{"title":"技术转让技术(RTK)试图在印尼提供物质死亡","authors":"N. E. W. Sukoco","doi":"10.22435/HSR.V21I2.277","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Maternal Mortality Rate in Indonesia is still the highest compared to other ASEAN countries and faces a gap in access to health services. It needs a waiting house that is close to health service facility and can be temporarily occupied by pregnant mother before delivery which is Maternal Waiting Homes (MWH). This analysis to know aspects that can maintain the continuity of RTK services. This study uses secondary data by listing the policy and regulatory documents related to RTK policy and by organizing several workshops to gain a view of policy makers. The results show that the MWH fi nancing system is still local and not well coordinated. The number of health workers who provide services in MWH is still limited. Likewise, MWH facilities and facilities are still inadequate, in particular, water and electricity problems, as well as a place for families accompanying maternity mothers. Most MWH s only provide facilities for living without maternal and neonatal care services. Several efforts have been made by the local government in encouraging the utilization of MWH in pregnant women among others by involving customary institutions and the use of communication technology for early emergency detection of pregnant women. MWH sustainability can be built with the full support of local government, socialization and synergies with related sectors. \nAbstrak \nAngka Kematian Ibu di Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lain dan menghadapikesenjangan akses pelayanan kesehatan. Rumah tempat menunggu yang dekat dengan fasilitas pelayanankesehatan dan dapat dihuni sementara oleh ibu hamil sebelum persalinan yaitu Rumah Tunggu Kelahiran(RTK) merupakan salah satu alternatif solusi. Analisis dilakukan untuk mengetahui aspek yang dapat menjagakeberlangsungan layanan RTK. Kajian ini menggunakan data sekunder dengan cara menginventarisir dokumenkebijakan dan peraturan perundangan yang terkait dengan kebijakan RTK serta dengan mengadakan beberapaworkhop untuk memperoleh sudut pandang para penentu kebijakan. Hasil menunjukkan sistem pembiayaanRTK masih bersifat lokal dan belum terkoordinasi dengan baik. Jumlah tenaga kesehatan yang memberikanpelayanan di RTK masih terbatas. Demikian juga fasilitas dan sarana RTK masih belum memadai, terutama,masalah air dan listrik, serta tempat untuk keluarga yang mendampingi ibu bersalin. Sebagian besar RTKhanya menyediakan fasilitas untuk tinggal tanpa pelayanan perawatan kesehatan ibu dan bayi. Beberapaupaya telah dilakukan pemerintah lokal dalam mendorong pemanfaatan RTK pada ibu hamil di antaranyadengan melibatkan lembaga adat dan penggunaan teknologi komunikasi untuk deteksi darurat dini bumil risti.Keberlangsungan RTK dapat dibangun dengan dukungan penuh pemerintah daerah, sosialisasi dan bersinergidengan lintas sektor terkait.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2018-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"KAJIAN KEBERLANGSUNGAN RUMAH TUNGGU KELAHIRAN (RTK) DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI INDONESIA\",\"authors\":\"N. E. W. Sukoco\",\"doi\":\"10.22435/HSR.V21I2.277\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Maternal Mortality Rate in Indonesia is still the highest compared to other ASEAN countries and faces a gap in access to health services. It needs a waiting house that is close to health service facility and can be temporarily occupied by pregnant mother before delivery which is Maternal Waiting Homes (MWH). This analysis to know aspects that can maintain the continuity of RTK services. This study uses secondary data by listing the policy and regulatory documents related to RTK policy and by organizing several workshops to gain a view of policy makers. The results show that the MWH fi nancing system is still local and not well coordinated. The number of health workers who provide services in MWH is still limited. Likewise, MWH facilities and facilities are still inadequate, in particular, water and electricity problems, as well as a place for families accompanying maternity mothers. Most MWH s only provide facilities for living without maternal and neonatal care services. Several efforts have been made by the local government in encouraging the utilization of MWH in pregnant women among others by involving customary institutions and the use of communication technology for early emergency detection of pregnant women. MWH sustainability can be built with the full support of local government, socialization and synergies with related sectors. \\nAbstrak \\nAngka Kematian Ibu di Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lain dan menghadapikesenjangan akses pelayanan kesehatan. Rumah tempat menunggu yang dekat dengan fasilitas pelayanankesehatan dan dapat dihuni sementara oleh ibu hamil sebelum persalinan yaitu Rumah Tunggu Kelahiran(RTK) merupakan salah satu alternatif solusi. Analisis dilakukan untuk mengetahui aspek yang dapat menjagakeberlangsungan layanan RTK. Kajian ini menggunakan data sekunder dengan cara menginventarisir dokumenkebijakan dan peraturan perundangan yang terkait dengan kebijakan RTK serta dengan mengadakan beberapaworkhop untuk memperoleh sudut pandang para penentu kebijakan. Hasil menunjukkan sistem pembiayaanRTK masih bersifat lokal dan belum terkoordinasi dengan baik. Jumlah tenaga kesehatan yang memberikanpelayanan di RTK masih terbatas. Demikian juga fasilitas dan sarana RTK masih belum memadai, terutama,masalah air dan listrik, serta tempat untuk keluarga yang mendampingi ibu bersalin. Sebagian besar RTKhanya menyediakan fasilitas untuk tinggal tanpa pelayanan perawatan kesehatan ibu dan bayi. Beberapaupaya telah dilakukan pemerintah lokal dalam mendorong pemanfaatan RTK pada ibu hamil di antaranyadengan melibatkan lembaga adat dan penggunaan teknologi komunikasi untuk deteksi darurat dini bumil risti.Keberlangsungan RTK dapat dibangun dengan dukungan penuh pemerintah daerah, sosialisasi dan bersinergidengan lintas sektor terkait.