Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.15575/hanifiya.v6i1.25266
Rina Nurdiana, Dadang Kahmad, A. Syukur, Yeni Huriani
Penulisan artikel ini dilatarbelakangi fenomena bermunculannya kelompok keagamaan di Indonesia saat ini, salah satunya yaitu kelompok Amanat Keagungan Ilahi (AKI) yang berada di Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Kelompok ini mempunyai aspek esoteric dan eksoterik yang khas dan berbeda terutama pada aspek ritual dan ekeperensial sehingga kelompok ini di sorot cukup tajam oleh masyarakat setempat. Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan fenomena kelompok Amanat Keagungan Ilahi yang berkaitan dengan 7 dimensi keagamaan Ninian Smart mencakup dimensi ritual, ajaran, expernsial, mitos dan sosial kelembagaan dan dimensi material para penganutnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa AKI merupakan gerakan keagamaan di mana pengikutnya harus melewati ritual berupa pewarisan, mandi tobat, khalwat guha dan khalwat alam menjadi tahapan yang sangat sacral yang harus dilalui oleh anggota AKI yang bersungguh sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Prinsip dasar tujuan ajaran AKI adalah untuk mencapai suci hati, suci ucap, dan suci akhlaq. Melalui penelitian lapangan, wawancara mendalam serta obervasi menyimpulkan bahwa corak keagamaan kelompok AKI mengandung unsur percaya kepada alam ghaib, tradisi nenek moyang, mengandalakan olah pikir dan olah rasa serta mengutamakan urusan batin dari pada amalan lahir. Meyakini adanya wahyu berupa wangsit yang turun bagi pengikut yang terpilih.
{"title":"Realitas Keagamaan Amanat Keagungan Ilahi dalam Perspektif Ninian Smart","authors":"Rina Nurdiana, Dadang Kahmad, A. Syukur, Yeni Huriani","doi":"10.15575/hanifiya.v6i1.25266","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v6i1.25266","url":null,"abstract":"Penulisan artikel ini dilatarbelakangi fenomena bermunculannya kelompok keagamaan di Indonesia saat ini, salah satunya yaitu kelompok Amanat Keagungan Ilahi (AKI) yang berada di Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Kelompok ini mempunyai aspek esoteric dan eksoterik yang khas dan berbeda terutama pada aspek ritual dan ekeperensial sehingga kelompok ini di sorot cukup tajam oleh masyarakat setempat. Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan fenomena kelompok Amanat Keagungan Ilahi yang berkaitan dengan 7 dimensi keagamaan Ninian Smart mencakup dimensi ritual, ajaran, expernsial, mitos dan sosial kelembagaan dan dimensi material para penganutnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa AKI merupakan gerakan keagamaan di mana pengikutnya harus melewati ritual berupa pewarisan, mandi tobat, khalwat guha dan khalwat alam menjadi tahapan yang sangat sacral yang harus dilalui oleh anggota AKI yang bersungguh sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Prinsip dasar tujuan ajaran AKI adalah untuk mencapai suci hati, suci ucap, dan suci akhlaq. Melalui penelitian lapangan, wawancara mendalam serta obervasi menyimpulkan bahwa corak keagamaan kelompok AKI mengandung unsur percaya kepada alam ghaib, tradisi nenek moyang, mengandalakan olah pikir dan olah rasa serta mengutamakan urusan batin dari pada amalan lahir. Meyakini adanya wahyu berupa wangsit yang turun bagi pengikut yang terpilih.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89695938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-13DOI: 10.15575/hanifiya.v6i1.18321
Ishmatul Karimah Syam, Suryana Alfathah, Eni Zulaiha, Khader Ahmad
Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah corak tafsir falsafi meliputi sejarah kemunculan tafsir falsafi, batasan tafsir falsafi, perdebatan ulama tentang tafsir falsafi, dan kitab-kitab tafsir yang bercorak falsafi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melalui studi kepustakaan dengan pendekatan sejarah dan tafsir. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Tafsir Falsafi adalah salah satu corak penafsiran yang menggunakan teori-teori dan pendekatan filsafat. Sejarah kemunculan corak falsafi ini bermula pada dinasti Abbasiyah dimana pada kekhalifahan Al-Manshur, banyak sekali buku-buku filsafat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sehingga menyebabkan masuknya kajian-kajian filsafat ke dalam dunia Islam terkhusus pada khazanah penafsiran Al-Quran. Adapun batasan dalam tafsir falsafi meliputi pembahasan-pembahasan seputar filsafat seperti wujud tuhan, sifat-sifat Allah, dan juga terkait ayat-ayat mutasyabihat. Corak tafsir falsafi tentunya menuai pro dan kontra, di antaranya yang menolak adalah karena corak falsafi menggunakan akal dan teori-teori filsafat yang bertentangan dengan ajaran dan aqidah Islam. Adapun yang mendukung adalah karena mereka menganggap ada titik temu antara filsafat dengan agama dan juga tafsir. Kitab-kitab yang bercorak falsafi di antaranya adalah kitab Fushus Al-Hikam karya Al-Farabi, Rasail Ibnu Sina, Rasail Ikhwan As-Shafa, Mafatih Al-Ghaib karya Fakhrudin Ar Razi dan Tafsir Al Mizan karya Thabathaba’i. Penelitian sederhana ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi para pengkaji Al-Quran dan tafsirnya.
