{"title":"在Ushul Nahwi的测试中,Madzhab Nahwu Bashrah和Kufah之间的交叉。","authors":"Mochamad Muizzuddin","doi":"10.24260/AT-TURATS.V14I2.1858","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sejarah mencatat Bashrahlah pertama kali meletakkan disiplin ilmu Na h wu. Merekalah yang berupaya untuk memelihara bahasa Arab dengan meletakkan kaidah bahasa Arab dengan baik selama kurang lebih satu abad lamanya. Kemudian dilanjutkan oleh orang-orang Kufah datang ke Bashrah untuk belajar dan mereka saling memperbaiki kaidah-kaidah Na h wu tersebut. Memperhatikan situasi dan kondisi kota Bashrah dan kufah pada abad 1 dan II H, di kedua kota ini adalah tempat timbulnya Na h wu pertama kali, kemudian tumbuh dan berkembang di kedua tempat tersebut dan menyebar ke berbagai kota-kota lain. Bashrah lebih dahulu dari Kufah dalam masalah peletakan dasar-dasar ilmu nahwu itu sendiri. Persimpangan antara ahli nahwu pada kedua kota itu terjadi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan dasar-dasar (dalil) na h wu yang menjadi pegangan ketika meletakan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan masalah na h wu yang bersifat parsial ( juz’iy ). Persimpangan itu tidak terjadi pada seluruh Negara-negara atau kota-kota Islam seperti Mesir, Andalus dan Baghdad, karena ilmu na h wu yang muncul di kota-kota tersebut pada hakikatnya adalah cabang ilmu na h wu hasil perpaduan dari dua madzhab yang muncul sebelumnya yaitu Bashrah dan Kufah. Di antara penyebab persimpangan antara Bashrah dan Kufah adalah persoalan tentang fase-fase perkembangan na h wu itu sendiri, kadar penggunaan setiap dalil dan persyaratan yang ditetapkan dalam penggunaan dalil-dalil dari ushul Na h wi ( al-Sima’ , qiyas, Ijm â ’ , dan istishh â b) . Madzhab Bashrah cenderung mendahulukan dalil qiyȃs dibandingkan dengan dalil simâ’. Sima’ dalam qira’ȃh al-Qur’ȃn dan hadis bisa menjadi ketetapan dalil nahwu yang kuat bila ada kesesuaian dengan dalil qiyȃs. Berbeda dengan Kufah yang cenderung mengutamakan dalil sima’ berupa qira’ah wahyu dibandingkan dalil qiyȃs yang cenderung menggunakan logika filsafat.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Persimpangan Madzhab Nahwu Bashrah dan Kufah dalam Kajian Ushul Nahwi\",\"authors\":\"Mochamad Muizzuddin\",\"doi\":\"10.24260/AT-TURATS.V14I2.1858\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Sejarah mencatat Bashrahlah pertama kali meletakkan disiplin ilmu Na h wu. Merekalah yang berupaya untuk memelihara bahasa Arab dengan meletakkan kaidah bahasa Arab dengan baik selama kurang lebih satu abad lamanya. Kemudian dilanjutkan oleh orang-orang Kufah datang ke Bashrah untuk belajar dan mereka saling memperbaiki kaidah-kaidah Na h wu tersebut. Memperhatikan situasi dan kondisi kota Bashrah dan kufah pada abad 1 dan II H, di kedua kota ini adalah tempat timbulnya Na h wu pertama kali, kemudian tumbuh dan berkembang di kedua tempat tersebut dan menyebar ke berbagai kota-kota lain. Bashrah lebih dahulu dari Kufah dalam masalah peletakan dasar-dasar ilmu nahwu itu sendiri. Persimpangan antara ahli nahwu pada kedua kota itu terjadi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan dasar-dasar (dalil) na h wu yang menjadi pegangan ketika meletakan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan masalah na h wu yang bersifat parsial ( juz’iy ). Persimpangan itu tidak terjadi pada seluruh Negara-negara atau kota-kota Islam seperti Mesir, Andalus dan Baghdad, karena ilmu na h wu yang muncul di kota-kota tersebut pada hakikatnya adalah cabang ilmu na h wu hasil perpaduan dari dua madzhab yang muncul sebelumnya