{"title":"在偏远和偏远地区的COVID-19预防措施中使用保护措施的行为","authors":"Iin Nurlinawati, Mimi Sumiarsih","doi":"10.22435/mpk.v32i1.4499","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"During COVID-19 pandemic, puskesmas (community health center) made various efforts in accordance with technical instructions issued by the Ministry of Health.. As an effort to prevent transmission from patients to officers and vice versa, the use of Personal Protective Equipment (PPE) is mandatory. This study aimed to determine the behavior of using PPE as an effort to prevent COVID-19, especially in health centers in remote and very remote areas. The research design used was a cross-sectional study carried out at health centers in remote and very remote areas in 21 provinces, 66 districts. The data collection tool was in the form of a google form which was distributed through the special assignment personnel for Nusantara Sehat placement in 2019. The Google form was filled out by health workers at health centers, both Nusantara Sehat personnel and not. The data collection period was May-June 2020. The results showed that the behavior of health workers in remote and very remote community health centers in using complete PPE was not good. The use of PPE was generally high in personnel who provide services to patients, especially doctors and dentists. The reason respondents did not/sometimes use PPE was the limited number of PPE. The results of bivariate test using Chi-square test showed that involvement as a member of the Covid-19 task force team and marital status were significantly related to the behavior of using complete PPE. Meanwhile, the type of assignment (UKP and UKM), and gender were not statistically related. In an effort to prevent the spread of Covid-19, it is recommended that health workers at health centers improve the behavior of using PPE properly according to standards. For this reason, the Health Office should prioritize the procurement and distribution of PPE, and provide adequate training to health care professionals in its use. \nAbstrak \nPada masa pandemi COVID-19, puskesmas melakukan berbagai upaya pencegahan penularan sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam upaya pencegahan penularan dari pasien ke petugas dan juga sebaliknya, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi wajib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan APD dalam upaya pencegahan COVID-19 terutama di puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang, dilakukan pada puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil di 21 provinsi, 66 kabupaten. Alat pengumpul data berupa google form yang disebarkan melalui tenaga penugasan khusus Nusantara Sehat penempatan tahun 2019. Google form diisi oleh tenaga kesehatan di puskesmas baik tenaga Nusantara Sehat ataupun bukan. Rentang waktu pengumpulan data selama bulan Mei-Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku tenaga kesehatan di puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil dalam memakai APD secara lengkap, belum baik. Penggunaan APD secara umum tinggi pada tenaga yang memberikan pelayanan kepada pasien terutama dokter dan dokter gigi. Alasan responden tidak/kadang-kadang menggunakan APD adalah adanya keterbatasan jumlah APD. Hasil uji bivariat dengan menggunakan Chi-square test memperlihatkan bahwaketerlibatan sebagai anggota tim satgas COVID-19 dan status perkawinan berhubungan secara signifikan dengan perilaku penggunaan APD secara lengkap. Sementara jenis penugasan (UKP dan UKM), dan jenis kelamin secara statistik tidak berhubungan. Dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19, disarankan agar tenaga kesehatan di puskesmas meningkatkan perilaku penggunaan APD secara baik dan sesuai dengan standar. Untuk itu Dinas Kesehatan agar memprioritaskan pengadaan dan distribusi APD, dan memberikan pelatihan yang memadai kepada profesional perawatan kesehatan dalam penggunaannya.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2022-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Upaya Pencegahan COVID-19 di Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil\",\"authors\":\"Iin Nurlinawati, Mimi Sumiarsih\",\"doi\":\"10.22435/mpk.v32i1.4499\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"During COVID-19 pandemic, puskesmas (community health center) made various efforts in accordance with technical instructions issued by the Ministry of Health.. As an effort to prevent transmission from patients to officers and vice versa, the use of Personal Protective Equipment (PPE) is mandatory. This study aimed to determine the behavior of using PPE as an effort to prevent COVID-19, especially in health centers in remote and very remote areas. The research design used was a cross-sectional study carried out at health