{"title":"Kajian Historis Tafsir Falsafi","authors":"Ishmatul Karimah Syam, Suryana Alfathah, Eni Zulaiha, Khader Ahmad","doi":"10.15575/hanifiya.v6i1.18321","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v6i1.18321","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah corak tafsir falsafi meliputi sejarah kemunculan tafsir falsafi, batasan tafsir falsafi, perdebatan ulama tentang tafsir falsafi, dan kitab-kitab tafsir yang bercorak falsafi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melalui studi kepustakaan dengan pendekatan sejarah dan tafsir. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Tafsir Falsafi adalah salah satu corak penafsiran yang menggunakan teori-teori dan pendekatan filsafat. Sejarah kemunculan corak falsafi ini bermula pada dinasti Abbasiyah dimana pada kekhalifahan Al-Manshur, banyak sekali buku-buku filsafat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sehingga menyebabkan masuknya kajian-kajian filsafat ke dalam dunia Islam terkhusus pada khazanah penafsiran Al-Quran. Adapun batasan dalam tafsir falsafi meliputi pembahasan-pembahasan seputar filsafat seperti wujud tuhan, sifat-sifat Allah, dan juga terkait ayat-ayat mutasyabihat. Corak tafsir falsafi tentunya menuai pro dan kontra, di antaranya yang menolak adalah karena corak falsafi menggunakan akal dan teori-teori filsafat yang bertentangan dengan ajaran dan aqidah Islam. Adapun yang mendukung adalah karena mereka menganggap ada titik temu antara filsafat dengan agama dan juga tafsir. Kitab-kitab yang bercorak falsafi di antaranya adalah kitab Fushus Al-Hikam karya Al-Farabi, Rasail Ibnu Sina, Rasail Ikhwan As-Shafa, Mafatih Al-Ghaib karya Fakhrudin Ar Razi dan Tafsir Al Mizan karya Thabathaba’i. Penelitian sederhana ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi para pengkaji Al-Quran dan tafsirnya.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80250952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-13DOI: 10.15575/hanifiya.v6i1.25081
Roni Tabroni, Asep Saeful Muhtadi, Z. Mukarom
Kajian ini mengangkat pemberitaan filantropi agama di HU. Republika pada pandemi Covid-19 tahun 2020-2021. Selama dua tahun Republika mengangkat kedermawanan masyarakat Indonesia untuk saling bantu di saat krisis. Berita tersebut dikemas dalam berbagai bentuk dan diletakkan di halaman-halaman yang cukup strategis. Tujuan kajian ini untuk mengungkap pemberitaan filantropi pada masa pandemi Covid-19 serta bagaimana Republika melakukan komodifikasi atas berita tersebut. Kajian ini menggunakan paradigma interpretif dan pendekatakn kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan yaitu berupa metode kritis, guna membongkar motif utama di balik pembuatan berita dalam sebuah media. Teori yang digunakan yaitu komodifikasi dan juga turunannya ekonomi politik media. Kajian ini menghasilkan temuan berupa proses komodifikasi yang dilakukan Republika setidaknya pada tiga hal yaitu komodifikasi isi (konten filantropi agama) terhadap pemberitaan filantropi agama selama dua tahun, komodifikasi tenaga kerja (jurnalis) yang sudah dilatih sejak mulai bergabung hingga proses kerjanya, dan komodifikasi audiens (pembaca) yaitu mereka yang terdiri dari komunitas Islam kota sebagai sasarannya. Apa yang dilakukan Republika terhadap konten keagamaan membuktikan terjadinya pergeseran idiologi yang diyakininya selama ini.
{"title":"Komodifikasi Filantropi Keagamaan di Harian Umum Republika","authors":"Roni Tabroni, Asep Saeful Muhtadi, Z. Mukarom","doi":"10.15575/hanifiya.v6i1.25081","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v6i1.25081","url":null,"abstract":"Kajian ini mengangkat pemberitaan filantropi agama di HU. Republika pada pandemi Covid-19 tahun 2020-2021. Selama dua tahun Republika mengangkat kedermawanan masyarakat Indonesia untuk saling bantu di saat krisis. Berita tersebut dikemas dalam berbagai bentuk dan diletakkan di halaman-halaman yang cukup strategis. Tujuan kajian ini untuk mengungkap pemberitaan filantropi pada masa pandemi Covid-19 serta bagaimana Republika melakukan komodifikasi atas berita tersebut. Kajian ini menggunakan paradigma interpretif dan pendekatakn kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan yaitu berupa metode kritis, guna membongkar motif utama di balik pembuatan berita dalam sebuah media. Teori yang digunakan yaitu komodifikasi dan juga turunannya ekonomi politik media. Kajian ini menghasilkan temuan berupa proses komodifikasi yang dilakukan Republika setidaknya pada tiga hal yaitu komodifikasi isi (konten filantropi agama) terhadap pemberitaan filantropi agama selama dua tahun, komodifikasi tenaga kerja (jurnalis) yang sudah dilatih sejak mulai bergabung hingga proses kerjanya, dan komodifikasi audiens (pembaca) yaitu mereka yang terdiri dari komunitas Islam kota sebagai sasarannya. Apa yang dilakukan Republika terhadap konten keagamaan membuktikan terjadinya pergeseran idiologi yang diyakininya selama ini.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"159 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76970446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-10DOI: 10.15575/hanifiya.v6i1.19966
D. Hidayat, Dody S. Truna, M. T. Rahman, Asep Muhyidin
This article describes a religious movement figure in post-Reformation Indonesia (1998), namely Habib Rizieq Shihab, who had a mass organization considered radical, namely the Islamic Defenders Front. This article answers the accusation that Shihab was anti-state politics, anti-Pancasila, anti-the Republic of Indonesia, and was intolerant of anyone different from the movement he had led. This study uses the content analysis method, namely analyzing the ideas in Shihab's writings and lectures to reveal his Islamic political ideology. This study found that Shihab's theology was Ashary and Shafiy Sunni with Alawiy Tareqat order. The Muslim Brotherhood influenced Shihab's thoughts and Al-Maududi's ideas, namely, aspiring to an Islamic state or formalizing religious constitutional law into a condition known as Islamic law. At the local level, Shihab was influenced by the local scholar M. Natsir. However, Shihab's political Islamic thought results gave distinctive features and differed from the existing typology. Shihab accepted Pancasila as the basis of the state. However, the "Shari'ated Indonesia" concept was a theistic concept perceived as implementing the Islamic caliphate vision and mission and the reincarnation of the 1945 Jakarta Charter Pancasila.
