{"title":"我国医院门诊病人Muhammadiyah日惹的法医学服务评价","authors":"Achmad Saiful, Diesty Anita Nugraheni, Dian Medisa","doi":"10.20885/JIF.VOL15.ISS1.ART3","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract Background: WHO found that the inappropriate use of medicine still become a big problem in the world. Therefore, pharmacy services evaluation must be done to improve the appropriate use of medicine. Objective: This study aims to know the pharmacy services based on WHO patient-care indicators and to determine the correlations between socio-demographic characteristics and patient knowledge about medicine use. Method: An observational cross-sectional study was conducted by using the WHO patient-care indicator on 211 regular outpatients or non-insurance at one of private hospital in Yogyakarta. This study used disproportionate stratified random sampling method. Data were collected by observation and interview the patient and analyzed by using WHO patient-care indicator. The relation between socio-demographic characteristics and patient knowledge were analyzed using chi-square and spearmen test. Results: The average of dispensing time was 47.52 second and 99.4% medicines dispensed. Percentage of medicine labelled was 92.26% and only 36,5% patients know about the medicines use. Based on statistical analysis, there was no correlation between level of patient knowledge with age ( p=0.218 ) and gender ( p=0.209 ). Otherwise, education ( p=0.005 ) was correlated with level of patient knowledge. Conclusion: The pharmacy services in hospital was good, but pharmacist still need to improve communication to patients about medicines they received . Whereas, education have relationship with patient level knowledge Keywords: pharmacy service, outpatient, hospital Latar belakang: Data WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan evaluasi pelayanan kefarmasian secara rutin sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat yang tepat. Tujuan: Mengetahui gambaran pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan umum berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO dan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross- sectional pada 211 pasien rawat jalan umum atau non-asuransi di salah satu rumah sakit swasta Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproportionate stratified random sampling . Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan rumus sesuai indikator pelayanan pasien WHO. Analisis hubungan sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat dilakukan menggunakan uji statistik chi-square dan spearman test . Hasil: Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52 detik dengan persentase obat terlayani 99,4%. Persentase etiket obat yang memadai 91,7% dan pasien yang mengetahui cara penggunaan obat yang diterima sebesar 36,5%. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ( p=0,218 ) dan jenis kelamin ( p=0,209 ) dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ( p=0,005 ) dengan pengetahuan pasien. Kesimpulan: Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah sakit sudah baik, namun masih perlu peningkatan dalam pemberian informasi obat kepada pasien saat penyerahan obat. Sedangkan, faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan pasien tentang penggunaan obat adalah tingkat pendidikan. Kata kunci : pelayanan kefarmasian, pasien","PeriodicalId":32369,"journal":{"name":"Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Evaluasi pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta\",\"authors\":\"Achmad Saiful, Diesty Anita Nugraheni, Dian Medisa\",\"doi\":\"10.20885/JIF.VOL15.ISS1.ART3\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract Background: WHO found that the inappropriate use of medicine still become a big problem in the world. Therefore, pharmacy services evaluation must be done to improve the appropriate use of medicine. Objective: This study aims to know the pharmacy services based on WHO patient-care indicators and to determine the correlations between socio-demographic characteristics and patient knowledge about medicine use. Method: An observational cross-sectional study was conducted by using the WHO patient-care indicator on 211 regular outpatients or non-insurance at one of private hospital in Yogyakarta. This study used disproportionate stratified random sampling method. Data were collected by observation and interview the patient and analyzed by using WHO patient-care indicator. The relation between socio-demographic characteristics and patient knowledge were analyzed using chi-square and spearmen test. Results: The average of dispensing time was 47.52 second and 99.4% medicines dispensed. Percentage of medicine labelled was 92.26% and only 36,5% patients know about the medicines use. Based on statistical analysis, there was no correlation between level of patient knowledge with age ( p=0.218 ) and gender ( p=0.209 ). Otherwise, education ( p=0.005 ) was correlated with level of patient knowledge. Conclusion: The pharmacy services in hospital was good, but pharmacist still need to improve communication to patients about medicines they received . Whereas, education have relationship with patient level knowledge Keywords: pharmacy service, outpatient, hospital Latar belakang: Data WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan evaluasi pelayanan kefarmasian secara rutin sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat yang tepat. Tujuan: Mengetahui gambaran pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan umum berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO dan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross- sectional pada 211 pasien rawat jalan umum atau non-asuransi di salah satu rumah sakit swasta Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproportionate stratified random sampling . Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan rumus sesuai indikator pelayanan pasien WHO. Analisis hubungan sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat dilakukan menggunakan uji statistik chi-square dan spearman test . Hasil: Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52 detik dengan persentase obat terlayani 99,4%. Persentase etiket obat yang memadai 91,7% dan pasien yang mengetahui cara penggunaan obat yang diterima sebesar 36,5%. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ( p=0,218 ) dan jenis kelamin ( p=0,209 ) dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ( p=0,005 ) dengan pengetahuan pasien. Kesimpulan: Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah sakit sudah baik, namun masih perlu peningkatan dalam pemberian informasi obat kepada pasien saat penyerahan obat. Sedangkan, faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan pasien tentang penggunaan obat adalah tingkat pendidikan. Kata kunci : pelayanan kefarmasian, pasien\",\"PeriodicalId\":32369,\"journal\":{\"name\":\"Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi\",\"volume\":\"5 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-09-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20885/JIF.VOL15.ISS1.ART3\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20885/JIF.VOL15.ISS1.ART3","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
背景:世界卫生组织发现,药物的不当使用仍然成为世界范围内的一个大问题。因此,必须对药房服务进行评价,以提高药品的合理使用。目的:本研究旨在了解基于WHO患者护理指标的药房服务情况,并确定社会人口学特征与患者用药知识之间的相关性。方法:采用世卫组织患者护理指标对日惹一家私立医院211名常规门诊患者或无保险患者进行观察性横断面研究。本研究采用不成比例分层随机抽样方法。通过对患者的观察和访谈收集数据,并采用WHO患者护理指标进行分析。采用卡方检验和矛兵检验分析社会人口学特征与患者知识的关系。结果:平均调剂时间为47.52 s,药品调剂率为99.4%。药品标示率为92.26%,了解用药情况的患者仅占36.5%。经统计分析,患者知识水平与年龄(p=0.218)、性别(p=0.209)无相关性。此外,教育程度与患者知识水平相关(p=0.005)。结论:医院药学服务较好,但药师与患者的药物沟通仍需加强。关键词:药学服务,门诊,医院;数据WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。图集:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国:蒙古国彭甘比兰样本采用非比例分层随机抽样法。世卫组织数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析、数据分析。芜湖干社会人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析,芜湖干人口统计学分析。Hasil: Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52 detik dengan代表obat terlayani 99,4%。持票人杨曼岱91,7%;持票人杨曼岱91,7%;持票人杨曼岱36,5%;持票人杨曼岱36,5%。Hasil分析统计menunjukkan tidak ada hubungan antara usia (p=0,218)和jenis kelamin (p=0,209) dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,005) dengan pengetahuan pasien。kespulan: Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah sakit sudah baik, namun masih perlu peningkatan dalam pemberian informasi obat kepada pasien saat penyerahan obat。社会人口统计因素杨伯虎,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根,彭根根。Kata kunci: pelayanan kefarmasian, pasien
Evaluasi pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Abstract Background: WHO found that the inappropriate use of medicine still become a big problem in the world. Therefore, pharmacy services evaluation must be done to improve the appropriate use of medicine. Objective: This study aims to know the pharmacy services based on WHO patient-care indicators and to determine the correlations between socio-demographic characteristics and patient knowledge about medicine use. Method: An observational cross-sectional study was conducted by using the WHO patient-care indicator on 211 regular outpatients or non-insurance at one of private hospital in Yogyakarta. This study used disproportionate stratified random sampling method. Data were collected by observation and interview the patient and analyzed by using WHO patient-care indicator. The relation between socio-demographic characteristics and patient knowledge were analyzed using chi-square and spearmen test. Results: The average of dispensing time was 47.52 second and 99.4% medicines dispensed. Percentage of medicine labelled was 92.26% and only 36,5% patients know about the medicines use. Based on statistical analysis, there was no correlation between level of patient knowledge with age ( p=0.218 ) and gender ( p=0.209 ). Otherwise, education ( p=0.005 ) was correlated with level of patient knowledge. Conclusion: The pharmacy services in hospital was good, but pharmacist still need to improve communication to patients about medicines they received . Whereas, education have relationship with patient level knowledge Keywords: pharmacy service, outpatient, hospital Latar belakang: Data WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan evaluasi pelayanan kefarmasian secara rutin sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat yang tepat. Tujuan: Mengetahui gambaran pelayanan kefarmasian pada pasien rawat jalan umum berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO dan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross- sectional pada 211 pasien rawat jalan umum atau non-asuransi di salah satu rumah sakit swasta Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproportionate stratified random sampling . Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan rumus sesuai indikator pelayanan pasien WHO. Analisis hubungan sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat dilakukan menggunakan uji statistik chi-square dan spearman test . Hasil: Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52 detik dengan persentase obat terlayani 99,4%. Persentase etiket obat yang memadai 91,7% dan pasien yang mengetahui cara penggunaan obat yang diterima sebesar 36,5%. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ( p=0,218 ) dan jenis kelamin ( p=0,209 ) dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ( p=0,005 ) dengan pengetahuan pasien. Kesimpulan: Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah sakit sudah baik, namun masih perlu peningkatan dalam pemberian informasi obat kepada pasien saat penyerahan obat. Sedangkan, faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan pasien tentang penggunaan obat adalah tingkat pendidikan. Kata kunci : pelayanan kefarmasian, pasien