centers in remote and very remote areas in 21 provinces, 66 districts. The data collection tool was in the form of a google form which was distributed through the special assignment personnel for Nusantara Sehat placement in 2019. The Google form was filled out by health workers at health centers, both Nusantara Sehat personnel and not. The data collection period was May-June 2020. The results showed that the behavior of health workers in remote and very remote community health centers in using complete PPE was not good. The use of PPE was generally high in personnel who provide services to patients, especially doctors and dentists. The reason respondents did not/sometimes use PPE was the limited number of PPE. The results of bivariate test using Chi-square test showed that involvement as a member of the Covid-19 task force team and marital status were significantly related to the behavior of using complete PPE. Meanwhile, the type of assignment (UKP and UKM), and gender were not statistically related. In an effort to prevent the spread of Covid-19, it is recommended that health workers at health centers improve the behavior of using PPE properly according to standards. For this reason, the Health Office should prioritize the procurement and distribution of PPE, and provide adequate training to health care professionals in its use. \\nAbstrak \\nPada masa pandemi COVID-19, puskesmas melakukan berbagai upaya pencegahan penularan sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam upaya pencegahan penularan dari pasien ke petugas dan juga sebaliknya, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi wajib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan APD dalam upaya pencegahan COVID-19 terutama di puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang, dilakukan pada puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil di 21 provinsi, 66 kabupaten. Alat pengumpul data berupa google form yang disebarkan melalui tenaga penugasan khusus Nusantara Sehat penempatan tahun 2019. Google form diisi oleh tenaga kesehatan di puskesmas baik tenaga Nusantara Sehat ataupun bukan. Rentang waktu pengumpulan data selama bulan Mei-Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku tenaga kesehatan di puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil dalam memakai APD secara lengkap, belum baik. Penggunaan APD secara umum tinggi pada tenaga yang memberikan pelayanan kepada pasien terutama dokter dan dokter gigi. Alasan responden tidak/kadang-kadang menggunakan APD adalah adanya keterbatasan jumlah APD. Hasil uji bivariat dengan menggunakan Chi-square test memperlihatkan bahwaketerlibatan sebagai anggota tim satgas COVID-19 dan status perkawinan berhubungan secara signifikan dengan perilaku penggunaan APD secara lengkap. Sementara jenis penugasan (UKP dan UKM), dan jenis kelamin secara statistik tidak berhubungan. Dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19, disarankan agar tenaga kesehatan di puskesmas meningkatkan perilaku penggunaan APD secara baik dan sesuai dengan standar. Untuk itu Dinas Kesehatan agar memprioritaskan pengadaan dan distribusi APD, dan memberikan pelatihan yang memadai kepada profesional perawatan kesehatan dalam penggunaannya.\",\"PeriodicalId\":18323,\"journal\":{\"name\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"volume\":\"5 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2022-07-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/mpk.v32i1.4499\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/mpk.v32i1.4499","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在新冠肺炎疫情期间,社区卫生中心按照卫生部发布的技术指导意见,开展了各项工作。为了防止从患者传染给官员,反之亦然,必须使用个人防护装备(PPE)。本研究旨在确定使用个人防护装备作为预防COVID-19的行为,特别是在偏远和非常偏远地区的卫生中心。所采用的研究设计是一项横断面研究,在21个省66个区的偏远和极偏远地区的卫生中心进行。数据收集工具采用谷歌表格的形式,通过2019年努桑塔拉塞哈特安置的特别任务人员分发。谷歌表格是由卫生中心的卫生工作者填写的,包括努桑塔拉Sehat的工作人员和非工作人员。数据收集期为2020年5月至6月。结果表明,偏远和极偏远社区卫生中心卫生工作者在使用完整个人防护用品方面的行为不佳。向病人提供服务的人员,特别是医生和牙医,个人防护装备的使用率普遍很高。受访者不使用/有时不使用PPE的原因是PPE数量有限。卡方检验的双变量检验结果显示,作为Covid-19工作组成员的参与和婚姻状况与使用全套个人防护用品的行为显著相关。同时,任务类型(UKP和UKM)与性别无统计学相关性。为了防止Covid-19的传播,建议卫生中心的卫生工作者根据标准改善正确使用个人防护装备的行为。因此,卫生办公室应优先采购和分发个人防护装备,并向卫生保健专业人员提供使用个人防护装备的充分培训。【摘要】新冠肺炎(COVID-19)是一种新型冠状病毒,是一种新型冠状病毒,是一种新型冠状病毒。Dalam upaya penegahan penularan dari pasien ke petugas dan juga sebaliknya, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi wajib。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peraku penggunaan APD dalam upaya penegahan COVID-19 terutama di puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil。Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang, dilakukan padpuskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil, 21省,66 kabupaten。阿拉木图企鹅的数据来源于google表格yang disebarkan melalui tenaga penugasan khusus Nusantara Sehat penempatan tahun 2019。