{"title":"The Construction of Habib Rizieq Shihab's Political Islamic Thought in the Post-Reform Indonesian Context","authors":"D. Hidayat, Dody S. Truna, M. T. Rahman, Asep Muhyidin","doi":"10.15575/hanifiya.v6i1.19966","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v6i1.19966","url":null,"abstract":"This article describes a religious movement figure in post-Reformation Indonesia (1998), namely Habib Rizieq Shihab, who had a mass organization considered radical, namely the Islamic Defenders Front. This article answers the accusation that Shihab was anti-state politics, anti-Pancasila, anti-the Republic of Indonesia, and was intolerant of anyone different from the movement he had led. This study uses the content analysis method, namely analyzing the ideas in Shihab's writings and lectures to reveal his Islamic political ideology. This study found that Shihab's theology was Ashary and Shafiy Sunni with Alawiy Tareqat order. The Muslim Brotherhood influenced Shihab's thoughts and Al-Maududi's ideas, namely, aspiring to an Islamic state or formalizing religious constitutional law into a condition known as Islamic law. At the local level, Shihab was influenced by the local scholar M. Natsir. However, Shihab's political Islamic thought results gave distinctive features and differed from the existing typology. Shihab accepted Pancasila as the basis of the state. However, the \"Shari'ated Indonesia\" concept was a theistic concept perceived as implementing the Islamic caliphate vision and mission and the reincarnation of the 1945 Jakarta Charter Pancasila.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"11 24 Suppl 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90172170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-10DOI: 10.15575/hanifiya.v6i1.17821
Maulana Yusuf Alamsyah, Khaleel Al-Obaidi
The pattern of people's life has changed occasionally, encouraging people to follow this development, especially in matters related to mu’amalah. However, the problem here is that banking is synonymous with bank interest or rent, whereas most people in the community think that bank interest or rent is the same as usury. This paper is based on the results of a study that describes and classifies usury verses in the Qur’an, then analyzes them with the methodology used by Muhammad Sayyid Tantawi inTafsir al-Wasith, which was later linked to his fatwa regarding bank interest law. This study concluded that internal and external factors greatly influenced Tantawi's interpretation of bank interest in Islamic law, among which he used the opinions of modernist scholars such as Al-Alusy, Fazlur Rahman, etc. In addition, the pattern of interpretation of interpretation al-Wasith to the usury verse consists of four patterns consisting of sura al-Rum verse 39 explaining that transactions with usury will not develop and will even lose money. Surah al-Nisa' verses 160-161 demonstrate that their tyranny caused some of the painful sanctions Allah has ever bestowed upon the Jews as perpetrators of usury transactions.
人们的生活模式偶尔会发生变化,鼓励人们跟随这种发展,特别是在与穆阿马拉有关的事情上。然而,这里的问题是,银行业务是银行利息或租金的同义词,而社区中的大多数人认为银行利息或租金与高利贷相同。本文基于一项研究的结果,该研究对古兰经中的高利贷经文进行了描述和分类,然后用Muhammad Sayyid Tantawi inTafsir al-Wasith使用的方法对它们进行了分析,该方法后来与他关于银行利息法的法特瓦联系在一起。本研究认为,内部和外部因素对坦塔维在伊斯兰法中对银行利益的解释影响很大,其中他使用了Al-Alusy、Fazlur Rahman等现代主义学者的观点。此外,al-Wasith对高利贷经文的解释模式包括四种模式,其中al-Rum第39节解释了与高利贷的交易不会发展,甚至会赔钱。尼萨章第160-161节表明,他们的暴政导致了安拉对犹太人的一些痛苦的制裁,因为他们是高利贷交易的肇事者。
{"title":"Muhammad Sayyid Tantawi's Interpretation of the Verses of Riba","authors":"Maulana Yusuf Alamsyah, Khaleel Al-Obaidi","doi":"10.15575/hanifiya.v6i1.17821","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v6i1.17821","url":null,"abstract":"The pattern of people's life has changed occasionally, encouraging people to follow this development, especially in matters related to mu’amalah. However, the problem here is that banking is synonymous with bank interest or rent, whereas most people in the community think that bank interest or rent is the same as usury. This paper is based on the results of a study that describes and classifies usury verses in the Qur’an, then analyzes them with the methodology used by Muhammad Sayyid Tantawi inTafsir al-Wasith, which was later linked to his fatwa regarding bank interest law. This study concluded that internal and external factors greatly influenced Tantawi's interpretation of bank interest in Islamic law, among which he used the opinions of modernist scholars such as Al-Alusy, Fazlur Rahman, etc. In addition, the pattern of interpretation of interpretation al-Wasith to the usury verse consists of four patterns consisting of sura al-Rum verse 39 explaining that transactions with usury will not develop and will even lose money. Surah al-Nisa' verses 160-161 demonstrate that their tyranny caused some of the painful sanctions Allah has ever bestowed upon the Jews as perpetrators of usury transactions.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87503025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-10DOI: 10.15575/hanifiya.v6i1.24700
I. Nabhani, H. Ainissyifa, Y. M. Nasrullah, Nurul Fatonah
The notions of extremism and radicalism have penetrated the world of education; Public Higher Education is more vulnerable to radical movements due to the perspective that tends to see religious issues in black and white. Islamic Religious Education (Pendidikan Agama Islam—PAI), taught to students as a primary subject, is an opportunity to shape students' attitudes toward religious moderation as the next generation. East Priangan has a historical burden (heritage) that Indonesia has ever faced; East Priangan is the basis of the Darul Islam Movement, which has the Indonesian Islamic Army (DI/TII) led by SM. Kartosuryo. The study aimed to describe and analyze the implementation of religious moderation values for higher education students in East Priangan, including the University of Garut, the Indonesian Institute of Education, and the Garut Institute of Technology. This study uses a qualitative approach. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the efforts of PAI lecturers in building students' attitudes of religious moderation through understanding the methodology of Islamic teaching, the substance of the PAI curriculum was directed at moderate character, the role models and attitudes of PAI lecturers, there were discussion rooms, Qur’anic learning programs, mentoring and coaching of student activity units, and evaluation. Building a philosophy of religious moderation is an effort for students to respect religious diversity and build student collective awareness at universities in East Priangan.
