{"title":"神职人员在艾滋病毒和艾滋病阳性妇女的帮助下所起的作用","authors":"Imadduddin Parhani","doi":"10.18592/al-banjari.v17i1.1439","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"HIV and AIDS have spread to all provinces in Indonesia. No more districts/cities are free from the spread of HIV and AIDS. Many efforts are made by the government to reduce the spread of HIV and AIDS. However, these efforts are only conducted at the medical level, not touched on community empowerment, especially Ulama involvement in planning, implementing and evaluating HIV and AIDS prevention programs. Ulama should be postulated as part of a government-developed system of HIV and AIDS prevention and control. Ulama should be given a role in identifying, formulating, implementing and monitoring program activities with the focus of exploring social problems that occur in the environment. If clerics are directly involved since the commencement of an activity program, they will be able to understand better of what they should do for a program. Involvement and empowerment are the principles of HIV and AIDS prevention. Involvement and empowerment in AIDS prevention aims to achieve better health outcomes with the active participation of civil society in planning, implementing, monitoring and evaluating services. The activities which are in conflict with prevention, treatment, care and support for PLWHA and oriented to an anti-gender partnership discrimination, as well as stigma, can put women in anti-socio-cultural, and physiological conditions. It is also equally important that scholars openly opposed to gender-based violence.Saat ini, HIV dan AIDS telah menyebar ke semua provinsi di Indonesia. Tidak ada lagi kabupaten / kota yang bebas dari penyebaran HIV dan AIDS. Banyak upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran HIV dan AIDS. Namun, upaya ini hanya dilakukan di tingkat medis saja, tidak menyentuh pemberdayaan masyarakat, terutama keterlibatan ulama dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi program pencegahan HIV dan AIDS. Ulama harus dipostulasikan sebagai bagian dari sistem pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS yang dikembangkan oleh pemerintah. Ulama diberi peran dalam mengidentifikasi, merumuskan, melaksanakan dan memantau kegiatan program dengan fokus mengeksplorasi masalah sosial yang terjadi di lingkungan. Jika para ulama terlibat langsung sejak dimulainya suatu program kegiatan, mereka akan lebih mampu memahami apa yang harus mereka lakukan untuk sebuah program. Keterlibatan dan pemberdayaan adalah salah satu prinsip pencegahan HIV dan AIDS. Keterlibatan dan pemberdayaan dalam pencegahan AIDS bertujuan untuk mencapai hasil kesehatan yang lebih baik dengan partisipasi aktif masyarakat sipil dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi layanan dan kegiatan yang bertentangan dengan pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan untuk ODHA yang berorientasi pada diskriminasi kemitraan anti-gender, stigma, menempatkan perempuan dalam kondisi yang anti-sosio-budaya, dan fisiologis, dan sama pentingnya adalah para ahli secara terbuka menentang kekerasan berbasis gender.","PeriodicalId":32130,"journal":{"name":"AlBanjari Jurnal Ilmiah IlmuIlmu Keislaman","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"PERAN ULAMA DALAM PENDAMPINGAN PEREMPUAN YANG POSITIF HIV DAN AIDS\",\"authors\":\"Imadduddin Parhani\",\"doi\":\"10.18592/al-banjari.v17i1.1439\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"HIV and AIDS have spread to all provinces in Indonesia. No more districts/cities are free from the spread of HIV and AIDS. Many efforts are made by the government to reduce the spread of HIV and AIDS. However, these efforts are only conducted at the medical level, not touched on community empowerment, especially Ulama involvement in planning, implementing and evaluating HIV and AIDS prevention programs. Ulama should be postulated as part of a government-developed system of HIV and AIDS prevention and control. Ulama should be given a role in identifying, formulating, implementing and monitoring program activities with the focus of exploring social problems that occur in the environment. If clerics are directly involved since the commencement of an activity program, they will be able to understand better of what they should do for a program. Involvement and empowerment are the principles of HIV and AIDS prevention. Involvement and empowerment in AIDS prevention aims to achieve better health outcomes with the active participation of civil society in planning, implementing, monitoring and evaluating services. The activities which are in conflict with prevention, treatment, care and support for PLWHA and oriented to an anti-gender partnership discrimination, as well as stigma, can put women in anti-socio-cultural, and physiological conditions. It is also equally important that scholars openly opposed to gender-based violence.Saat ini, HIV dan AIDS telah menyebar ke semua provinsi di Indonesia. Tidak ada lagi kabupaten / kota yang bebas dari penyebaran HIV dan AIDS. Banyak upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran HIV dan AIDS. Namun, upaya ini hanya dilakukan di tingkat medis saja, tidak menyentuh pemberdayaan masyarakat, terutama keterlibatan ulama dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi program pencegahan HIV dan AIDS. Ulama harus dipostulasikan sebagai bagian dari sistem pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS yang dikembangkan oleh pemerintah. Ulama diberi peran dalam mengidentifikasi, merumuskan, melaksanakan dan memantau kegiatan program dengan fokus mengeksplorasi masalah sosial yang terjadi di lingkungan. Jika para ulama terlibat langsung sejak dimulainya suatu program kegiatan, mereka akan lebih mampu memahami apa yang harus mereka lakukan untuk sebuah program. Keterlibatan dan pemberdayaan adalah salah satu prinsip pencegahan HIV dan AIDS. Keterlibatan dan pemberdayaan dalam pencegahan AIDS bertujuan untuk mencapai hasil kesehatan yang lebih baik dengan partisipasi aktif masyarakat sipil dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi layanan dan kegiatan yang bertentangan dengan pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan untuk ODHA yang berorientasi pada diskriminasi kemitraan anti-gender, stigma, menempatkan perempuan dalam kondisi yang anti-sosio-budaya, dan fisiologis, dan sama pentingnya adalah para ahli secara terbuka menentang kekerasan berbasis gender.