批判性思维在英语教学中的运用:印尼教师十年来对批判性思维的理解与实践

M. Defianty, K. Wilson
{"title":"批判性思维在英语教学中的运用:印尼教师十年来对批判性思维的理解与实践","authors":"M. Defianty, K. Wilson","doi":"10.15408/ijee.v9i1.26673","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACTIt has been over a decade since the Ministry of Education and Culture in Indonesia mandated teachers to foster critical thinking; however, studies document that in Indonesia, students’ critical thinking still lags behind other countries. This condition led us to investigate teachers’ understanding of critical thinking as they hold the central role in promoting it. This qualitative research survey involved 64 English language teachers who had signed up for a webinar about critical thinking. The respondents varied in terms of gender, educational background, and teaching experience. The questionnaire was distributed online, and their participation in filling out the questionnaire was voluntary. Questions were divided into two categories: the respondents’ demographic data, including gender, educational background, and teaching context. The second category focused on teachers’ understanding of critical thinking and its implementation in the classroom context. The study found that teachers do not yet have comprehensive knowledge about critical thinking, and this is reflected in their teaching practice and assessment of students’ critical thinking. Interestingly, the study revealed that only a few teachers realized that their difficulties in promoting critical thinking might derive from their limited understanding about the notion.ABSTRAKSudah lebih dari satu dekade sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia mengamanatkan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis; namun, beberapa studi mendokumentasikan bahwa di Indonesia, tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih tertinggal dari negara lain. Kondisi ini mendorong Kami untuk meneliti pemahaman guru tentang berpikir kritis mengingat guru memegang peran penting sentral dalam mempromosikannya. Survei penelitian kualitatif ini melibatkan 64 guru bahasa Inggris yang telah mendaftar untuk webinar tentang berpikir kritis. Responden bervariasi dalam hal jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar. Kuesioner disebarkan secara online, dan partisipasi mereka dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela. Pertanyaan dibagi menjadi dua kategori: data demografi responden, termasuk jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan konteks pengajaran. Kategori kedua berfokus pada pemahaman guru tentang berpikir kritis dan implementasinya dalam konteks kelas. Studi ini menemukan bahwa guru belum memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang berpikir kritis, dan hal ini tercermin dalam praktik mengajar mereka serta dalam menilai kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah hanya sedikit guru yang menyadari bahwa kesulitan mereka dalam mempromosikan berpikir kritis pada siswa kemungkinan besar dikarenakan pemahaman mereka yang terbatas tentang konsep berpikir kritis tersebut.  ","PeriodicalId":31076,"journal":{"name":"IJEE Indonesian Journal of English Education","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"CRITICAL THINKING IN ELT: INDONESIAN TEACHERS’ UNDERSTANDING AND PRACTICE TEN YEARS DOEN THE TRACK\",\"authors\":\"M. Defianty, K. Wilson\",\"doi\":\"10.15408/ijee.v9i1.26673\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACTIt has been over a decade since the Ministry of Education and Culture in Indonesia mandated teachers to foster critical thinking; however, studies document that in Indonesia, students’ critical thinking still lags behind other countries. This condition led us to investigate teachers’ understanding of critical thinking as they hold the central role in promoting it. This qualitative research survey involved 64 English language teachers who had signed up for a webinar about critical thinking. The respondents varied in terms of gender, educational background, and teaching experience. The questionnaire was distributed online, and their participation in filling out the questionnaire was voluntary. Questions were divided into two categories: the respondents’ demographic data, including gender, educational background, and teaching context. The second category focused on teachers’ understanding of critical thinking and its implementation in the classroom context. The study found that teachers do not yet have comprehensive knowledge about critical thinking, and this is reflected in their teaching practice and assessment of students’ critical thinking. Interestingly, the study revealed that only a few teachers realized that their difficulties in promoting critical thinking might derive from their limited understanding about the notion.ABSTRAKSudah lebih dari satu dekade sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia mengamanatkan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis; namun, beberapa studi mendokumentasikan bahwa di Indonesia, tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih tertinggal dari negara lain. Kondisi ini mendorong Kami untuk meneliti pemahaman guru tentang berpikir kritis mengingat guru memegang peran penting sentral dalam mempromosikannya. Survei penelitian kualitatif ini melibatkan 64 guru bahasa Inggris yang telah mendaftar untuk webinar tentang berpikir kritis. Responden bervariasi dalam hal jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar. Kuesioner disebarkan secara online, dan partisipasi mereka dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela. Pertanyaan dibagi menjadi dua kategori: data demografi responden, termasuk jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan konteks pengajaran. Kategori kedua berfokus pada pemahaman guru tentang berpikir kritis dan implementasinya dalam konteks kelas. Studi ini menemukan bahwa guru belum memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang berpikir kritis, dan hal ini tercermin dalam praktik mengajar mereka serta dalam menilai kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah hanya sedikit guru yang menyadari bahwa kesulitan mereka dalam mempromosikan berpikir kritis pada siswa kemungkinan besar dikarenakan pemahaman mereka yang terbatas tentang konsep berpikir kritis tersebut.  \",\"PeriodicalId\":31076,\"journal\":{\"name\":\"IJEE Indonesian Journal of English Education\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-04\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"IJEE Indonesian Journal of English Education\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/ijee.v9i1.26673\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IJEE Indonesian Journal of English Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/ijee.v9i1.26673","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

摘要:自从印尼教育和文化部要求教师培养批判性思维以来,已经有十多年了;然而,研究表明,在印度尼西亚,学生的批判性思维仍然落后于其他国家。这种情况促使我们调查教师对批判性思维的理解,因为他们在促进批判性思维方面发挥着核心作用。这项定性研究调查涉及64名英语教师,他们报名参加了一个关于批判性思维的网络研讨会。受访者在性别、教育背景和教学经验方面各不相同。调查问卷在网上分发,他们的参与是自愿的。问题分为两类:受访者的人口统计数据,包括性别、教育背景和教学背景。第二类侧重于教师对批判性思维的理解及其在课堂情境中的实施。研究发现,教师对批判性思维的认识还不全面,这反映在教师的教学实践和对学生批判性思维的评估中。有趣的是,研究表明,只有少数教师意识到他们在促进批判性思维方面的困难可能源于他们对这一概念的有限理解。【摘要】【摘要】sudah lebih dari satu dekade sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia】mengamanatkan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis;namun, beberapa studi mendokumentasikan bahwa di Indonesia, tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih tertinggal dari negara lain。Kondisi i menendorong Kami untuk meneliti pemahaman上师,tentenberpikir kritis mengingat上师,menegang perting中央dalam mempromosikannya。调查显示,在马来西亚,64位上师bahasa Inggris yang在网络研讨会上发表了自己的看法。回复bervariasi dalam hal jenis kelamin, latar belakang pendidikan, danpengalaman mengajar。Kuesioner disebarkan secara在线,dan partisipasi mereka dalam mengisi Kuesioner bersifat sukarela。数据人口调查,termasuk jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan konteks pengajaran。Kategori kedua berfokus padpemanman上师tantanberpikir kritis的实施,在印度的dalam konteks kelas。研究儿童的心理健康状况,研究儿童的心理健康状况,研究儿童的心理健康状况,研究儿童的心理健康状况。他说:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
CRITICAL THINKING IN ELT: INDONESIAN TEACHERS’ UNDERSTANDING AND PRACTICE TEN YEARS DOEN THE TRACK
ABSTRACTIt has been over a decade since the Ministry of Education and Culture in Indonesia mandated teachers to foster critical thinking; however, studies document that in Indonesia, students’ critical thinking still lags behind other countries. This condition led us to investigate teachers’ understanding of critical thinking as they hold the central role in promoting it. This qualitative research survey involved 64 English language teachers who had signed up for a webinar about critical thinking. The respondents varied in terms of gender, educational background, and teaching experience. The questionnaire was distributed online, and their participation in filling out the questionnaire was voluntary. Questions were divided into two categories: the respondents’ demographic data, including gender, educational background, and teaching context. The second category focused on teachers’ understanding of critical thinking and its implementation in the classroom context. The study found that teachers do not yet have comprehensive knowledge about critical thinking, and this is reflected in their teaching practice and assessment of students’ critical thinking. Interestingly, the study revealed that only a few teachers realized that their difficulties in promoting critical thinking might derive from their limited understanding about the notion.ABSTRAKSudah lebih dari satu dekade sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia mengamanatkan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis; namun, beberapa studi mendokumentasikan bahwa di Indonesia, tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih tertinggal dari negara lain. Kondisi ini mendorong Kami untuk meneliti pemahaman guru tentang berpikir kritis mengingat guru memegang peran penting sentral dalam mempromosikannya. Survei penelitian kualitatif ini melibatkan 64 guru bahasa Inggris yang telah mendaftar untuk webinar tentang berpikir kritis. Responden bervariasi dalam hal jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar. Kuesioner disebarkan secara online, dan partisipasi mereka dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela. Pertanyaan dibagi menjadi dua kategori: data demografi responden, termasuk jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan konteks pengajaran. Kategori kedua berfokus pada pemahaman guru tentang berpikir kritis dan implementasinya dalam konteks kelas. Studi ini menemukan bahwa guru belum memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang berpikir kritis, dan hal ini tercermin dalam praktik mengajar mereka serta dalam menilai kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah hanya sedikit guru yang menyadari bahwa kesulitan mereka dalam mempromosikan berpikir kritis pada siswa kemungkinan besar dikarenakan pemahaman mereka yang terbatas tentang konsep berpikir kritis tersebut.  
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
5 weeks
期刊最新文献
EFL LEARNERS' EXPERIENCES OF PEER FEEDBACK IN PARAGRAPH WRITING THROUGH CLOUD COLLABORATION ENHANCING STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES: BITS AND PIECES GAME CLASSIFYING "CULTURE" IN INDONESIAN SECONDARY PUBLIC EDUCATION EFL TEXTBOOKS POTENCIES OF EXERCISING AGENCY AMONGST PRE-SERVICE ENGLISH TEACHERS IN MICRO TEACHING INSTAGRAM TO LEARN ENGLISH VOCABULARY: A STUDY OF INDONESIAN NON-ENGLISH MAJOR UNIVERSITY STUDENTS
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1