阅读Qaḍā'dan Qadar M.Syağrúr的妇女Kodrat

Refleksi Pub Date : 2018-12-27 DOI:10.15408/ref.v17i1.10196
Fasjud Syukroni
{"title":"阅读Qaḍā'dan Qadar M.Syağrúr的妇女Kodrat","authors":"Fasjud Syukroni","doi":"10.15408/ref.v17i1.10196","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemahaman agama yang terkait perempuan dalam al-Qur’ān dan Ḥadīs cenderung bias dan misoginis oleh sebagian orang. Hal tersebut telah dianggap wajar dan sesuai dengan alasan sudah kodratnya, sudah menjadi ketentuan ‘ilmu Allāh yang azali, bahwa sosok perempuan sebagai ‘makhluk kedua’ setelah laki-laki. Bias gender tersebut menjadi masyhur dan tidak ditempatkan pada kajian kritis. Dari sini penulis ingin menarik dan mendiskusikan wacana kodrat perempuan ke dalam pemikiran konsepsi qaḍā’ dan qadar M. Syaḥrūr (lahir 1938 M.). Data-data tersebut dianalisa dengan menggunakan perspektif gender. Signifikansi kajian ini adalah untuk menunjukkan bahwa kodrat atau takdir (qadar) tidak berhubungan bahkan tidak mengatur status sosial perempuan menjadi makhluk kedua setelah laki-laki, sehingga perempuan menjadi stereotipe negatif. Oleh karenanya, teks-teks agama (al-Qur’ān dan Ḥadīs) yang bernuansa bias gender harus didudukkan pada kajian kritis. Seperti, perempuan adalah makhluk lemah, tidak cerdas, kurang akalnya, mayoritas penghuni neraka, hanya mengandalkan emosi dan rasa, tidak pantas menjadi pemimpin, karena akan terjadi keruntuhan dan ketidakmajuan, dan lain-lain. Sikap yang benar adalah, fenomena seperti ketidakmajuan, kemajuan, kekalahan, kemenanangan, kebodohan dan kecerdasan adalah ketentuan umum di Laūḥ Maḥfūẓ dengan tidak menunjuk pada subjek tertentu. Sehingga, QS. al-Ḥadid: 22 harus dipahami demikian","PeriodicalId":53314,"journal":{"name":"Refleksi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Membaca Kodrat Perempuan Dalam Perspektif Qaḍā’ dan Qadar M. Syaḥrūr\",\"authors\":\"Fasjud Syukroni\",\"doi\":\"10.15408/ref.v17i1.10196\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pemahaman agama yang terkait perempuan dalam al-Qur’ān dan Ḥadīs cenderung bias dan misoginis oleh sebagian orang. Hal tersebut telah dianggap wajar dan sesuai dengan alasan sudah kodratnya, sudah menjadi ketentuan ‘ilmu Allāh yang azali, bahwa sosok perempuan sebagai ‘makhluk kedua’ setelah laki-laki. Bias gender tersebut menjadi masyhur dan tidak ditempatkan pada kajian kritis. Dari sini penulis ingin menarik dan mendiskusikan wacana kodrat perempuan ke dalam pemikiran konsepsi qaḍā’ dan qadar M. Syaḥrūr (lahir 1938 M.). Data-data tersebut dianalisa dengan menggunakan perspektif gender. Signifikansi kajian ini adalah untuk menunjukkan bahwa kodrat atau takdir (qadar) tidak berhubungan bahkan tidak mengatur status sosial perempuan menjadi makhluk kedua setelah laki-laki, sehingga perempuan menjadi stereotipe negatif. Oleh karenanya, teks-teks agama (al-Qur’ān dan Ḥadīs) yang bernuansa bias gender harus didudukkan pada kajian kritis. Seperti, perempuan adalah makhluk lemah, tidak cerdas, kurang akalnya, mayoritas penghuni neraka, hanya mengandalkan emosi dan rasa, tidak pantas menjadi pemimpin, karena akan terjadi keruntuhan dan ketidakmajuan, dan lain-lain. Sikap yang benar