\",\"PeriodicalId\":32130,\"journal\":{\"name\":\"AlBanjari Jurnal Ilmiah IlmuIlmu Keislaman\",\"volume\":\"23 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AlBanjari Jurnal Ilmiah IlmuIlmu Keislaman\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18592/al-banjari.v17i1.1439\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AlBanjari Jurnal Ilmiah IlmuIlmu Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/al-banjari.v17i1.1439","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
艾滋病毒和艾滋病已蔓延到印度尼西亚所有省份。没有更多的地区/城市免于艾滋病毒和艾滋病的传播。政府为减少艾滋病毒和艾滋病的传播做出了许多努力。然而,这些努力只在医疗层面进行,没有触及社区赋权,特别是乌拉马参与规划、实施和评估艾滋病毒和艾滋病预防方案。Ulama应该被视为政府开发的艾滋病预防和控制系统的一部分。在确定、制定、实施和监测方案活动方面,应赋予Ulama一个作用,重点是探索环境中发生的社会问题。如果神职人员从活动项目开始就直接参与,他们将能够更好地了解他们应该为项目做些什么。参与和授权是预防艾滋病毒和艾滋病的原则。参与和增强对艾滋病预防工作的权能,目的是在民间社会积极参与规划、执行、监测和评价服务的情况下取得更好的保健成果。与艾滋病的预防、治疗、护理和支持相冲突并以反性别伙伴关系为目标的活动,歧视和污名化,可能使妇女处于反社会文化和生理状况。同样重要的是,学者公开反对基于性别的暴力。Saat ini是印度尼西亚semua省的艾滋病毒和艾滋病专家。Tidak ada lagi kabupaten / kota yang bebas dari penyebaran HIV和AIDS。Banyak upaya dilakukan oleh peremintah untuk mengurangi penyebaran艾滋病毒和艾滋病。Namun, upaya ini hanya dilakukan di tingkat mediis saja, tidak menentuh pemberdayaan masyarakat, terutama keterlibatan ulama dalam perencanan, penpenjapan HIV和AIDS评估计划。世界卫生组织,世界卫生组织,世界卫生组织,世界卫生组织,世界卫生组织中华人民共和国人民政府,中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国。Jika para - ama terlibat langsung sejak dimulainya suatu程序kegiatan, mereka akan lebih mampu mamahami, apus mereka lakukan untuk sebuah程序。Keterlibatan dan pemberdayaan adalah salah satu prinsip penegahan艾滋病毒和艾滋病。Keterlibatan dan pemberdayaan dalam kondisi yang lebih baik dengan partisipasi aktif masyarakat sipil dalam perencanan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi layanan dan kegiatan yang bertentangan dengan pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan untuk ODHA yang berorientasi padaddiskriminasi kemitraan反性别,污名,menempatkan perempuan dalam kondisi yang反社会-budaya, dan fisiologologii,Dan sama pentingnya adalah para ahli secara terbuka menentang kekerasan基本性别。
PERAN ULAMA DALAM PENDAMPINGAN PEREMPUAN YANG POSITIF HIV DAN AIDS
HIV and AIDS have spread to all provinces in Indonesia. No more districts/cities are free from the spread of HIV and AIDS. Many efforts are made by the government to reduce the spread of HIV and AIDS. However, these efforts are only conducted at the medical level, not touched on community empowerment, especially Ulama involvement in planning, implementing and evaluating HIV and AIDS prevention programs. Ulama should be postulated as part of a government-developed system of HIV and AIDS prevention and control. Ulama should be given a role in identifying, formulating, implementing and monitoring program activities with the focus of exploring social problems that occur in the environment. If clerics are directly involved since the commencement of an activity program, they will be able to understand better of what they should do for a program. Involvement and empowerment are the principles of HIV and AIDS prevention. Involvement and empowerment in AIDS prevention aims to achieve better health outcomes with the active participation of civil society in planning, implementing, monitoring and evaluating services. The activities which are in conflict with prevention, treatment, care and support for PLWHA and oriented to an anti-gender partnership discrimination, as well as stigma, can put women in anti-socio-cultural, and physiological conditions. It is also equally important that scholars openly opposed to gender-based violence.Saat ini, HIV dan AIDS telah menyebar ke semua provinsi di Indonesia. Tidak ada lagi kabupaten / kota yang bebas dari penyebaran HIV dan AIDS. Banyak upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran HIV dan AIDS. Namun, upaya ini hanya dilakukan di tingkat medis saja, tidak menyentuh pemberdayaan masyarakat, terutama keterlibatan ulama dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi program pencegahan HIV dan AIDS. Ulama harus dipostulasikan sebagai bagian dari sistem pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS yang dikembangkan oleh pemerintah. Ulama diberi peran dalam mengidentifikasi, merumuskan, melaksanakan dan memantau kegiatan program dengan fokus mengeksplorasi masalah sosial yang terjadi di lingkungan. Jika para ulama terlibat langsung sejak dimulainya suatu program kegiatan, mereka akan lebih mampu memahami apa yang harus mereka lakukan untuk sebuah program. Keterlibatan dan pemberdayaan adalah salah satu prinsip pencegahan HIV dan AIDS. Keterlibatan dan pemberdayaan dalam pencegahan AIDS bertujuan untuk mencapai hasil kesehatan yang lebih baik dengan partisipasi aktif masyarakat sipil dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi layanan dan kegiatan yang bertentangan dengan pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan untuk ODHA yang berorientasi pada diskriminasi kemitraan anti-gender, stigma, menempatkan perempuan dalam kondisi yang anti-sosio-budaya, dan fisiologis, dan sama pentingnya adalah para ahli secara terbuka menentang kekerasan berbasis gender.