极端主义和激进主义的观念已经渗透到教育界;公立高等教育往往以非黑即白的观点看待宗教问题,因此更容易受到激进运动的影响。伊斯兰宗教教育(Pendidikan Agama Islam-PAI)作为一门主要课程教授给学生,是一个塑造学生对下一代宗教节制态度的机会。东普里扬甘有着印尼从未面临过的历史负担(遗产);东普里扬甘是Darul伊斯兰运动的基础,该运动拥有由SM领导的印度尼西亚伊斯兰军(DI/TII)。Kartosuryo。本研究旨在描述和分析宗教节制价值观在东普里扬甘高等教育学生中的实施情况,包括加鲁特大学、印度尼西亚教育学院和加鲁特理工学院。本研究采用定性方法。使用观察、访谈和文件的数据收集技术。结果表明,PAI讲师通过对伊斯兰教教学方法的理解,努力建立学生的宗教温和态度,PAI课程的内容针对温和的性格,PAI讲师的榜样和态度,有讨论室,古兰经学习计划,学生活动单位的指导和辅导,以及评价。在东普里扬甘的大学里,建立一种宗教节制的哲学是为了让学生尊重宗教多样性,并建立学生的集体意识。
{"title":"Implementation of Religious Moderation Values in East Priangan Higher Education","authors":"I. Nabhani, H. Ainissyifa, Y. M. Nasrullah, Nurul Fatonah","doi":"10.15575/hanifiya.v6i1.24700","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/hanifiya.v6i1.24700","url":null,"abstract":"The notions of extremism and radicalism have penetrated the world of education; Public Higher Education is more vulnerable to radical movements due to the perspective that tends to see religious issues in black and white. Islamic Religious Education (Pendidikan Agama Islam—PAI), taught to students as a primary subject, is an opportunity to shape students' attitudes toward religious moderation as the next generation. East Priangan has a historical burden (heritage) that Indonesia has ever faced; East Priangan is the basis of the Darul Islam Movement, which has the Indonesian Islamic Army (DI/TII) led by SM. Kartosuryo. The study aimed to describe and analyze the implementation of religious moderation values for higher education students in East Priangan, including the University of Garut, the Indonesian Institute of Education, and the Garut Institute of Technology. This study uses a qualitative approach. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the efforts of PAI lecturers in building students' attitudes of religious moderation through understanding the methodology of Islamic teaching, the substance of the PAI curriculum was directed at moderate character, the role models and attitudes of PAI lecturers, there were discussion rooms, Qur’anic learning programs, mentoring and coaching of student activity units, and evaluation. Building a philosophy of religious moderation is an effort for students to respect religious diversity and build student collective awareness at universities in East Priangan.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76970131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Scripture is one of the essential parts of every religion, as from scripture, people can understand many things related to the belief in question, such as the concept of divinity, teachings, rituals, laws and regulations, and many others. Likewise, Jews own Torah which was revealed to the prophet Moses. In addition, there are also other books that they believe in the life of Jews. This study aimed to determine the definition, meaning, and classification of Torah according to Judaism. Accordingly, this study used a descriptive analysis method through a qualitative approach with literature studies to sufficiently understand the intended research purpose. This study concluded that Torah is Jews guideline of life, containing divine laws taught to Moses and transmitted to further generations. Torah, in detail, encompasses five books: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, and Devarim. ABSTRAKAgama yang diyakini setiap umat memiliki Kitab Suci sebagai salah satu bagian penting dari setiap agama, oleh karena dari kitab suci orang dapat memahami banyak hal yang berkaitan dengan kepercayaan terkait, seperti konsep ketuhanan, ajaran, ritual, hukum dan peraturan, dan banyak lainnya. Pun demikian umat Yahudi juga memiliki Torah yang diturunkan kepada Musa. Selain Torah, ada juga kitab-kitab lain yang mereka yakini mendeskripsikan kehidupan orang Yahudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi, makna, dan klasifikasi Torah menurut Yudaisme. Guna mencapai itu, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan kualitatif dalam bentu studi pustaka untuk mampu menjawab tujuan penelitian yang dimaksud. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Torah adalah pedoman hidup orang Yahudi, berisi hukum-hukum ketuhanan yang telah diajarkan kepada Musa dan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Torah, secara detail mencakup lima kitab: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, dan Devarim.