谷歌形式diisi oleh tenaga kesehatan di puskesmas baik tenaga Nusantara Sehat ataupun bukan。人堂waktu企鹅种群数据selama bulan Mei-Juni 2020。Hasil penelitian menunjukkan bahwa peraku tenaga kesehatan di puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil dalam memakai APD secara lengkap, belum baik。彭家南警察局局长,彭家南,彭家南,彭家南,彭家南,彭家南,彭家南,彭家南,彭家南,彭家南。Alasan respondenak /kadang-kadang menggunakan APD adalah adanya keterbatasan jumlah APD。Hasil uji双变量卡方检验成员perkakakan bahwaketerlibatan sebagai anggota tim satgas COVID-19状态perkakaan berhubungan secara显著性kan dengan peraku penggunaan APD secara lengkap。(UKP和UKM), (UKP和UKM), (UKP和UKM)。Dalam upaya penegahan penyebaran COVID-19, disarankan agar tenaga kesehatan di puskesmas meningkatkan peraku penggunaan APD secara baik dan sesujaan标准。Untuk to Dinas Kesehatan agar memprioritaskan pengadaan dan distribution i APD, dan成员kan pelatihan yang memadai kepada专业perawatan Kesehatan dalam penggunaannya。
Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Upaya Pencegahan COVID-19 di Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
During COVID-19 pandemic, puskesmas (community health center) made various efforts in accordance with technical instructions issued by the Ministry of Health.. As an effort to prevent transmission from patients to officers and vice versa, the use of Personal Protective Equipment (PPE) is mandatory. This study aimed to determine the behavior of using PPE as an effort to prevent COVID-19, especially in health centers in remote and very remote areas. The research design used was a cross-sectional study carried out at health centers in remote and very remote areas in 21 provinces, 66 districts. The data collection tool was in the form of a google form which was distributed through the special assignment personnel for Nusantara Sehat placement in 2019. The Google form was filled out by health workers at health centers, both Nusantara Sehat personnel and not. The data collection period was May-June 2020. The results showed that the behavior of health workers in remote and very remote community health centers in using complete PPE was not good. The use of PPE was generally high in personnel who provide services to patients, especially doctors and dentists. The reason respondents did not/sometimes use PPE was the limited number of PPE. The results of bivariate test using Chi-square test showed that involvement as a member of the Covid-19 task force team and marital status were significantly related to the behavior of using complete PPE. Meanwhile, the type of assignment (UKP and UKM), and gender were not statistically related. In an effort to prevent the spread of Covid-19, it is recommended that health workers at health centers improve the behavior of using PPE properly according to standards. For this reason, the Health Office should prioritize the procurement and distribution of PPE, and provide adequate training to health care professionals in its use.
Abstrak
Pada masa pandemi COVID-19, puskesmas melakukan berbagai upaya pencegahan penularan sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam upaya pencegahan penularan dari pasien ke petugas dan juga sebaliknya, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi wajib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan APD dalam upaya pencegahan COVID-19 terutama di puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang, dilakukan pada puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil di 21 provinsi, 66 kabupaten. Alat pengumpul data berupa google form yang disebarkan melalui tenaga penugasan khusus Nusantara Sehat penempatan tahun 2019. Google form diisi oleh tenaga kesehatan di puskesmas baik tenaga Nusantara Sehat ataupun bukan. Rentang waktu pengumpulan data selama bulan Mei-Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku tenaga kesehatan di puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil dalam memakai APD secara lengkap, belum baik. Penggunaan APD secara umum tinggi pada tenaga yang memberikan pelayanan kepada pasien terutama dokter dan dokter gigi. Alasan responden tidak/kadang-kadang menggunakan APD adalah adanya keterbatasan jumlah APD. Hasil uji bivariat dengan menggunakan Chi-square test memperlihatkan bahwaketerlibatan sebagai anggota tim satgas COVID-19 dan status perkawinan berhubungan secara signifikan dengan perilaku penggunaan APD secara lengkap. Sementara jenis penugasan (UKP dan UKM), dan jenis kelamin secara statistik tidak berhubungan. Dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19, disarankan agar tenaga kesehatan di puskesmas meningkatkan perilaku penggunaan APD secara baik dan sesuai dengan standar. Untuk itu Dinas Kesehatan agar memprioritaskan pengadaan dan distribusi APD, dan memberikan pelatihan yang memadai kepada profesional perawatan kesehatan dalam penggunaannya.