{"title":"Tafsir Ijmali pada Q.S Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jalalain","authors":"Abdul Ghoni, Hari Fauji","doi":"10.15575/hanifiya.v5i2.18324","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana kemunculan tafsir ijmali, dasar dan urgensi, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangannya, serta metode penerapannya pada surat al-fatihah dalam tafsir al-Jalalain. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data, dan menginterprestasikannya. Dan didukung dengan data-data primer dan sekunder melalui pendekatan tafsir ijmali. Hasil risetnya yaitu ditemukan pokok pembahasan bahwa pada zaman Nabi kondisi menafsirkan Alquran hanya sebatas penafsiran dari Nabi dan belum ada istilah tafsir ijmali saat itu, namun penafsiran beliau implementasinya seperti tafsir ijmali. Kemunculan istilah tafsir ijmali tidak secara langsung ada, tetapi bertahap yaitu lahir dan berkembangnya tafsir menjadi ilmu tersendiri yang terpisah dari hadis, seiring mengikuti kemajuan ilmu pada masa akhir bani umayyah dan awal bani abbasiyyah. Dasar dan urgensi tafsir ijmali memeberikan kontribusi yang mendasar bagi mufassir awal dalam mengkaji tafsir-tafsir Alquran. Dalam penafsirannya, tafsir ijmali memiliki langkah-langkah umum yang termuat dalam bahasa ringkasnya menjadi tiga poin, diantaranya tafsir ijmali diterapkan berdasarkan urutan-urutan teks Alquran mengikuti ayat-ayat yang sesuai dengan pengaturannya, terkadang mengedepankan asbab al-Nuzul, dan mufassir mengklasifikasi maknanya secara umum sehingga menampakkan maksud dan tujuan pada ayat-ayat Alquran. Kemudian tentunya tafsir ijmali bukan satu-satunya tafsir yang sempurna, pasti dalam implementasinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya mempermudah tahap awal bagi mufassir pemula, dengan tampak sederhana, mudah, praktis dan cepat, serta pesan-pesan Alquran mudah ditangkap, di sisi lain kekurang tafsir ijmali terdapat pada sifatnya yang simplisitis sehingga analisisnya terlalu dangkal dan tidak komprehensif. ","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"420 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v5i2.18324","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tafsir Ijmali pada Q.S Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jalalain
Tujuan dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana kemunculan tafsir ijmali, dasar dan urgensi, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangannya, serta metode penerapannya pada surat al-fatihah dalam tafsir al-Jalalain. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data, dan menginterprestasikannya. Dan didukung dengan data-data primer dan sekunder melalui pendekatan tafsir ijmali. Hasil risetnya yaitu ditemukan pokok pembahasan bahwa pada zaman Nabi kondisi menafsirkan Alquran hanya sebatas penafsiran dari Nabi dan belum ada istilah tafsir ijmali saat itu, namun penafsiran beliau implementasinya seperti tafsir ijmali. Kemunculan istilah tafsir ijmali tidak secara langsung ada, tetapi bertahap yaitu lahir dan berkembangnya tafsir menjadi ilmu tersendiri yang terpisah dari hadis, seiring mengikuti kemajuan ilmu pada masa akhir bani umayyah dan awal bani abbasiyyah. Dasar dan urgensi tafsir ijmali memeberikan kontribusi yang mendasar bagi mufassir awal dalam mengkaji tafsir-tafsir Alquran. Dalam penafsirannya, tafsir ijmali memiliki langkah-langkah umum yang termuat dalam bahasa ringkasnya menjadi tiga poin, diantaranya tafsir ijmali diterapkan berdasarkan urutan-urutan teks Alquran mengikuti ayat-ayat yang sesuai dengan pengaturannya, terkadang mengedepankan asbab al-Nuzul, dan mufassir mengklasifikasi maknanya secara umum sehingga menampakkan maksud dan tujuan pada ayat-ayat Alquran. Kemudian tentunya tafsir ijmali bukan satu-satunya tafsir yang sempurna, pasti dalam implementasinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya mempermudah tahap awal bagi mufassir pemula, dengan tampak sederhana, mudah, praktis dan cepat, serta pesan-pesan Alquran mudah ditangkap, di sisi lain kekurang tafsir ijmali terdapat pada sifatnya yang simplisitis sehingga analisisnya terlalu dangkal dan tidak komprehensif.