\",\"PeriodicalId\":42108,\"journal\":{\"name\":\"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2018-08-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/HSR.V21I2.277\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/HSR.V21I2.277","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
与其他东盟国家相比,印度尼西亚的孕产妇死亡率仍然是最高的,并且在获得保健服务方面存在差距。它需要一个靠近保健服务设施的等候室,可以在分娩前由孕妇临时居住,即产妇等候之家。通过分析了解哪些方面可以保持RTK业务的连续性。本研究通过列出与RTK政策相关的政策和规范性文件,并通过组织几次研讨会来获取政策制定者的观点,使用了二手数据。结果表明,我国的MWH融资体系仍然是地方性的,协调性不强。在妇幼保健部门提供服务的卫生工作者人数仍然有限。同样,妇幼保健设施和设施仍然不足,特别是水电问题,以及陪伴产妇的家庭的地方。大多数妇幼保健机构只提供没有孕产妇和新生儿护理服务的生活设施。地方政府作出了若干努力,鼓励孕妇利用产妇保健服务,其中包括让习惯机构参与进来,并利用通信技术及早发现孕妇的紧急情况。在地方政府、社会化和与相关部门的协同作用的充分支持下,可以建立MWH的可持续性。[摘要]印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚Rumah tempat menunggu yang dekat dengan fasilitas pelayananankesehatan danpatat dihuni sementara oleh, i hamil sebelum persalinan yitu Rumah tungu Kelahiran(RTK) merupakan salah satu alternative solusi。分析:迪拉库坎untuk mengetahui杨达帕特menjagakeberlangsungan layanan RTK。Kajian ini mongunakan data sekunder dengan cara menginventarisir dokumenkebijakan peraturan perundangan yang terkit dengan kebijakan RTK serta dengan mengadakan beberapworkhop untuk memperoleh sudut pandang para penentu kebijakan。Hasil menunjukkan系统,pembiayaanRTK, masih,局部丹贝林,丹贝林,丹贝林。民族团结军的成员kanpelayanan说。Demikian juga fasilitas dan sarana RTK masiah belum memadai, terutama,masalah air danlistrik, serta tempat untuk keluarga yang mendampingi ibu bersalin。巴国总督RTKhanya menyediakan fasilitas untuk tinggal tanpa pelayanan perawatan kesehatan ibu dan bayi。Beberapaupaya telah dilakukan pemerintah当地dalam mendorong pmanfaatan RTK pakadu hamili antantanyadengan melibatkan lembaga adat danpenggunaan technology komunikasi untuk deteksi darakukan dini humil risti。Keberlangsungan RTK dapat dibangun dengan dukungan penuh peremerintah daerah, sosialisasi danbersinergidengan lintas部门terkai。
KAJIAN KEBERLANGSUNGAN RUMAH TUNGGU KELAHIRAN (RTK) DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI INDONESIA
Maternal Mortality Rate in Indonesia is still the highest compared to other ASEAN countries and faces a gap in access to health services. It needs a waiting house that is close to health service facility and can be temporarily occupied by pregnant mother before delivery which is Maternal Waiting Homes (MWH). This analysis to know aspects that can maintain the continuity of RTK services. This study uses secondary data by listing the policy and regulatory documents related to RTK policy and by organizing several workshops to gain a view of policy makers. The results show that the MWH fi nancing system is still local and not well coordinated. The number of health workers who provide services in MWH is still limited. Likewise, MWH facilities and facilities are still inadequate, in particular, water and electricity problems, as well as a place for families accompanying maternity mothers. Most MWH s only provide facilities for living without maternal and neonatal care services. Several efforts have been made by the local government in encouraging the utilization of MWH in pregnant women among others by involving customary institutions and the use of communication technology for early emergency detection of pregnant women. MWH sustainability can be built with the full support of local government, socialization and synergies with related sectors.
Abstrak
Angka Kematian Ibu di Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lain dan menghadapikesenjangan akses pelayanan kesehatan. Rumah tempat menunggu yang dekat dengan fasilitas pelayanankesehatan dan dapat dihuni sementara oleh ibu hamil sebelum persalinan yaitu Rumah Tunggu Kelahiran(RTK) merupakan salah satu alternatif solusi. Analisis dilakukan untuk mengetahui aspek yang dapat menjagakeberlangsungan layanan RTK. Kajian ini menggunakan data sekunder dengan cara menginventarisir dokumenkebijakan dan peraturan perundangan yang terkait dengan kebijakan RTK serta dengan mengadakan beberapaworkhop untuk memperoleh sudut pandang para penentu kebijakan. Hasil menunjukkan sistem pembiayaanRTK masih bersifat lokal dan belum terkoordinasi dengan baik. Jumlah tenaga kesehatan yang memberikanpelayanan di RTK masih terbatas. Demikian juga fasilitas dan sarana RTK masih belum memadai, terutama,masalah air dan listrik, serta tempat untuk keluarga yang mendampingi ibu bersalin. Sebagian besar RTKhanya menyediakan fasilitas untuk tinggal tanpa pelayanan perawatan kesehatan ibu dan bayi. Beberapaupaya telah dilakukan pemerintah lokal dalam mendorong pemanfaatan RTK pada ibu hamil di antaranyadengan melibatkan lembaga adat dan penggunaan teknologi komunikasi untuk deteksi darurat dini bumil risti.Keberlangsungan RTK dapat dibangun dengan dukungan penuh pemerintah daerah, sosialisasi dan bersinergidengan lintas sektor terkait.