Fuadiyah Nila Kurniasari, Agus Surono, Retno Pangastuti
{"title":"营养状况是头部和颈部癌症患者生活质量的预测因素","authors":"Fuadiyah Nila Kurniasari, Agus Surono, Retno Pangastuti","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.6","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Prevalensi kanker kepala leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 4,7 per 100.000 penduduk. Pasien kanker berisiko tinggi terhadap gizi kurang, dimana status gizi berpengaruh terhadap kualitas hidup dan perasaan nyaman pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai indikator status gizi yang dapat digunakan untuk memprediksi kualitas hidup pasien KKL. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang yang dilakukan di RS Saiful Anwar Malang selama bulan Nopember 2010 – Januari 2011. Subjek yang diteliti adalah pasien KKL yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 subjek. Status gizi ditentukan melalui 3 metode, yaitu indeks massa tubuh (IMT), Subjective Global Assessment (SGA), dan asupan makanan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pemeriksaan. Analisis bivariat menggunakan Chi Square dan multivariat menggunakan regresi linier ganda. Terdapat hubungan yang signifikan antara SGA kategori A (β 1 =30,631; p=0,001), asupan protein (β 2 =0,344; p=0,009), IMT (β 3 =-1,533; p=0,028), dan SGA kategori B (β 4 =13,353; p=0,039) dengan kualitas hidup pasien KKL dengan konstanta multivariat sebesar 47,086. Asupan energi terwakili oleh asupan protein, dimana hubungan keduanya adalah sinergis. Tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin A dengan kualitas hidup (β 5 =0,000; p=0,907). Sehingga status gizi dapat digunakan sebagai prediktor untuk menentukan skor kualitas hidup pasien KKL yaitu dengan formula: kualitas hidup pasien KKL = 47,1 + 30,6 (jika SGA A) + 0,3 (asupan protein (g)) – 1,5 (IMT (kg/m 2 )) + 13,3 (jika SGA B). Status gizi yang dinilai dengan IMT, asupan protein, dan SGA dapat digunakan untuk memprediksi besarnya skor kualitas hidup pasien KKL, dimana SGA merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan kualitas hidup pasien KKL. Kata Kunci: indeks massa tubuh, asupan energi, protein, vitamin A, subjective global assessment (SGA) , kualitas hidup, kanker kepala dan leher Abstrak In Indonesia cancer is the seventh cause of mortality. The prevalence of the Head and Neck Cancer (HNC) in Indonesia is high (4,7/100.000). Cancer patients have high risk for weight loss and malnutrition, where n utritional status affects quality of life and comfortable feeling in cancer patients. Determining the nutritional status indicators can be used to predict the quality of life of patients with head and neck cancer . The study was observational with cross sectional design in Saiful Anwar Hospital, Malang in November 2010 – January 2011. Subjects were HNC patients that met inclusion criteria (n=45). Nutritional status was determined with 3 methods, which are body mass index (BMI), subjective global assessment (SGA), and dietary intake assessment. Interview, weight and height measurement and physical examination were held to collect data. Chi square and linier regression analysis were used to get data analysis. There was a significant correlation between SGA of category A ( β 1 =30,631; p=0.001), intake of protein (β 2 =0,344; p=0.009), body mass index (β 3 =-1,533; p=0.028), and SGA of category B (β 4 =13,353; p=0.039) with quality of life of head and neck in cancer patients. Intake of energy was represented from intake of protein whereby both were mutually supportive. There was no correlation between intake of vitamin A and quality of life (β 5 =0,000; p=0.907).The nutritional status can be used as a predictor for determining the quality of life scores of head and neck cancer patients, with the formula is: quality of life of HNC patients =47.1+30.6(if SGAA) +0.3(protein intake (g)) -1.5(BMI (kg/m 2 )) +13.3(if SGAB). Nutritional status was assessed by BMI, intake of protein, and SGA can be used to predict the quality of life scores in head and neck of cancer patients, where SGA is the most influential factor in determining the quality of life of patients with head and neck cancer. Keywords: body mass index, intake of energy, protein, vitamin A, subjective global assessment, quality of life, head and neck cancer","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"37 1","pages":"61-67"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"10","resultStr":"{\"title\":\"Status Gizi sebagai Prediktor Kualitas Hidup Pasien Kanker Kepala dan Leher\",\"authors\":\"Fuadiyah Nila Kurniasari, Agus Surono, Retno Pangastuti\",\"doi\":\"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.6\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Prevalensi kanker kepala leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 4,7 per 100.000 penduduk. Pasien kanker berisiko tinggi terhadap gizi kurang, dimana status gizi berpengaruh terhadap kualitas hidup dan perasaan nyaman pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai indikator status gizi yang dapat digunakan untuk memprediksi kualitas hidup pasien KKL. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang yang dilakukan di RS Saiful Anwar Malang selama bulan Nopember 2010 – Januari 2011. Subjek yang diteliti adalah pasien KKL yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 subjek. Status gizi ditentukan melalui 3 metode, yaitu indeks massa tubuh (IMT), Subjective Global Assessment (SGA), dan asupan makanan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pemeriksaan. Analisis bivariat menggunakan Chi Square dan multivariat menggunakan regresi linier ganda. Terdapat hubungan yang signifikan antara SGA kategori A (β 1 =30,631; p=0,001), asupan protein (β 2 =0,344; p=0,009), IMT (β 3 =-1,533; p=0,028), dan SGA kategori B (β 4 =13,353; p=0,039) dengan kualitas hidup pasien KKL dengan konstanta multivariat sebesar 47,086. Asupan energi terwakili oleh asupan protein, dimana hubungan keduanya adalah sinergis. Tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin A dengan kualitas hidup (β 5 =0,000; p=0,907). Sehingga status gizi dapat digunakan sebagai prediktor untuk menentukan skor kualitas hidup pasien KKL yaitu dengan formula: kualitas hidup pasien KKL = 47,1 + 30,6 (jika SGA A) + 0,3 (asupan protein (g)) – 1,5 (IMT (kg/m 2 )) + 13,3 (jika SGA B). Status gizi yang dinilai dengan IMT, asupan protein, dan SGA dapat digunakan untuk memprediksi besarnya skor kualitas hidup pasien KKL, dimana SGA merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan kualitas hidup pasien KKL. Kata Kunci: indeks massa tubuh, asupan energi, protein, vitamin A, subjective global assessment (SGA) , kualitas hidup, kanker kepala dan leher Abstrak In Indonesia cancer is the seventh cause of mortality. The prevalence of the Head and Neck Cancer (HNC) in Indonesia is high (4,7/100.000). Cancer patients have high risk for weight loss and malnutrition, where n utritional status affects quality of life and comfortable feeling in cancer patients. Determining the nutritional status indicators can be used to predict the quality of life of patients with head and neck cancer . The study was observational with cross sectional design in Saiful Anwar Hospital, Malang in November 2010 – January 2011. Subjects were HNC patients that met inclusion criteria (n=45). Nutritional status was determined with 3 methods, which are body mass index (BMI), subjective global assessment (SGA), and dietary intake assessment. Interview, weight and height measurement and physical examination were held to collect data. Chi square and linier regression analysis were used to get data analysis. There was a significant correlation between SGA of category A ( β 1 =30,631; p=0.001), intake of protein (β 2 =0,344; p=0.009), body mass index (β 3 =-1,533; p=0.028), and SGA of category B (β 4 =13,353; p=0.039) with quality of life of head and neck in cancer patients. Intake of energy was represented from intake of protein whereby both were mutually supportive. There was no correlation between intake of vitamin A and quality of life (β 5 =0,000; p=0.907).The nutritional status can be used as a predictor for determining the quality of life scores of head and neck cancer patients, with the formula is: quality of life of HNC patients =47.1+30.6(if SGAA) +0.3(protein intake (g)) -1.5(BMI (kg/m 2 )) +13.3(if SGAB). Nutritional status was assessed by BMI, intake of protein, and SGA can be used to predict the quality of life scores in head and neck of cancer patients, where SGA is the most influential factor in determining the quality of life of patients with head and neck cancer. Keywords: body mass index, intake of energy, protein, vitamin A, subjective global assessment, quality of life, head and neck cancer\",\"PeriodicalId\":76005,\"journal\":{\"name\":\"Journal of human nutrition\",\"volume\":\"37 1\",\"pages\":\"61-67\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2015-06-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"10\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of human nutrition\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.6\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of human nutrition","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.6","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Status Gizi sebagai Prediktor Kualitas Hidup Pasien Kanker Kepala dan Leher