圣经是每个宗教的重要组成部分之一,因为从圣经中,人们可以理解许多与信仰有关的事情,比如神的概念、教义、仪式、法律法规等等。同样,犹太人拥有启示给先知摩西的律法。此外,还有其他一些书,他们相信犹太人的生活。本研究旨在根据犹太教确定Torah的定义、意义和分类。因此,本研究采用描述性分析方法,通过文献研究的定性方法,充分了解预期的研究目的。这项研究的结论是,托拉是犹太人的生活准则,包含了教给摩西并传给后代的神圣律法。详细来说,Torah包括五本书:Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar和Devarim。摘要:agama yang diyakini setiap umat memiliki kiti sutiai salah satu bagian penting dari setiap agama, oleh karena dari Kitab sutii orang dapat memahami banyak hal yang berkaitan dengan kepercayaan terkait, seperti konsep ketuhanan, ajaran, ritual, hukum dan peraturan, dan banyak lainnya。Pun demikian umat Yahudi juga memoriliki Torah yang diturunkan kepada Musa。Selain Torah, ada juga kitab-kitab lain yang mereka yakini mendeskripsikan kehidupan orang Yahudi。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi, makna, dan klasifikasi Torah menurut Yudaisme。云南猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃,猕猴桃。Penelitian ini menypulkan bahwa Torah adalah pedoman hidup orang Yahudi, berisi hukum-hukum ketuhanan yang telah diajarkan kepada Musa dtuurunkan kepada generasi selanjutnya。Torah, secara detail menencakup lima kitab: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, dan Devarim。
{"title":"Torah sebagai Kitab Suci Yudaisme: Konsep dan klasifikasi","authors":"Abdullah Muslich Rizal Maulana, Marsha Camila, Meisin Imanda Putri, Nabila Hafitzah, Nailatu Lutfiyah Sidqi","doi":"10.22373/arj.v3i1.15049","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.15049","url":null,"abstract":"Scripture is one of the essential parts of every religion, as from scripture, people can understand many things related to the belief in question, such as the concept of divinity, teachings, rituals, laws and regulations, and many others. Likewise, Jews own Torah which was revealed to the prophet Moses. In addition, there are also other books that they believe in the life of Jews. This study aimed to determine the definition, meaning, and classification of Torah according to Judaism. Accordingly, this study used a descriptive analysis method through a qualitative approach with literature studies to sufficiently understand the intended research purpose. This study concluded that Torah is Jews guideline of life, containing divine laws taught to Moses and transmitted to further generations. Torah, in detail, encompasses five books: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, and Devarim. ABSTRAKAgama yang diyakini setiap umat memiliki Kitab Suci sebagai salah satu bagian penting dari setiap agama, oleh karena dari kitab suci orang dapat memahami banyak hal yang berkaitan dengan kepercayaan terkait, seperti konsep ketuhanan, ajaran, ritual, hukum dan peraturan, dan banyak lainnya. Pun demikian umat Yahudi juga memiliki Torah yang diturunkan kepada Musa. Selain Torah, ada juga kitab-kitab lain yang mereka yakini mendeskripsikan kehidupan orang Yahudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi, makna, dan klasifikasi Torah menurut Yudaisme. Guna mencapai itu, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan kualitatif dalam bentu studi pustaka untuk mampu menjawab tujuan penelitian yang dimaksud. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Torah adalah pedoman hidup orang Yahudi, berisi hukum-hukum ketuhanan yang telah diajarkan kepada Musa dan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Torah, secara detail mencakup lima kitab: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, dan Devarim.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82081668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Religious Figures As Adhesives for Inter-religious Harmony in Toraja, starting from the phenomenon that the Toraja people, specifically the southern Toraja bordering the Enrekang area, which is predominantly Muslim, is a plural society from generation to generation while maintaining harmony between religious communities, especially Christian Muslims. This harmony has never been shaken by sara issues like in some other places. One of the glues is the religious leaders themselves. As the focus of this research, a research question was formulated, namely how religious figures play a role in gluing harmony between religious communities. These problems are studied using the theory of pluralism. Meanwhile, for field data, qualitative research methods were used, namely by observing with the aim of obtaining information about how the role of religious leaders in gluing inter-religious harmony. As a research finding, the role of religious leaders in gluing tolerance between religious communities, especially Christian Muslims in Toraja, is that religious leaders are able to act as role models or role models, coaches and are able to act as leaders for every community.ABSTRAKTokoh Agama Sebagai Perekat Kerukunan Antar Umat Beragama di Toraja, bertitik tolak dari fenomena bahwa masyarakat Toraja secara khusus Toraja bagian selatan yang berbatasan dengan daerah Enrekang yang mayoritas muslim adalah masyarakat majemuk dari turun temurun tetap memelihara kerukunan antar umat beragama khususnya Islam Kristen. Kerukunan tersebut tidak pernah tergoyahkan oleh isu-isu sara seperti di beberapa tempat lainnya. Salah satu perekat adalah tokoh agama sendiri. Sebagai focus penelitian ini dirumuskan question research yaitu bagaimana Tokoh Agama berperan dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan teori pluralisme. Sementara untuk data lapangan digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan mengamati dan juga melalui wawancara bersama informan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang peran tokoh agama dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama. Sebagai temuan penelitian bahwa peran tokoh agama dalam merekatkan toleransi antar umat beragama khususnya Kristen Islam di Toraja adalah tokoh agama mampu berperan sebagai teladan atau panutan, Pembina serta mampu berperan sebagai pemimpin bagi setiap uma
