NU社会经济赋权精神

R. .. Irawan
{"title":"NU社会经济赋权精神","authors":"R. .. Irawan","doi":"10.21274/epis.2016.11.1.149-","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Keberhasilannya dalam mengemban misi dakwah di tengah masyarakat telah menjadi bukti bahwa NU adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam dinamika sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Namun di balik kesuksesannya dalam dimensi sosio-religius itu ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat Nahdliyin khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Meski secara prinsip keorganisasian NU sudah lama merumuskan konsep kesejahteraan ekonomi, akan tetapi secara praktis NU masih terkesan kurang memprioritaskan pemberdayaan dalam sektor ekonomi. Apalagi dalam menghadapi MEA (Masyarakat EkonomiASEAN), strategi dan tindakan NU dalam mengemban amanat untukmeningkatkan kesejahteraan umat haruslah tepat. Ketepatan strategi dan tindakan yang dimaksud tentu tetap berlandaskan pada dimensi keagamaan yang jelas. Beberapa di antaranya sebagaimana dalam al-Qur’an yang menjunjung tinggi etos transformasi (Q.S. 16:125), etos kerja (Q.S. 9: 105),etos intelektual (Q.S. 48: 11), etos sosial (Q.S: 107:1-3), etos moral (Q.S.87: 14-15) dan etos penghargaan (Q.S.99:7). Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk menelisik apa saja faktor penghambat yang menyebabkan NU terkesan lamban dalam peran peningkatan kesejahteraan hidup umat, sekaligus menyuguhkan strategi dan tindakan aplikatif yang jitu sebagai problem solving atas krisis multidimensi yang mendera masyarakat dewasa ini. NU is the largest Muslim organization in Indonesia. Its success in the mission of preaching in the community has become evident that NU can’t be separated in the dynamics of the historical development of the Indonesian. But behind the success in socio-religious dimension it faces a problem about the Nahdliyin’seconomic welfare. Although the principle of organizational NU had long been formulating, but practically NU still less impressed prioritize empowerment in the economic sector. Moreover, in response to MEA (ASEAN Economic Community), a strategy and action NU in undertaking to improve the welfare of the people must be right. Appropriateness of strategies and actions is of course still based on a clear religious dimension. Some of them, as in the Qur’an that up holds the ethos of transformation (Q.S. 16: 125), work ethos (Q.S. 9: 105), intellectual ethos (Q.S. 48: 11), a social ethos (Q.S.107: 1-3 ), moral ethos (Q.S. 87: 14-15) and the ethos of the award (Q.S.99: 7). Therefore, this article is to search for any factors that cause sluggish NU impressed in the role of improving the welfare of people’s lives, as well as presenting a strategy and action applicative sniper as problem solving on the multidimensional crisis that plague society today.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"149-162"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ETOS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NU\",\"authors\":\"R. .. Irawan\",\"doi\":\"10.21274/epis.2016.11.1.149-\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Keberhasilannya dalam mengemban misi dakwah di tengah masyarakat telah menjadi bukti bahwa NU adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam dinamika sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Namun di balik kesuksesannya dalam dimensi sosio-religius itu ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat Nahdliyin khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Meski secara prinsip keorganisasian NU sudah lama merumuskan konsep kesejahteraan ekonomi, akan tetapi secara praktis NU masih terkesan kurang memprioritaskan pemberdayaan dalam sektor ekonomi. Apalagi dalam menghadapi MEA (Masyarakat EkonomiASEAN), strategi dan tindakan NU dalam mengemban amanat untukmeningkatkan kesejahteraan umat haruslah tepat. Ketepatan strategi dan tindakan yang dimaksud tentu tetap berlandaskan pada dimensi keagamaan yang jelas. Beberapa di antaranya sebagaimana dalam al-Qur’an yang menjunjung tinggi etos transformasi (Q.S. 16:125), etos kerja (Q.S. 9: 105),etos intelektual (Q.S. 48: 11), etos sosial (Q.S: 107:1-3), etos moral (Q.S.87: 14-15) dan etos penghargaan (Q.S.99:7). Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk menelisik apa saja faktor penghambat yang menyebabkan NU terkesan lamban dalam peran peningkatan kesejahteraan hidup umat, sekaligus menyuguhkan strategi dan tindakan aplikatif yang jitu sebagai problem solving atas krisis multidimensi yang mendera masyarakat dewasa ini. NU is the largest Muslim organization in Indonesia. Its success in the mission of preaching in the community has become evident that NU can’t be separated in the dynamics of the historical development of the Indonesian. But behind the success in socio-religious dimension it faces a problem about the Nahdliyin’seconomic welfare. Although the principle of organizational NU had long been formulating, but practically NU still less impressed prioritize empowerment in the economic sector. Moreover, in response to MEA (ASEAN Economic Community), a strategy and action NU in undertaking to improve the welfare of the people must be right. Appropriateness of strategies and actions is of course still based on a clear religious dimension. Some of them, as in the Qur’an that up holds the ethos of transformation (Q.S. 16: 125), work ethos (Q.S. 9: 105), intellectual ethos (Q.S. 48: 11), a social ethos (Q.S.107: 1-3 ), moral ethos (Q.S. 87: 14-15) and the ethos of the award (Q.S.99: 7). Therefore, this article is to search for any factors that cause sluggish NU impressed in the role of improving the welfare of people’s lives, as well as presenting a strategy and action applicative sniper as problem solving on the multidimensional crisis that plague society today.