Amir Suudi, A. Nasir, Nida Rohmawati, S. Ronoatmodjo
{"title":"Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dengan Riwayat Sakit Bayi 0–6 bulan di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013)","authors":"Amir Suudi, A. Nasir, Nida Rohmawati, S. Ronoatmodjo","doi":"10.22435/MPK.V29I1.182","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract \nMany factors are associated with illness of infant 0-6 months. The objective of this study is to know the association between exclusive breastfeeding and illness of infants 0-6 months in Indonesia. This study uses secondary data from cross sectional survey of Basic Health Research (Riskesdas) in 2013, with a sample of 5,017 infant 0-6 months. Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of was 18.24%, the prevalence of illness among non-exclusive breastfeeding infants was 19.57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16%. Analyze of Cox regression show that crude prevalence ratio (PR) of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1.29 (95% CI 1.13-1.48), and PR of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother’s education level was 1,29 (95% CI 1.05-1.41). Conclusions, infants 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1.29 times higher risk of getting illness compared with who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother’s education level. It is recommended to increassing efforts to give exclusive breastfeeding infants as early as possible until six months, with increassing knowledge of mother and commitment of stakeholder to completed equipment of early breastfeeding initiation. \nAbstrak \nBanyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit bayi, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI). Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan data sekunder hasil survei cross sectional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dengan sampel sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%. Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19,57%, sedangkan prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Analisis regresi Cox menunjukkan bahwa rasio prevalensi kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48). Rasio prevalensi antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95%CI 1,05-1,41). Kesimpulannya, bayi 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu. Disarankan adanya peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sedini mungkin hingga enam bulan, dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan komitmen stakeholder melengkapi perlengkapan praktek inisiasi menyusui dini (IMD).","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.182","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
0-6月龄婴儿发病与多种因素相关。本研究的目的是了解纯母乳喂养与印度尼西亚0-6个月婴儿疾病之间的关系。本研究使用2013年基础健康研究(Riskesdas)横断面调查的二手数据,样本为5017名0-6个月婴儿。结果:纯母乳喂养的婴儿患病率为30.24%,纯母乳喂养的婴儿患病率为18.24%,非纯母乳喂养的婴儿患病率为19.57%,纯母乳喂养的婴儿患病率为15.16%。Cox回归分析显示,非纯母乳喂养与纯母乳喂养婴儿患病的粗患病率比(PR)为1.29 (95% CI 1.13 ~ 1.48),经母亲受教育程度调整后,非纯母乳喂养与纯母乳喂养婴儿患病的粗患病率比为1.29 (95% CI 1.05 ~ 1.41)。结论:0-6月龄非纯母乳喂养婴儿患病风险是纯母乳喂养婴儿的1.29倍,经母亲受教育程度调整。建议加大努力,尽可能早地对婴儿进行纯母乳喂养,直至6个月,同时增加对母亲的了解,并使利益攸关方承诺完成早期母乳喂养开始的设备。【摘要】榕树因子为杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎。Untuk menggetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan数据采集在hasil调查下的横断面Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,登干样本sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan。Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%。Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19.57%, sedangkan Prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15.16%。回归分析:Cox menunjukkan bahio prevalensis kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48)。[5] [5] (95%CI 1,05-1,41)。杨Kesimpulannya,八一- bulan有些mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1, 29卡莉dibandingkan杨mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh pokalchuk variabel pendidikan伊布·。【翻译】:Disarankan adanya peningkatan upaya penberian ASI eksklusif padi bayi baru lahir sedidii mungkiningingbulan, dengan meningkatkan pengetahuan, bdankomitmen利益相关者melengkapi perlengkapan praktek inisiumuui dini (IMD)。
Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dengan Riwayat Sakit Bayi 0–6 bulan di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013)
Abstract
Many factors are associated with illness of infant 0-6 months. The objective of this study is to know the association between exclusive breastfeeding and illness of infants 0-6 months in Indonesia. This study uses secondary data from cross sectional survey of Basic Health Research (Riskesdas) in 2013, with a sample of 5,017 infant 0-6 months. Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of was 18.24%, the prevalence of illness among non-exclusive breastfeeding infants was 19.57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16%. Analyze of Cox regression show that crude prevalence ratio (PR) of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1.29 (95% CI 1.13-1.48), and PR of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother’s education level was 1,29 (95% CI 1.05-1.41). Conclusions, infants 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1.29 times higher risk of getting illness compared with who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother’s education level. It is recommended to increassing efforts to give exclusive breastfeeding infants as early as possible until six months, with increassing knowledge of mother and commitment of stakeholder to completed equipment of early breastfeeding initiation.
Abstrak
Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit bayi, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI). Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan data sekunder hasil survei cross sectional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dengan sampel sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%. Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19,57%, sedangkan prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Analisis regresi Cox menunjukkan bahwa rasio prevalensi kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48). Rasio prevalensi antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95%CI 1,05-1,41). Kesimpulannya, bayi 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu. Disarankan adanya peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sedini mungkin hingga enam bulan, dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan komitmen stakeholder melengkapi perlengkapan praktek inisiasi menyusui dini (IMD).