yaitu Bashrah dan Kufah. Di antara penyebab persimpangan antara Bashrah dan Kufah adalah persoalan tentang fase-fase perkembangan na h wu itu sendiri, kadar penggunaan setiap dalil dan persyaratan yang ditetapkan dalam penggunaan dalil-dalil dari ushul Na h wi ( al-Sima’ , qiyas, Ijm â ’ , dan istishh â b) . Madzhab Bashrah cenderung mendahulukan dalil qiyȃs dibandingkan dengan dalil simâ’. Sima’ dalam qira’ȃh al-Qur’ȃn dan hadis bisa menjadi ketetapan dalil nahwu yang kuat bila ada kesesuaian dengan dalil qiyȃs. Berbeda dengan Kufah yang cenderung mengutamakan dalil sima’ berupa qira’ah wahyu dibandingkan dalil qiyȃs yang cenderung menggunakan logika filsafat.\",\"PeriodicalId\":31259,\"journal\":{\"name\":\"AtTurats\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AtTurats\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V14I2.1858\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AtTurats","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V14I2.1858","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
历史记载了巴什拉格首先奠定了吴娜赫的学科基础。他们是那些花了大约一个世纪的时间来维护阿拉伯语的人。然后库法人来到巴什拉学习,他们互相完善纳赫武的准则。考虑到巴什拉和库法在1世纪和2世纪的情况和情况,这两个城市都是最先出现吴湖的地方,然后在这两个城市发展壮大,并蔓延到其他城市。在nahwu的基本知识体系中,Bashrah比Kufah先出现。这两个城市的专家之间的十字路口发生在一些有关基本问题(基本问题)的事情上,这些问题涉及部分问题(juz - wu)。这些十字路口并不适用于像埃及、安达卢斯和巴格达这样的伊斯兰国家或城市,因为在这些城市中出现的吴纳赫的科学分支实际上是前两个madzhab巴什拉和库法的结合。在Bashrah和Kufah交叉的原因之间,是关于na h wu自身发展阶段的使用,以及ushul na h wi的dali -dalil (al-Sima, qiyas, Ijm a)和istish ab的使用规定要求的问题。Madzhab Bashrah倾向于优先考虑dalil qiyȃs相比,司马懿定理”。司马懿在qira’ȃhȃ古兰经和圣训能成为强大的法令nahwu定理,定理有一致性qiyȃs。不同于Kufah往往强调司马懿定理”的qira 'ah启示dalil qiy相比ȃs倾向于使用逻辑的哲学。
Persimpangan Madzhab Nahwu Bashrah dan Kufah dalam Kajian Ushul Nahwi
Sejarah mencatat Bashrahlah pertama kali meletakkan disiplin ilmu Na h wu. Merekalah yang berupaya untuk memelihara bahasa Arab dengan meletakkan kaidah bahasa Arab dengan baik selama kurang lebih satu abad lamanya. Kemudian dilanjutkan oleh orang-orang Kufah datang ke Bashrah untuk belajar dan mereka saling memperbaiki kaidah-kaidah Na h wu tersebut. Memperhatikan situasi dan kondisi kota Bashrah dan kufah pada abad 1 dan II H, di kedua kota ini adalah tempat timbulnya Na h wu pertama kali, kemudian tumbuh dan berkembang di kedua tempat tersebut dan menyebar ke berbagai kota-kota lain. Bashrah lebih dahulu dari Kufah dalam masalah peletakan dasar-dasar ilmu nahwu itu sendiri. Persimpangan antara ahli nahwu pada kedua kota itu terjadi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan dasar-dasar (dalil) na h wu yang menjadi pegangan ketika meletakan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan masalah na h wu yang bersifat parsial ( juz’iy ). Persimpangan itu tidak terjadi pada seluruh Negara-negara atau kota-kota Islam seperti Mesir, Andalus dan Baghdad, karena ilmu na h wu yang muncul di kota-kota tersebut pada hakikatnya adalah cabang ilmu na h wu hasil perpaduan dari dua madzhab yang muncul sebelumnya yaitu Bashrah dan Kufah. Di antara penyebab persimpangan antara Bashrah dan Kufah adalah persoalan tentang fase-fase perkembangan na h wu itu sendiri, kadar penggunaan setiap dalil dan persyaratan yang ditetapkan dalam penggunaan dalil-dalil dari ushul Na h wi ( al-Sima’ , qiyas, Ijm â ’ , dan istishh â b) . Madzhab Bashrah cenderung mendahulukan dalil qiyȃs dibandingkan dengan dalil simâ’. Sima’ dalam qira’ȃh al-Qur’ȃn dan hadis bisa menjadi ketetapan dalil nahwu yang kuat bila ada kesesuaian dengan dalil qiyȃs. Berbeda dengan Kufah yang cenderung mengutamakan dalil sima’ berupa qira’ah wahyu dibandingkan dalil qiyȃs yang cenderung menggunakan logika filsafat.