宗教人物是托拉贾宗教间和谐的粘合剂。从托拉贾人,特别是与Enrekang地区接壤的托拉贾南部地区,世代保持多元社会,同时保持宗教社区,特别是基督教穆斯林之间的和谐这一现象出发。这种和谐从未像在其他地方一样被sara问题所动摇。其中一个粘合剂是宗教领袖自己。作为本研究的重点,提出了一个研究问题,即宗教人物如何在粘合宗教社区之间的和谐中发挥作用。这些问题是用多元主义理论来研究的。同时,对于实地数据,采用了定性研究方法,即通过观察以获得有关宗教领袖在粘合宗教间和谐中的作用的信息。作为一项研究发现,宗教领袖在粘合宗教团体之间的宽容方面的作用,特别是托拉贾的基督教穆斯林,是宗教领袖能够作为榜样或榜样,教练,能够作为每个社区的领导者。【摘要】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】Kerukunan tersebut tidak pernah tergoyahkan oleh isu-isu sara seperti di beberapa tempat lainya。萨拉赫是我最喜欢的人。研究的重点是对健康问题的研究,对健康问题的研究,对健康问题的研究。Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan teoris pluralism。Sementara untuk数据,lapangan digunakan方法,penelitian定性,yitu dengan mengamati, juga melali, wawanca, bersama, informan dengan tujuan untuk, memperoli, informa tentenan tokoh agama, dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama。这是我的女儿,她是我的女儿,是我的女儿,是我的女儿,是我的女儿,是我的女儿,是我的女儿,是我的女儿
{"title":"Toleransi: Peran Tokoh Agama sebagai Perekat Kerukunan Umat Beragama","authors":"S. Samuel, Esther Epin Tumonglo","doi":"10.22373/arj.v3i1.14734","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.14734","url":null,"abstract":"Religious Figures As Adhesives for Inter-religious Harmony in Toraja, starting from the phenomenon that the Toraja people, specifically the southern Toraja bordering the Enrekang area, which is predominantly Muslim, is a plural society from generation to generation while maintaining harmony between religious communities, especially Christian Muslims. This harmony has never been shaken by sara issues like in some other places. One of the glues is the religious leaders themselves. As the focus of this research, a research question was formulated, namely how religious figures play a role in gluing harmony between religious communities. These problems are studied using the theory of pluralism. Meanwhile, for field data, qualitative research methods were used, namely by observing with the aim of obtaining information about how the role of religious leaders in gluing inter-religious harmony. As a research finding, the role of religious leaders in gluing tolerance between religious communities, especially Christian Muslims in Toraja, is that religious leaders are able to act as role models or role models, coaches and are able to act as leaders for every community.ABSTRAKTokoh Agama Sebagai Perekat Kerukunan Antar Umat Beragama di Toraja, bertitik tolak dari fenomena bahwa masyarakat Toraja secara khusus Toraja bagian selatan yang berbatasan dengan daerah Enrekang yang mayoritas muslim adalah masyarakat majemuk dari turun temurun tetap memelihara kerukunan antar umat beragama khususnya Islam Kristen. Kerukunan tersebut tidak pernah tergoyahkan oleh isu-isu sara seperti di beberapa tempat lainnya. Salah satu perekat adalah tokoh agama sendiri. Sebagai focus penelitian ini dirumuskan question research yaitu bagaimana Tokoh Agama berperan dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan teori pluralisme. Sementara untuk data lapangan digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan mengamati dan juga melalui wawancara bersama informan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang peran tokoh agama dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama. Sebagai temuan penelitian bahwa peran tokoh agama dalam merekatkan toleransi antar umat beragama khususnya Kristen Islam di Toraja adalah tokoh agama mampu berperan sebagai teladan atau panutan, Pembina serta mampu berperan sebagai pemimpin bagi setiap uma","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89553652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Man was created with the mandate or responsibility to nurture another creation. The creation of the others in this regard is no exception to nature. Nature by not merely being created by the Creator but, through the realm of man, the glory of God is revealed. Man who is a noble creation is given the trust to keep nature and continue to declare the glory of God. Man must take good care of, maintain, work on nature. Man's covetousness of the beauty and richness of nature makes man "forget" the mandate that the Creator entrusts. The universe is also a creation that has value for that man as a noble creation should have the consciousness to maintain that value (as a sesame of creation). The methodology used is a descriptive analysis study. The reference sources used are literacy references such as related books and journals. This writing intends to open up the mindset and give awareness of the importance of maintaining or being a stylist not a conqueror of nature. Qualitative methods are used through literature studies in this writing. The increasing needs of man seem to force to make desires a necessity that leads to the destruction of nature. For this reason, it is necessary to be aware and live enough and be grateful.ABSTRAKManusia diciptakan dengan mandat atau tanggungjawab untuk memelihara ciptaan yang lain. Ciptaan yang lain dalam hal ini tidak terkecuali alam. Alam dengan tidak hanya sekedar diciptakan oleh Sang pencipta begitu saja namun, melalui alam manusia kemuliaan Tuhan dinyatakan. Manusia yang adalah ciptaan yang mulia diberikan kepercayaan untuk menjaga agar alam tetap dan terus menyatakan kemuliaan Tuhan. Manusia harus menjaga, memelihara, mengusahakan alam dengan baik. Ketamakan manusia akan keindahan dan kekayaan alam membuat manusia “lupa” akan mandat yang Sang Pencipta percayakan. Alam semesta pun merupakan ciptaan yang mempunyai nilai untuk itu manusia sebagai ciptaan yang mulia seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga nilai tersebut (sebagai sesame ciptaan). Adapun metodologi yang digunakan adalah studi deskriptif analisis. Sumber rujukan yang digunakan adalah referensi literasi seperti buku dan jurnal terkait. Penulisan ini bermaksud untuk membuka pola pikir serta memberi kesadaran akan pentingya menjaga atau menjadi penata bukan penakluk alam. Digunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dalam penulisan ini. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat seolah-olah memaksa untuk menjadikan keinginan sebagai kebutuhan yang berujung pada pengrusakan alam. Untuk itu, diperlukan kesadaran serta hidup cukup dan bersyukur.
