{"title":"URGENSI AL-NÂR DALAM PERSPEKTIF TASHAWUF IBN ‘ARABÎ DALAM KEHIDUPAN INSAN","authors":"M. Yasir, Iskandar Arnel","doi":"10.24014/JUSH.V23I1.1087","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keberadaan neraka dan azab yang bakal dialami penghuninya merupakan salah satu doktrin yang membentuk keutuhan ajaran agama Islam. Didasarkan pada berbagai ayat Qur’an dan hadis Rasulullah s.a.w, bisa dipastikan bahwa tidak seorang pun dari kalangan umat Islam yang menolak keberadaan doktrin neraka. Akan tetapi apakah kenyataan ini juga bermakna bahwa seluruh kaum muslimin memiliki perspektif yang sama tentang ajaran yang satu ini? Ada dua pandangan yang mengemuka tentang topik ini. Secara sederhana bisa digambarkan bahwa pandangan yang pertama berprinsip bahwa neraka beserta azab yang dimilikinya bersifat abadi, kekal selama-lamanya. Namun demikian, sesuai dengan dalil-dalil naqli, pandangan ini memberikan dua prinsip utama tentang nasib para penghuni neraka. Bagi orang-orang mukmin yang berdosa, mereka akan dipindahkan ke surga setelah masa azab berakhir. Sebaliknya, bagi orangorang kafir, musyrik dan munafik, mereka akan kekal di neraka dan akan diazab buat selama-lamanya (al. QS.Al-Bayyinah: 6). Pandangan yang kedua datang dari perspektif yang dibentangkan oleh advokat mazhab Hanafi, yaitu Ibn Taymiyyah (661-728 H/1263- 1328 M) dan muridnya, Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah. Berbeda dari yang pertama, mereka berpendapat bahwa neraka beserta azab yang terdapat di dalamnya bersifat fana, tidak kekal","PeriodicalId":17770,"journal":{"name":"Jurnal Ushuluddin","volume":"23 1","pages":"88-95"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24014/JUSH.V23I1.1087","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
地狱和厄运的存在是造成伊斯兰教义完整的教义之一。根据古兰经和神的先知圣训,可以肯定的是,穆斯林中没有人反对地狱教义的存在。然而,这一事实是否意味着所有穆斯林对这一教义都有相同的看法?在这个问题上有两种引人注目的观点。简单地说,第一种观点认为地狱及其厄运是永恒的。然而,根据纳克利的主张,这一观点提供了关于地狱居民命运的两个主要原则。对于有罪的信徒来说,他们将在末日结束后被转移到天堂。另一方面,对于异教徒、穆斯林和伪君子来说,他们将永远呆在地狱里,并将永远被诅咒。Al-Bayyinah: 6)第二种观点来自于倡导者Hanafi Ibn Taymiyyah(公元661-728 H/1263- 1328年)和他的学生Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah的观点。与前者不同,他们认为地狱和地狱所包含的厄运是短暂的,不是永恒的
URGENSI AL-NÂR DALAM PERSPEKTIF TASHAWUF IBN ‘ARABÎ DALAM KEHIDUPAN INSAN
Keberadaan neraka dan azab yang bakal dialami penghuninya merupakan salah satu doktrin yang membentuk keutuhan ajaran agama Islam. Didasarkan pada berbagai ayat Qur’an dan hadis Rasulullah s.a.w, bisa dipastikan bahwa tidak seorang pun dari kalangan umat Islam yang menolak keberadaan doktrin neraka. Akan tetapi apakah kenyataan ini juga bermakna bahwa seluruh kaum muslimin memiliki perspektif yang sama tentang ajaran yang satu ini? Ada dua pandangan yang mengemuka tentang topik ini. Secara sederhana bisa digambarkan bahwa pandangan yang pertama berprinsip bahwa neraka beserta azab yang dimilikinya bersifat abadi, kekal selama-lamanya. Namun demikian, sesuai dengan dalil-dalil naqli, pandangan ini memberikan dua prinsip utama tentang nasib para penghuni neraka. Bagi orang-orang mukmin yang berdosa, mereka akan dipindahkan ke surga setelah masa azab berakhir. Sebaliknya, bagi orangorang kafir, musyrik dan munafik, mereka akan kekal di neraka dan akan diazab buat selama-lamanya (al. QS.Al-Bayyinah: 6). Pandangan yang kedua datang dari perspektif yang dibentangkan oleh advokat mazhab Hanafi, yaitu Ibn Taymiyyah (661-728 H/1263- 1328 M) dan muridnya, Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah. Berbeda dari yang pertama, mereka berpendapat bahwa neraka beserta azab yang terdapat di dalamnya bersifat fana, tidak kekal