adalah, fenomena seperti ketidakmajuan, kemajuan, kekalahan, kemenanangan, kebodohan dan kecerdasan adalah ketentuan umum di Laūḥ Maḥfūẓ dengan tidak menunjuk pada subjek tertentu. Sehingga, QS. al-Ḥadid: 22 harus dipahami demikian\",\"PeriodicalId\":53314,\"journal\":{\"name\":\"Refleksi\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-12-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Refleksi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/ref.v17i1.10196\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Refleksi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/ref.v17i1.10196","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

《古兰经》中女性和男性对宗教的了解是有偏见和厌恶女性的。女人应该是仅次于男人的。让这种性别变得虚伪,不要把它放在批判性研究中。从这里开始,作者们希望将女性出生吸引并讨论到qaḍā'和qadar M.Syağrúr(出生于1938年)的概念中。这些数据是使用性别视角进行分析的。这项研究的意义在于表明,鳕鱼或命运甚至没有调节女性作为仅次于男性的第二生命的社会地位,从而使女性成为负面的刻板印象。因此,具有性别偏见的宗教文本(《古兰经》)应纳入批判性研究。就像,女人都是软弱、聪明、不可理喻的存在,是地狱里的大多数囚犯,只是依靠情感和品味,不值得领导,因为会有混乱和不幸,等等。正确的态度是,进步、进步、失败、胜利、愚蠢和智慧等现象是《拉马夫》中的一条普遍规则,而不指向特定的主题。所以,QS。22必须这样理解。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Membaca Kodrat Perempuan Dalam Perspektif Qaḍā’ dan Qadar M. Syaḥrūr
Pemahaman agama yang terkait perempuan dalam al-Qur’ān dan Ḥadīs cenderung bias dan misoginis oleh sebagian orang. Hal tersebut telah dianggap wajar dan sesuai dengan alasan sudah kodratnya, sudah menjadi ketentuan ‘ilmu Allāh yang azali, bahwa sosok perempuan sebagai ‘makhluk kedua’ setelah laki-laki. Bias gender tersebut menjadi masyhur dan tidak ditempatkan pada kajian kritis. Dari sini penulis ingin menarik dan mendiskusikan wacana kodrat perempuan ke dalam pemikiran konsepsi qaḍā’ dan qadar M. Syaḥrūr (lahir 1938 M.). Data-data tersebut dianalisa dengan menggunakan perspektif gender. Signifikansi kajian ini adalah untuk menunjukkan bahwa kodrat atau takdir (qadar) tidak berhubungan bahkan tidak mengatur status sosial perempuan menjadi makhluk kedua setelah laki-laki, sehingga perempuan menjadi stereotipe negatif. Oleh karenanya, teks-teks agama (al-Qur’ān dan Ḥadīs) yang bernuansa bias gender harus didudukkan pada kajian kritis. Seperti, perempuan adalah makhluk lemah, tidak cerdas, kurang akalnya, mayoritas penghuni neraka, hanya mengandalkan emosi dan rasa, tidak pantas menjadi pemimpin, karena akan terjadi keruntuhan dan ketidakmajuan, dan lain-lain. Sikap yang benar adalah, fenomena seperti ketidakmajuan, kemajuan, kekalahan, kemenanangan, kebodohan dan kecerdasan adalah ketentuan umum di Laūḥ Maḥfūẓ dengan tidak menunjuk pada subjek tertentu. Sehingga, QS. al-Ḥadid: 22 harus dipahami demikian
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Dialektika Arsitektur dan Teknologi Islam Nusantara: Pengaruh Budaya Lokal dan Nilai-nilai Islam Aktualisasi Zikir Tasawuf Sebagai Metode Pendidikan Spiritual, Moral dan Sosial Bagi Masyarakat Postmodern Kontribusi Orientalis terhadap Studi Hadis Kontemporer Di Indonesia: Teori, Respons dan Sikap Sarjana Hadis Akseptabilitas Perawi Syiah dalam Sanad Riwayat Sunni: Analisis Riwayat Aban Ibn Taghlib dalam Kutūb al-Sittah Ekoteologi dalam Menyikapi Krisis Ekologi di Indonesia Perspektif Seyyed Hossein Nasr
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1