人被造的使命或责任是养育另一个受造物。在这方面,其他人的创造也不例外。大自然不仅是由造物主创造的,而且通过人类的领域,上帝的荣耀得以彰显。人类是一种高贵的创造物,被赋予了保护自然的使命,并继续宣扬上帝的荣耀。人类必须爱护、维护和改造自然。人类对大自然的美丽和丰富的贪欲使人“忘记”了造物主赋予的使命。宇宙也是一个有价值的创造物,作为一个高尚的创造物,人应该有维护这种价值的意识(作为创造物的芝麻)。使用的方法是描述性分析研究。所使用的参考资料来源是素养参考,如相关书籍和期刊。这篇文章的目的是打开心态,让人们意识到保持或成为一个造型师而不是自然的征服者的重要性。本文通过文献研究采用了定性方法。人类日益增长的需求似乎迫使欲望成为一种必然,从而导致自然的毁灭。出于这个原因,有必要意识到并充分生活,并心存感激。摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract我的天,我的天,我的天,我的天。阿兰登甘达达汉尼亚塞克达达地区,阿兰登达达达达,阿兰登达达达达,阿兰登达达达达,阿兰登达达达达,阿兰登达达达达。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。孟山都、孟山都、孟山都、孟山都、孟山都、孟山都。克塔玛坎是阿坎的主人,阿坎是阿坎的主人,阿坎是阿坎的主人,阿坎的主人是杨桑。Alam semesta pun merupakan ciptaan yang mempunyai nilai untuk itu manusia sebagai ciptaan yang mulia seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga nilai tersebut (sebagai芝麻ciptaan)。适应方法学的杨迪纳坎和adalah研究的文本分析。[5][文献综述][文献参考][学报]。Penulisan ini bermaksud untuk menbuka pola pikir serta memberi kesadaran akan pentingya menjaga atau menjadi penata bukan penakluk警报。用Digunakan方法研究白垩土的质量。Kebutuhan yang berujung pada pengrusakan警报。Untuk itu, diperlukan kesadaran serta up cuup dan bersyukur。
{"title":"Manusia Penata Alam dan Bukan Penakluk Alam","authors":"Veronika Restu Manggala Kala’tasik","doi":"10.22373/arj.v3i1.14867","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.14867","url":null,"abstract":"Man was created with the mandate or responsibility to nurture another creation. The creation of the others in this regard is no exception to nature. Nature by not merely being created by the Creator but, through the realm of man, the glory of God is revealed. Man who is a noble creation is given the trust to keep nature and continue to declare the glory of God. Man must take good care of, maintain, work on nature. Man's covetousness of the beauty and richness of nature makes man \"forget\" the mandate that the Creator entrusts. The universe is also a creation that has value for that man as a noble creation should have the consciousness to maintain that value (as a sesame of creation). The methodology used is a descriptive analysis study. The reference sources used are literacy references such as related books and journals. This writing intends to open up the mindset and give awareness of the importance of maintaining or being a stylist not a conqueror of nature. Qualitative methods are used through literature studies in this writing. The increasing needs of man seem to force to make desires a necessity that leads to the destruction of nature. For this reason, it is necessary to be aware and live enough and be grateful.ABSTRAKManusia diciptakan dengan mandat atau tanggungjawab untuk memelihara ciptaan yang lain. Ciptaan yang lain dalam hal ini tidak terkecuali alam. Alam dengan tidak hanya sekedar diciptakan oleh Sang pencipta begitu saja namun, melalui alam manusia kemuliaan Tuhan dinyatakan. Manusia yang adalah ciptaan yang mulia diberikan kepercayaan untuk menjaga agar alam tetap dan terus menyatakan kemuliaan Tuhan. Manusia harus menjaga, memelihara, mengusahakan alam dengan baik. Ketamakan manusia akan keindahan dan kekayaan alam membuat manusia “lupa” akan mandat yang Sang Pencipta percayakan. Alam semesta pun merupakan ciptaan yang mempunyai nilai untuk itu manusia sebagai ciptaan yang mulia seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga nilai tersebut (sebagai sesame ciptaan). Adapun metodologi yang digunakan adalah studi deskriptif analisis. Sumber rujukan yang digunakan adalah referensi literasi seperti buku dan jurnal terkait. Penulisan ini bermaksud untuk membuka pola pikir serta memberi kesadaran akan pentingya menjaga atau menjadi penata bukan penakluk alam. Digunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dalam penulisan ini. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat seolah-olah memaksa untuk menjadikan keinginan sebagai kebutuhan yang berujung pada pengrusakan alam. Untuk itu, diperlukan kesadaran serta hidup cukup dan bersyukur.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76331179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia is a country that has a variety of ethnicities, cultures, and religions. Judging from these diverse backgrounds, the motto of the Indonesian state contained in the Garuda Pancasila is Bhineka Tunggal Ika. There are different mottos, but this one cannot be separated from its challenges. The challenge in question is the understanding that circulates in the midst of people's lives, causing conflict. The seeds of these ideas can emerge in the family, community, and college environment. In this case, it is necessary to have a middle ground attitude to resolve various differences and problems in society. The researcher uses a qualitative approach method with a literature study. The results of the discussion in this study are to know the definition, understanding of radicalism in the state, forms of spreading radicalism, and moderation in Islam. The researcher concludes that the challenges of a country's diversity can be overcome by cultivating an attitude of moderation so that it can become a unifying nation, especially in the university environment.ABSTRAKIndonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam suku, budaya, serta agama. Dilihat dari latar belakang yang beranekaragam tersebut sangat ideal jika semboyan negara Indonesia yang terdapat pada garuda Pancasila yaitu Bhineka Tunggal Ika. Adanya semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu ini tidak lepas dari tantangannya. Tantangan yang dimaksud seperti paham paham yang beredar di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan konflik. Bibit paham-paham itu dapat muncul dalam lingkungan keluarga, masyarakat, serta perguruan tinggi. Dalam hal tersebut diperlukan adanya sikap jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai perbedaan dan masalah dalam kalangan masyarakat. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari pembahasan dalam penelitian ini adalah mengetahui tantangan keberagaman Indonesia, pemahaman radikalisme dalam negara, bentuk penyebaran radikalisme, serta moderasi dalam Islam. Peneliti menyimpulkan bahwa tantangan keanekaragaman sebuah negara dapat diatasi dengan menumbuhkan sikap moderasi sehingga dapat menjadikan pemersatu bangsa terutama dalam lingkungan perguruan tinggi.
