{"title":"Sesar操作与印尼早期母乳开启的关系:2017年SDKI数据分析","authors":"Siti Masitoh, Siti Nurokhmah, Anissa Rizkianti, Sugiharti Sugiharti","doi":"10.22435/MPK.V31I1.3430","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \nThe prevalence of exclusive breastfeeding and early initiation of breastfeeding in Indonesia, is still low 37.3% and 58.2%, respectively. However, cesarean delivery increased from 12.3% in 2012 to 17.0% in 2017. Women who gave birth by cesarean section were less likely to breastfeed earlier. This study aimed to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding among women in Indonesia. This study was a further analysis of the 2017 IDHS data with a sample of the 6,877 last-born children in the two years preceding the survey. The dependent variable was early initiation of breastfeeding, while the main independent variable was cesarean delivery. Other covariate variables included age, education, occupation, place of residence, parity, history of antenatal care, place of delivery and wealth index. Data analysis used logistic regression to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding, showing as the Adjusted Odds Ratio among 95% confidence interval. The results of the study showed that eight out of ten (82.75%) women who gave birth by cesarean section did not experience early initiation of breastfeeding, compared to those who delivered vaginal delivery (62.75%). Women who gave birth by cesarean section were 7.16 times more likely to not practice early initiation of breastfeeding (AOR 7.16; 95% CI: 3.66-14.01) compared to those who delivered vaginal delivery. To improve early initiation of breastfeeding, pregnant women need to be encouraged to do antenatal care (ANC) to increase their knowledge and confidence about breast milk. In addition, health workers and health care providers need to provide support to women who give birth by cesarean section to breastfeed as early as possible through providing adequate information about breastfeeding, encouraging rooming-in and preventing the promotion of formula milk. \n \n \n \nAbstrak \n \n \n \nPrevalensi air susu ibu (ASI) eksklusif dan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia, masih rendah yaitu masing-masing 37,3% dan 58,2%. Di sisi lain, kelahiran melalui operasi sesar meningkat dari 12,3% pada 2012 menjadi 17,0% pada 2017. Wanita yang melahirkan dengan operasi sesar lebih kecil kemungkinannya untuk menyusui lebih awal. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persalinan sesar dengan IMD pada wanita di Indonesia. Studi ini merupakan analisis lanjut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan sampel 6.877 anak terakhir yang lahir dalam kurun waktu dua tahun sebelum survei. Variabel dependen adalah IMD, sedangkan variabel independen utama adalah persalinan sesar. Variabel kovariat lainnya antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, paritas, riwayat antenatal care, tempat persalinan, dan indeks kekayaan. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara persalinan sesar dengan IMD, yang dilihat dari nilai Adjusted Odds Ratio dengan interval kepercayaan 95%. Hasil studi menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh (82,75%) wanita yang melahirkan dengan operasi sesar tidak melakukan IMD, dibandingkan dengan yang melahirkan persalinan pervaginam (62,75%). Wanita yang melahirkan melalui operasi sesar memiliki kemungkinan 7,16 kali lebih tinggi untuk tidak melakukan IMD (AOR 7,16; 95% CI: 3,66-14,01) dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara pervaginam. Untuk meningkatkan praktik IMD, ibu hamil perlu didorong untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan dirinya mengenai ASI. Selain itu, petugas kesehatan dan penyedia layanan kesehatan perlu memberikan dukungan kepada wanita yang melahirkan melalui operasi sesar untuk menyusui sedini mungkin melalui pemberian informasi mengenai ASI secara memadai, mendorong adanya rooming-in, serta mencegah pemberian promosi susu formula. \n \n \n \n \n \n \n \n \n","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan Operasi Sesar dengan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia: Analisis Data SDKI 2017\",\"authors\":\"Siti Masitoh, Siti Nurokhmah, Anissa Rizkianti, Sugiharti Sugiharti\",\"doi\":\"10.22435/MPK.V31I1.3430\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"\\n \\n \\nThe prevalence of exclusive breastfeeding and early initiation of breastfeeding in Indonesia, is still low 37.3% and 58.2%, respectively. However, cesarean delivery increased from 12.3% in 2012 to 17.0% in 2017. Women who gave birth by cesarean section were less likely to breastfeed earlier. This study aimed to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding