyebab kematian di Indonesia。Meskipun sangat mahal dan bermasalah untuk digunakan di daerah di mana dokter tidak banydia dan sebagian besar kematian terjadi di rumah。方法Tarif telah diujicobakan untuk mendapatkan pendekatan alternatifyang tidak memerlukan dokter untuk menentukan penyebab kematian。研究验证了脑中风和脑中风的关系,包括脑中风和脑中风。方法:Rekam medis dari 298 kematian orang dewasa yang terjadi di empat rumah sakit studi di wilayah雅加达,2015年1月1日,兴嘉市场2017年dikumpulkan secara前景。世卫组织2014年杨诊断为先天性多裂病(PCVA)。Validitas AV dinilai dengan membandingkan诊断PCVA dengan诊断法,mengacu padbaku mutu。Hasil。脑卒中患者的敏感性、特异性、预诊阳性(PPV)、脑卒中诊断阳性(PCVA)分别为73,9%、73,5%和93,4%。敏感性、特异性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性、单纯性分别为75%、61%和91%。Nilai prediksi negative (NPV) dari kedua teknik itu rendah, masmas35,6 %和32,6%。kespulan: Untuk stroke, kinerja方法Tarif hair sama dengan PCVA, dan dengan variasi yang lebih sempit, atau lebih持续dibandingkan PCVA。Oleh karena itu, untuk penyebab kematian dengan tanda dangejala yang berbeda, metoif merupakan替代潜在的untuk digunakan dalam skala besar, dimana banyak wilayah dengan地理位置sulit dan dokter tidak selalu tersedia。术语:自说自话、敏感、个体、自我、自我、自我、自我、自我、自我、自我、自我、自我
Performance of the tariff method and physicians in determining stroke as the cause of deaths using verbal autopsy in areas with a limited number of physicians: cases in Indonesia
Background: Physician-certified verbal autopsy (PCVA) is the primary method used to determine the cause of death in Indonesia, although it is very costly and problematic to use in areas where physicians are not widely available with most deaths occur at home. The Tariff method has been piloted to obtain an alternative approach that does not require a physician to determine the cause of death. This validation study presents how the Tariff captures the correctness and distinctiveness of stroke symptoms to the PCVA.
Methods: Medical records of 298 adult deaths that occured in four teaching hospitals in the Jakarta from January 1, 2015 to March 2017 were collected prospectively. Verbal Autopsy (VA) was applied using the 2014 WHO instrument diagnosed by a trained physician (PCVA) and by Tariff method. The validity of the VA was assessed by comparing the PCVA diagnoses with the Tariff diagnoses, referring to the best standard.
Results. Sensitivity, specificity and positive predictive value (PPV) of VAs using physician’s diagnosis (PCVA) for stroke were 73.9%, 73.5% and 93.4% respectively. The corresponding sensitivity, specificity and positive predictive value (PPV) of VAs diagnosed by the Tariff method were 75%, 61% and 91%. The negative predictive values (NPV) of both techniques were low, 35.6% and 32.6% respectively.
Conclusion: The performance of the Tariff method for stroke was almost similar with PCVA, and with a narrower variation, or more consistent than PCVA. Therefore, the Tariff method is a potential alternative to be used on a large scale, because the difficult geographical conditions where physician are not widely available for causes of deaths with distinct signs and symptoms.
Keywords: verbal autopsy, sensitivity, specificity, determining cause of death, physician, tariff method
Abstrak
Latar Belakang: Autopsi verbal yang disertifikasi oleh dokter (PCVA) merupakan metode utama yang digunakan untuk memastikan penyebab kematian di Indonesia. Meskipun sangat mahal dan bermasalah untuk digunakan di daerah di mana dokter tidak banyak tersedia dan sebagian besar kematian terjadi di rumah. Metode Tarif telah diujicobakan untuk mendapatkan pendekatan alternatif yang tidak memerlukan dokter untuk menentukan penyebab kematian. Studi validasi ini menyajikan bagaimana Tarif menangkap kebenaran dan kekhasan gejala stroke dibandingkan dengan PCVA.
Metode: Rekam medis dari 298 kematian orang dewasa yang terjadi di empat rumah sakit studi di wilayah Jakarta pada 1 Januari 2015 hingga Maret 2017 dikumpulkan secara prospektif. Autopsi verbal (AV) dilakukan dengan menggunakan instrumen WHO 2014 yang didiagnosis oleh dokter terlatih (PCVA) dan metode Tarif. Validitas AV dinilai dengan membandingkan diagnosis PCVA dengan diagnosis metode Tarif, mengacu pada baku mutu.
Hasil. Sensitivitas, spesifisitas dan nilai prediksi positif (PPV) dari AV dengan diagnosis dokter (PCVA) untuk stroke adalah 73,9%, 73,5% dan 93,4%. Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediksi positif (PPV) yang sesuai dari AV yang didiagnosis dengan metode Tariff adalah 75%, 61% dan 91%. Nilai prediksi negatif (NPV) dari kedua teknik itu rendah, masing-masing 35,6% dan 32,6%.
Kesimpulan: Untuk stroke, kinerja metode Tarif hampir sama dengan PCVA, dan dengan variasi yang lebih sempit, atau lebih konsisten dibandingkan PCVA. Oleh karena itu, untuk penyebab kematian dengan tanda dan gejala yang berbeda, metode Tarif merupakan alternatif potensial untuk digunakan dalam skala besar, di Indonesia dimana banyak wilayah dengan geografis sulit dan dokter tidak selalu tersedia.
Kata kunci: autopsi verbal, sensitifitas, spesifisitas, penentuan penyebab kematian, dokter, metode tariff