印度尼西亚是一个拥有多种种族、文化和宗教的国家。从这些不同的背景来判断,Garuda Pancasila中包含的印度尼西亚国家的座右铭是Bhineka Tunggal Ika。有不同的座右铭,但这一个不能脱离它的挑战。问题的挑战是在人们生活中循环的理解,导致冲突。这些想法的种子可以在家庭、社区和大学环境中萌芽。在这种情况下,有必要采取中间立场来解决社会上的各种分歧和问题。本研究采用定性研究方法,结合文献研究。本研究的讨论结果是了解激进主义的定义、对国家激进主义的理解、激进主义传播的形式以及伊斯兰教中的温和。研究人员得出结论,一个国家的多样性挑战可以通过培养一种温和的态度来克服,这样它就可以成为一个统一的国家,特别是在大学环境中。【摘要】【摘要】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Adanya semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu ini tidak lepas dari tantangannya。tan tangangan yang dimaksud seperti paham paham yang beredar di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehinga menimbulkan konflik。Bibit pahami - pahami dapat muncul dalam lingkungan keluarga, masyarakat, serta perguran tinggi。Dalam hal tersebut diperlukan adanya sikap jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai perbedaan dan masalah Dalam kalangan masyarakat。Peneliti, menggunakan方法,pendekatan质量研究,kepustakan。Hasil dari pembahasan dalam penelitian ini adalah mengetahui tantangan keberagaman印度尼西亚,pemahaman radical kalisme dalam negara, bentuk penyebaran radical kalisme, serta moderasi dalam Islam。Peneliti menyimpimpkan bahwa tantanangan keanekaragaman sebuah negara dapatatan dengan menmenbuhkan sikap现代的segara dapatatmenjadikan peremersatu banga terutama dalam lingkungan perguran tinggi。
{"title":"Moderasi Beragama sebagai Pemersatu Bangsa serta Perannya dalam Perguruan Tinggi","authors":"M. Anzaikhan, Fitri Idani, Muliani Muliani","doi":"10.22373/arj.v3i1.16088","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.16088","url":null,"abstract":"Indonesia is a country that has a variety of ethnicities, cultures, and religions. Judging from these diverse backgrounds, the motto of the Indonesian state contained in the Garuda Pancasila is Bhineka Tunggal Ika. There are different mottos, but this one cannot be separated from its challenges. The challenge in question is the understanding that circulates in the midst of people's lives, causing conflict. The seeds of these ideas can emerge in the family, community, and college environment. In this case, it is necessary to have a middle ground attitude to resolve various differences and problems in society. The researcher uses a qualitative approach method with a literature study. The results of the discussion in this study are to know the definition, understanding of radicalism in the state, forms of spreading radicalism, and moderation in Islam. The researcher concludes that the challenges of a country's diversity can be overcome by cultivating an attitude of moderation so that it can become a unifying nation, especially in the university environment.ABSTRAKIndonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam suku, budaya, serta agama. Dilihat dari latar belakang yang beranekaragam tersebut sangat ideal jika semboyan negara Indonesia yang terdapat pada garuda Pancasila yaitu Bhineka Tunggal Ika. Adanya semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu ini tidak lepas dari tantangannya. Tantangan yang dimaksud seperti paham paham yang beredar di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan konflik. Bibit paham-paham itu dapat muncul dalam lingkungan keluarga, masyarakat, serta perguruan tinggi. Dalam hal tersebut diperlukan adanya sikap jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai perbedaan dan masalah dalam kalangan masyarakat. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari pembahasan dalam penelitian ini adalah mengetahui tantangan keberagaman Indonesia, pemahaman radikalisme dalam negara, bentuk penyebaran radikalisme, serta moderasi dalam Islam. Peneliti menyimpulkan bahwa tantangan keanekaragaman sebuah negara dapat diatasi dengan menumbuhkan sikap moderasi sehingga dapat menjadikan pemersatu bangsa terutama dalam lingkungan perguruan tinggi.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81793054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}