among women in Indonesia. This study was a further analysis of the 2017 IDHS data with a sample of the 6,877 last-born children in the two years preceding the survey. The dependent variable was early initiation of breastfeeding, while the main independent variable was cesarean delivery. Other covariate variables included age, education, occupation, place of residence, parity, history of antenatal care, place of delivery and wealth index. Data analysis used logistic regression to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding, showing as the Adjusted Odds Ratio among 95% confidence interval. The results of the study showed that eight out of ten (82.75%) women who gave birth by cesarean section did not experience early initiation of breastfeeding, compared to those who delivered vaginal delivery (62.75%). Women who gave birth by cesarean section were 7.16 times more likely to not practice early initiation of breastfeeding (AOR 7.16; 95% CI: 3.66-14.01) compared to those who delivered vaginal delivery. To improve early initiation of breastfeeding, pregnant women need to be encouraged to do antenatal care (ANC) to increase their knowledge and confidence about breast milk. In addition, health workers and health care providers need to provide support to women who give birth by cesarean section to breastfeed as early as possible through providing adequate information about breastfeeding, encouraging rooming-in and preventing the promotion of formula milk. \\n \\n \\n \\nAbstrak \\n \\n \\n \\nPrevalensi air susu ibu (ASI) eksklusif dan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia, masih rendah yaitu masing-masing 37,3% dan 58,2%. Di sisi lain, kelahiran melalui operasi sesar meningkat dari 12,3% pada 2012 menjadi 17,0% pada 2017. Wanita yang melahirkan dengan operasi sesar lebih kecil kemungkinannya untuk menyusui lebih awal. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persalinan sesar dengan IMD pada wanita di Indonesia. Studi ini merupakan analisis lanjut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan sampel 6.877 anak terakhir yang lahir dalam kurun waktu dua tahun sebelum survei. Variabel dependen adalah IMD, sedangkan variabel independen utama adalah persalinan sesar. Variabel kovariat lainnya antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, paritas, riwayat antenatal care, tempat persalinan, dan indeks kekayaan. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara persalinan sesar dengan IMD, yang dilihat dari nilai Adjusted Odds Ratio dengan interval kepercayaan 95%. Hasil studi menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh (82,75%) wanita yang melahirkan dengan operasi sesar tidak melakukan IMD, dibandingkan dengan yang melahirkan persalinan pervaginam (62,75%). Wanita yang melahirkan melalui operasi sesar memiliki kemungkinan 7,16 kali lebih tinggi untuk tidak melakukan IMD (AOR 7,16; 95% CI: 3,66-14,01) dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara pervaginam. Untuk meningkatkan praktik IMD, ibu hamil perlu didorong untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan dirinya mengenai ASI. Selain itu, petugas kesehatan dan penyedia layanan kesehatan perlu memberikan dukungan kepada wanita yang melahirkan melalui operasi sesar untuk menyusui sedini mungkin melalui pemberian informasi mengenai ASI secara memadai, mendorong adanya rooming-in, serta mencegah pemberian promosi susu formula. \\n \\n \\n \\n \\n \\n \\n \\n \\n\",\"PeriodicalId\":18323,\"journal\":{\"name\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2021-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/MPK.V31I1.3430\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/MPK.V31I1.3430","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
在印度尼西亚,纯母乳喂养和早期开始母乳喂养的流行率仍然很低,分别为37.3%和58.2%。然而,剖宫产率从2012年的12.3%上升到2017年的17.0%。通过剖宫产分娩的妇女更不可能在早期进行母乳喂养。本研究旨在确定印度尼西亚妇女剖宫产和早期开始母乳喂养之间的关系。这项研究是对2017年IDHS数据的进一步分析,其中包括调查前两年最后出生的6877名儿童的样本。因变量是早期开始母乳喂养,而主要的自变量是剖宫产。其他协变量包括年龄、教育程度、职业、居住地、胎次、产前保健史、分娩地点和财富指数。数据分析采用logistic回归确定剖宫产与早期开始母乳喂养的关系,在95%置信区间内显示为调整优势比。研究结果表明,与阴道分娩的妇女(62.75%)相比,十分之八(82.75%)剖腹产分娩的妇女没有早期开始母乳喂养。剖宫产分娩的妇女不尽早开始母乳喂养的可能性是其7.16倍(AOR 7.16;95% CI: 3.66-14.01)。为了改善母乳喂养的早期开始,需要鼓励孕妇进行产前保健(ANC),以增加她们对母乳的知识和信心。此外,卫生工作者和卫生保健提供者需要通过提供有关母乳喂养的充分信息、鼓励同房和防止推广配方奶,为剖宫产妇女尽早进行母乳喂养提供支持。Abstrak Prevalensi空气苏苏人的伊布·(ASI) eksklusif丹inisiasi menyusu dini (IMD)迪印尼masih rendah yaitu masing-masing 37岁的丹58 3%,2%。disisi lain, kelahiran melalui operasi sesar meningkat dari 12.3% pad2012 menjadi 17.0% pad2017。万尼塔,杨,美拉希坎,登根,歌剧,演,演,演,演,演。研究人员在印度尼西亚的研究中发现了一种新方法,即在印度尼西亚的研究中发现了一种新方法。研究,分析,统计数据,调查,人口统计,印度尼西亚(SDKI), 2017年1月,抽样,6.877。变量依赖于数据集IMD,变量独立于数据集个人数据集。Variabel kovariat lainnya antara lainnia, pendidikan, pekerjaan, tempttinggal, paritas, riwayat产前护理,temptpersalan, danindeks kekayaan。