{"title":"对托拉雅教会的有效数字崇拜","authors":"Anugerah Agustus Rando, Rannu Sanderan","doi":"10.34307/mjsaa.v2i1.53","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ibadah digital mulai dilaksanakan apalagi dengan adanya pandemi covid-19. Muncul berbagai pandangan mengenai ibadah digital termasuk di kalangan anggota Gereja Toraja yang memperlihatkan bahwa ibadah digital kurang efektif. Untuk mewujudkan ibadah digital yang lebih efektif maka perlu untuk menganalisis ibadah itu sendiri. Untuk itu penulis menggunakan metode research and development (RnD). Pada studi pendahuluan, penulis menganalisis mengenai ibadah secara khusus dalam PL yang kemudian penulis menemukan bahwa dalam ibadah Kristen harus menyatakan respons atas inisiatif Allah, pembacaan dan pemberitaan Firman Tuhan, waktu dan tempat yang kudus. Kesadaran bahwa ibadah digital itu dilakukan sebagai respons (anabatis) atas inisiatif Allah (katabatis) yang diekspresikan dengan mempersembahkan seluruh totalitas hidup secara sukarela kepada Tuhan. Pikiran, waktu, konsentrasi, dll dalam ibadah digital itu harus dipersembahkan kepada Tuhan. Pembacaan dan pemberitaan Firman Tuhan harus dilakukan dengan kesadaran bahwa itu mengingatkan pada aspek Katabatis yang menjadi sentral secara khusus bagi gereja Toraja. Sebagai bagian dari Gereja Toraja, maka ibadah digital harus dilakukan dengan memperhatikan waktu dan tempat yang telah dikuduskan secara bersama sebagai anggota Gereja Toraja.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Ibadah Digital yang Efektif bagi Gereja Toraja\",\"authors\":\"Anugerah Agustus Rando, Rannu Sanderan\",\"doi\":\"10.34307/mjsaa.v2i1.53\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Ibadah digital mulai dilaksanakan apalagi dengan adanya pandemi covid-19. Muncul berbagai pandangan mengenai ibadah digital termasuk di kalangan anggota Gereja Toraja yang memperlihatkan bahwa ibadah digital kurang efektif. Untuk mewujudkan ibadah digital yang lebih efektif maka perlu untuk menganalisis ibadah itu sendiri. Untuk itu penulis menggunakan metode research and development (RnD). Pada studi pendahuluan, penulis menganalisis mengenai ibadah secara khusus dalam PL yang kemudian penulis menemukan bahwa dalam ibadah Kristen harus menyatakan respons atas inisiatif Allah, pembacaan dan pemberitaan Firman Tuhan, waktu dan tempat yang kudus. Kesadaran bahwa ibadah digital itu dilakukan sebagai respons (anabatis) atas inisiatif Allah (katabatis) yang diekspresikan dengan mempersembahkan seluruh totalitas hidup secara sukarela kepada Tuhan. Pikiran, waktu, konsentrasi, dll dalam ibadah digital itu harus dipersembahkan kepada Tuhan. Pembacaan dan pemberitaan Firman Tuhan harus dilakukan dengan kesadaran bahwa itu mengingatkan pada aspek Katabatis yang menjadi sentral secara khusus bagi gereja Toraja. Sebagai bagian dari Gereja Toraja, maka ibadah digital harus dilakukan dengan memperhatikan waktu dan tempat yang telah dikuduskan secara bersama sebagai anggota Gereja Toraja.\",\"PeriodicalId\":31333,\"journal\":{\"name\":\"Religio Jurnal Studi Agamaagama\",\"volume\":\"23 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-09-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Religio Jurnal Studi Agamaagama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34307/mjsaa.v2i1.53\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34307/mjsaa.v2i1.53","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Ibadah digital mulai dilaksanakan apalagi dengan adanya pandemi covid-19. Muncul berbagai pandangan mengenai ibadah digital termasuk di kalangan anggota Gereja Toraja yang memperlihatkan bahwa ibadah digital kurang efektif. Untuk mewujudkan ibadah digital yang lebih efektif maka perlu untuk menganalisis ibadah itu sendiri. Untuk itu penulis menggunakan metode research and development (RnD). Pada studi pendahuluan, penulis menganalisis mengenai ibadah secara khusus dalam PL yang kemudian penulis menemukan bahwa dalam ibadah Kristen harus menyatakan respons atas inisiatif Allah, pembacaan dan pemberitaan Firman Tuhan, waktu dan tempat yang kudus. Kesadaran bahwa ibadah digital itu dilakukan sebagai respons (anabatis) atas inisiatif Allah (katabatis) yang diekspresikan dengan mempersembahkan seluruh totalitas hidup secara sukarela kepada Tuhan. Pikiran, waktu, konsentrasi, dll dalam ibadah digital itu harus dipersembahkan kepada Tuhan. Pembacaan dan pemberitaan Firman Tuhan harus dilakukan dengan kesadaran bahwa itu mengingatkan pada aspek Katabatis yang menjadi sentral secara khusus bagi gereja Toraja. Sebagai bagian dari Gereja Toraja, maka ibadah digital harus dilakukan dengan memperhatikan waktu dan tempat yang telah dikuduskan secara bersama sebagai anggota Gereja Toraja.