{"title":"Perjanjian damai Helsinki: akhir konflik GAM dan Pemerintah Republik Indonesia 1976-2005","authors":"Sahrul Nur Muslim, A. Syukur, Muhammad Fakhruddin","doi":"10.17977/um081v2i12022p130-144","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The founding of the Free Aceh Movement by Tengku Hasan Muhammad di Tiro resulted in three decades of conflict between Aceh and the Indonesian government. The conflict ended through a Peace Treaty. The purpose of this study is to find out how the conflict in Aceh can be resolved through a peace agreement. This study uses historical research methods which consist of four stages, namely, heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results of the study concluded that the conflict in Aceh between the Government of Indonesia and the Free Aceh Movement was resolved through the Helsinki Peace Agreement on August 15, 2005. The contents of the Helsinki peace agreement are the Aceh government, human rights, amnesty and reintegration, security arrangements, and the establishment of the Aceh Monitoring Mission. Berdirinya Gerakan Aceh Merdeka oleh Tengku Hasan Muhammad di Tiro mengakibatkan konflik terjadi di Aceh dengan Pemerintah Indonesia selama tiga dekade. Konflik berakhir melalui Perjanjian Damai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konflik di Aceh dapat diselesaikan melalui perjanjian damai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri empat tahap yaitu, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa, konflik di Aceh antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka diselesaikan melalui Perjanjian Damai Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005. Isi dari perjanjian damai Helsinki adalah pemerintahan Aceh, hak– hak asasi manusia, amnesti dan reintegrasi, pengaturan keamanan, dan pembentukan Aceh Monitoring Mission.","PeriodicalId":40352,"journal":{"name":"Journal of Modern Russian History and Historiography","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2022-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Modern Russian History and Historiography","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um081v2i12022p130-144","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"HISTORY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
东古·哈桑·穆罕默德·迪·蒂罗发起的自由亚齐运动导致了亚齐与印尼政府之间长达30年的冲突。通过和平条约,冲突结束了。本研究的目的是找出如何在亚齐省的冲突可以通过和平协议来解决。本研究采用历史研究方法,分为启发式、验证、解释、史学四个阶段。研究结果表明,印度尼西亚政府与自由亚齐运动之间的亚齐冲突已通过2005年8月15日的《赫尔辛基和平协定》得到解决。赫尔辛基和平协议的内容是亚齐政府、人权、大赦与重返社会、安全安排、设立亚齐监测团等。亚齐民盟,亚齐独立,我是东古·哈桑·穆罕默德,我是亚齐独立,我是亚齐独立,我是亚齐独立,我是亚齐独立,我是亚齐独立,我是亚齐独立,我是亚齐独立。Konflik berakhir melalui Perjanjian Damai。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konflik di Aceh dapat diselesaikan melalui perjanjian damai。Penelitian ini menggunakan mede Penelitian sejarah yang terdiri empat(),启发,验证,解释,史学。Hasil penelitian dispulpulkan bahwa, konflik di Aceh antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka diselesaikan melalui Perjanjian Damai赫尔辛基,8月15日,2005。亚齐监测团:赫尔辛基、亚齐省、亚齐省、亚齐省、亚齐省、亚齐省、亚齐省监测团。
Perjanjian damai Helsinki: akhir konflik GAM dan Pemerintah Republik Indonesia 1976-2005
The founding of the Free Aceh Movement by Tengku Hasan Muhammad di Tiro resulted in three decades of conflict between Aceh and the Indonesian government. The conflict ended through a Peace Treaty. The purpose of this study is to find out how the conflict in Aceh can be resolved through a peace agreement. This study uses historical research methods which consist of four stages, namely, heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results of the study concluded that the conflict in Aceh between the Government of Indonesia and the Free Aceh Movement was resolved through the Helsinki Peace Agreement on August 15, 2005. The contents of the Helsinki peace agreement are the Aceh government, human rights, amnesty and reintegration, security arrangements, and the establishment of the Aceh Monitoring Mission. Berdirinya Gerakan Aceh Merdeka oleh Tengku Hasan Muhammad di Tiro mengakibatkan konflik terjadi di Aceh dengan Pemerintah Indonesia selama tiga dekade. Konflik berakhir melalui Perjanjian Damai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konflik di Aceh dapat diselesaikan melalui perjanjian damai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri empat tahap yaitu, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa, konflik di Aceh antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka diselesaikan melalui Perjanjian Damai Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005. Isi dari perjanjian damai Helsinki adalah pemerintahan Aceh, hak– hak asasi manusia, amnesti dan reintegrasi, pengaturan keamanan, dan pembentukan Aceh Monitoring Mission.