分析数据为孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型、孟古纳坎回归logistic回归模型。Hasil studi menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh (82,75%) wanita yang melahirkan dengan operasi sesar tidak melakukan IMD, dibandingkan dengan yang melahirkan persalinan pervaginam(62,75%)。万丽塔,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛,杨海涛;(95% CI: 3,66-14,01) dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara pervaginam。我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Selain itu, petugas kesehatan dan penyedia layanan kesehatan perlu memberikkan dukungan kepada wanita yang melahirkan melalui operasi sesar untuk menyuui sedini mungkin melalui pemberian informasmengenai ASI secara memadai, mendorong adanya roomingin, serta menegah pemberian promosi susu公式。
Hubungan Operasi Sesar dengan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia: Analisis Data SDKI 2017
The prevalence of exclusive breastfeeding and early initiation of breastfeeding in Indonesia, is still low 37.3% and 58.2%, respectively. However, cesarean delivery increased from 12.3% in 2012 to 17.0% in 2017. Women who gave birth by cesarean section were less likely to breastfeed earlier. This study aimed to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding among women in Indonesia. This study was a further analysis of the 2017 IDHS data with a sample of the 6,877 last-born children in the two years preceding the survey. The dependent variable was early initiation of breastfeeding, while the main independent variable was cesarean delivery. Other covariate variables included age, education, occupation, place of residence, parity, history of antenatal care, place of delivery and wealth index. Data analysis used logistic regression to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding, showing as the Adjusted Odds Ratio among 95% confidence interval. The results of the study showed that eight out of ten (82.75%) women who gave birth by cesarean section did not experience early initiation of breastfeeding, compared to those who delivered vaginal delivery (62.75%). Women who gave birth by cesarean section were 7.16 times more likely to not practice early initiation of breastfeeding (AOR 7.16; 95% CI: 3.66-14.01) compared to those who delivered vaginal delivery. To improve early initiation of breastfeeding, pregnant women need to be encouraged to do antenatal care (ANC) to increase their knowledge and confidence about breast milk. In addition, health workers and health care providers need to provide support to women who give birth by cesarean section to breastfeed as early as possible through providing adequate information about breastfeeding, encouraging rooming-in and preventing the promotion of formula milk.
Abstrak
Prevalensi air susu ibu (ASI) eksklusif dan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia, masih rendah yaitu masing-masing 37,3% dan 58,2%. Di sisi lain, kelahiran melalui operasi sesar meningkat dari 12,3% pada 2012 menjadi 17,0% pada 2017. Wanita yang melahirkan dengan operasi sesar lebih kecil kemungkinannya untuk menyusui lebih awal. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persalinan sesar dengan IMD pada wanita di Indonesia. Studi ini merupakan analisis lanjut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan sampel 6.877 anak terakhir yang lahir dalam kurun waktu dua tahun sebelum survei. Variabel dependen adalah IMD, sedangkan variabel independen utama adalah persalinan sesar. Variabel kovariat lainnya antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, paritas, riwayat antenatal care, tempat persalinan, dan indeks kekayaan. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara persalinan sesar dengan IMD, yang dilihat dari nilai Adjusted Odds Ratio dengan interval kepercayaan 95%. Hasil studi menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh (82,75%) wanita yang melahirkan dengan operasi sesar tidak melakukan IMD, dibandingkan dengan yang melahirkan persalinan pervaginam (62,75%). Wanita yang melahirkan melalui operasi sesar memiliki kemungkinan 7,16 kali lebih tinggi untuk tidak melakukan IMD (AOR 7,16; 95% CI: 3,66-14,01) dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara pervaginam. Untuk meningkatkan praktik IMD, ibu hamil perlu didorong untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan dirinya mengenai ASI. Selain itu, petugas kesehatan dan penyedia layanan kesehatan perlu memberikan dukungan kepada wanita yang melahirkan melalui operasi sesar untuk menyusui sedini mungkin melalui pemberian informasi mengenai ASI secara memadai, mendorong adanya rooming-in, serta mencegah pemberian promosi susu formula.