\",\"PeriodicalId\":31250,\"journal\":{\"name\":\"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman\",\"volume\":\"11 1\",\"pages\":\"149-162\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2016-06-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.1.149-\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.1.149-","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

NU是印尼最大的伊斯兰组织。她成功地在社区中执行了一项宣讲使命,这证明了NU是印尼民族发展动态历史中不可分割的一部分。但尽管她在社会和宗教方面的成功,却与主要是印度尼西亚人民和印度尼西亚人民的经济繁荣形成了鲜明的对比。虽然努的组织原则长期以来已经提出了经济繁荣的概念,但实际上,它似乎仍然缺乏对经济部门赋权的重视。此外,面对米亚(经济共同体),努履行其使命的战略和行动必须是正确的。战略的精确性和意图的行为当然仍然建立在明确的宗教维度之上。其中一些类似于《古兰经》,它提倡转型伦理(Q.S. 16:125)、职业道德(Q. 9: 105)、智力道德(q.s.48: 11)、社会道德(q.s.: 107:1-3)、道德伦理(q.s.: 14-15)和尊重精神(q.s.7)。因此,这篇文章的目的是找出是什么阻碍了NU在改善人民生活福利方面的作用上的迟缓,同时提供有效的战略和应用行动,以解决当今社会所面临的多维危机。NU是印尼最大的穆斯林组织。它在社区传教的成功已经成为证据,证明你不能将印尼历史发展的动力与你相混淆。但在社会宗教领域取得成功后,它面临着一个真正的问题虽然组织的原则已经制定了很长一段时间,但实际上,你仍然缺乏对经济部门的优先性印象。更重要的是,作为“东盟经济共同体”的回应,人们的福利必须得到纠正。战略和行动的接近仍基于一个明确的宗教维度。有些人,就像《古兰经》中那样,他们保存着变革的精髓(q.s.16: 125),工作人员(q.s.9: 105),知识分子的智慧埃索斯(q.s.48: 11),社会的埃索斯(q.s.71: 1-3),道德上的埃索斯(q.s.87: 14)和奖的埃索斯(q.s.15:因此,这篇文章是为了寻找任何导致在不断扩大人们生活福利的角色中留下印记的因素,就像在当今多元维度危机中提出战略和应用程序的狙击手问题一样。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
ETOS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NU
NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Keberhasilannya dalam mengemban misi dakwah di tengah masyarakat telah menjadi bukti bahwa NU adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam dinamika sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Namun di balik kesuksesannya dalam dimensi sosio-religius itu ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat Nahdliyin khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Meski secara prinsip keorganisasian NU sudah lama merumuskan konsep kesejahteraan ekonomi, akan tetapi secara praktis NU masih terkesan kurang memprioritaskan pemberdayaan dalam sektor ekonomi. Apalagi dalam menghadapi MEA (Masyarakat EkonomiASEAN), strategi dan tindakan NU dalam mengemban amanat untukmeningkatkan kesejahteraan umat haruslah tepat. Ketepatan strategi dan tindakan yang dimaksud tentu tetap berlandaskan pada dimensi keagamaan yang jelas. Beberapa di antaranya sebagaimana dalam al-Qur’an yang menjunjung tinggi etos transformasi (Q.S. 16:125), etos kerja (Q.S. 9: 105),etos intelektual (Q.S. 48: 11), etos sosial (Q.S: 107:1-3), etos moral (Q.S.87: 14-15) dan etos penghargaan (Q.S.99:7). Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk menelisik apa saja faktor penghambat yang menyebabkan NU terkesan lamban dalam peran peningkatan kesejahteraan hidup umat, sekaligus menyuguhkan strategi dan tindakan aplikatif yang jitu sebagai problem solving atas krisis multidimensi yang mendera masyarakat dewasa ini. NU is the largest Muslim organization in Indonesia. Its success in the mission of preaching in the community has become evident that NU can’t be separated in the dynamics of the historical development of the Indonesian. But behind the success in socio-religious dimension it faces a problem about the Nahdliyin’seconomic welfare. Although the principle of organizational NU had long been formulating, but practically NU still less impressed prioritize empowerment in the economic sector. Moreover, in response to MEA (ASEAN Economic Community), a strategy and action NU in undertaking to improve the welfare of the people must be right. Appropriateness of strategies and actions is of course still based on a clear religious dimension. Some of them, as in the Qur’an that up holds the ethos of transformation (Q.S. 16: 125), work ethos (Q.S. 9: 105), intellectual ethos (Q.S. 48: 11), a social ethos (Q.S.107: 1-3 ), moral ethos (Q.S. 87: 14-15) and the ethos of the award (Q.S.99: 7). Therefore, this article is to search for any factors that cause sluggish NU impressed in the role of improving the welfare of people’s lives, as well as presenting a strategy and action applicative sniper as problem solving on the multidimensional crisis that plague society today.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
3 weeks
期刊最新文献
SHIFTING DAKWAH METHODS TO MATCH MEDIA TECHNOLOGY TRANSFORMATION WHO ARE THE BREADWINNERS? THE POLITICS OF A LOCAL SUFISM IN CONTEMPORARY INDONESIA RAPPROCHEMENT BETWEEN SUNNISM AND SHIISM IN INDONESIA: MUSLIM YOUTH AND PHILANTROPHIC ACTIVISM
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1