Abstrak Prevalensi kanker kepala leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 4,7 per 100.000 penduduk. Pasien kanker berisiko tinggi terhadap gizi kurang, dimana status gizi berpengaruh terhadap kualitas hidup dan perasaan nyaman pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai indikator status gizi yang dapat digunakan untuk memprediksi kualitas hidup pasien KKL. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang yang dilakukan di RS Saiful Anwar Malang selama bulan Nopember 2010 – Januari 2011. Subjek yang diteliti adalah pasien KKL yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 subjek. Status gizi ditentukan melalui 3 metode, yaitu indeks massa tubuh (IMT), Subjective Global Assessment (SGA), dan asupan makanan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pemeriksaan. Analisis bivariat menggunakan Chi Square dan multivariat menggunakan regresi linier ganda. Terdapat hubungan yang signifikan antara SGA kategori A (β 1 =30,631; p=0,001), asupan protein (β 2 =0,344; p=0,009), IMT (β 3 =-1,533; p=0,028), dan SGA kategori B (β 4 =13,353; p=0,039) dengan kualitas hidup pasien KKL dengan konstanta multivariat sebesar 47,086. Asupan energi terwakili oleh asupan protein, dimana hubungan keduanya adalah sinergis. Tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin A dengan kualitas hidup (β 5 =0,000; p=0,907). Sehingga status gizi dapat digunakan sebagai prediktor untuk menentukan skor kualitas hidup pasien KKL yaitu dengan formula: kualitas hidup pasien KKL = 47,1 + 30,6 (jika SGA A) + 0,3 (asupan protein (g)) – 1,5 (IMT (kg/m 2 )) + 13,3 (jika SGA B). Status gizi yang dinilai dengan IMT, asupan protein, dan SGA dapat digunakan untuk memprediksi besarnya skor kualitas hidup pasien KKL, dimana SGA merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan kualitas hidup pasien KKL. Kata Kunci: indeks massa tubuh, asupan energi, protein, vitamin A, subjective global assessment (SGA) , kualitas hidup, kanker kepala dan leher Abstrak In Indonesia cancer is the seventh cause of mortality. The prevalence of the Head and Neck Cancer (HNC) in Indonesia is high (4,7/100.000). Cancer patients have high risk for weight loss and malnutrition, where n utritional status affects quality of life and comfortable feeling in cancer patients. Determining the nutritional status indicators can be used to predict the quality of life of patients with head and neck cancer . The study was observational with cross sectional design in Saiful Anwar Hospital, Malang in November 2010 – January 2011. Subjects were HNC patients that met inclusion criteria (n=45). Nutritional status was determined with 3 methods, which are body mass index (BMI), subjective global assessment (SGA), and dietary intake assessment. Interview, weight and height measurement and physical examination were held to collect data. Chi square and linier regression analysis were used to get data analysis. There was a significant correlation between SGA of category A ( β 1 =30,631; p=0.001), intake of protein (β 2 =0,344; p=0.009), body mass index (β 3 =-1,533; p=0.028), and SGA of category B (β 4 =13,353; p=0.039) with quality of life of head and neck in cancer patients. Intake of energy was represented from intake of protein whereby both were mutually supportive. There was no correlation between intake of vitamin A and quality of life (β 5 =0,000; p=0.907).The nutritional status can be used as a predictor for determining the quality of life scores of head and neck cancer patients, with the formula is: quality of life of HNC patients =47.1+30.6(if SGAA) +0.3(protein intake (g)) -1.5(BMI (kg/m 2 )) +13.3(if SGAB). Nutritional status was assessed by BMI, intake of protein, and SGA can be used to predict the quality of life scores in head and neck of cancer patients, where SGA is the most influential factor in determining the quality of life of patients with head and neck cancer. Keywords: body mass index, intake of energy, protein, vitamin A, subjective global assessment, quality of life, head and neck cancer