Sukmayati Alegantina, Herni Asih Setyorini, Intan Sari Oktoberia, W. Winarsih, Nurul Aini
{"title":"对印尼9(9)省不同民族的菲萨利斯·米尼马·L·","authors":"Sukmayati Alegantina, Herni Asih Setyorini, Intan Sari Oktoberia, W. Winarsih, Nurul Aini","doi":"10.22435/MPK.V31I1.3709","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \nMany Indonesian people use plants for medicine and health care. In 2017, the Center for Research and Development of Medicinal Plants and Traditional Medicines (B2P2TOOT), the National Institute of Health Research and Development (Badan Litbangkes) conducted a Research on Medicinal Plants and Herbs (Ristoja) by collecting 30 types of medicinal plants. Physalis minima L. (ciplukan) is one of the Ristoja plants that has been studied at the Pharmaceutical Laboratory, Center of Health Research and Development of Biomedical and Basic Health Technology, Badan Litbangkes. This study aimed to determine the chromatogram profile of plants to obtain plant quality and clusters between plants from different geographic origins using chemometric applications. There were 66 ciplukan samples collected from 15 ethnic groups in 9 provinces in Indonesia. Analysis was performed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a Photo Diode Array (PDA) detector at a wavelength (λ) of 254 nm and 366 nm. From the optimization results, the HPLC eluent used was a mixture of acetonitrile and methanol with a gradient system. The results from HPLC were chemometrically processed with data interpretation using Principal Component Analysis (PCA). PCA results of HPLC chromatograms at λ 254 nm and 366 nm, showed 2 clusters, which indicated that Physalis minima L. Ristoja results had 2 phytochemical profiles. The peak detected at λ 366 nm was more complex than at λ 254 nm. \n \n \n \nAbstrak \n \n \n \nMasyarakat Indonesia banyak memanfaatkan tanaman untuk pengobatan maupun perawatan kesehatan. Pada tahun 2017, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) telah melakukan Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja) dengan mengumpulkan 30 jenis tanaman obat. Physalis minima L. (ciplukan) merupakan salah satu tanaman hasil Ristoja yang telah diteliti di Laboratorium Farmasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes. Penelitian bertujuan mengetahui profil kromatogram tanaman untuk mendapatkan kualitas mutu tanaman dan klaster antara tanaman dari asal geografis yang berbeda menggunakan aplikasi kemometrik. Sampel ciplukan yang terkumpul berjumlah 66 buah dari 15 etnis pada 9 provinsi di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan detektor Photo Diode Array (PDA) pada panjang gelombang (λ) 254 nm dan 366 nm. Dari hasil optimasi, eluen HPLC yang digunakan adalah campuran asetonitril dan metanol dengan sistem gradien. Hasil dari HPLC diolah secara kemometrik dengan interpretasi data menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Hasil PCA dengan HPLC pada λ 254 nm and 366 nm, masing-masing memiliki 2 klaster yang menunjukkan bahwa Physalis minima L. hasil Ristoja memiliki 2 profil fitokimia. Puncak yang terdeteksi pada λ 366 nm lebih kompleks dibanding λ 254 nm. \n \n \n \n \n \n \n \n \n","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"280 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Profil Physalis minima L. dari Berbagai Etnis di 9 (Sembilan) Provinsi Indonesia Secara HPLC dan Kemometrik\",\"authors\":\"Sukmayati Alegantina, Herni Asih Setyorini, Intan Sari Oktoberia, W. Winarsih, Nurul Aini\",\"doi\":\"10.22435/MPK.V31I1.3709\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"\\n \\n \\nMany Indonesian people use plants for medicine and health care. In 2017, the Center for Research and Development of Medicinal Plants and Traditional Medicines (B2P2TOOT), the National Institute of Health Research and Development (Badan Litbangkes) conducted a Research on Medicinal Plants and Herbs (Ristoja) by collecting 30 types of medicinal plants. Physalis minima L. (ciplukan) is one of the Ristoja plants that has been studied at the Pharmaceutical Laboratory, Center of Health Research and Development of Biomedical and Basic Health Technology, Badan Litbangkes. This study aimed to determine the chromatogram profile of plants to obtain plant quality and clusters between plants from different geographic origins using chemometric applications. There were 66 ciplukan samples collected from 15 ethnic groups in 9 provinces in Indonesia. Analysis was performed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a Photo Diode Array (PDA) detector at a wavelength (λ) of 254 nm and 366 nm. From the optimization results, the HPLC eluent used was a mixture of acetonitrile and methanol with a gradient system. The results from HPLC were chemometrically processed with data interpretation using Principal Component Analysis (PCA). PCA results of HPLC chromatograms at λ 254 nm and 366 nm, showed 2 clusters, which indicated that Physalis minima L. Ristoja results had 2 phytochemical profiles. The peak detected at λ 366 nm was more complex than at λ 254 nm. \\n \\n \\n \\nAbstrak \\n \\n \\n \\nMasyarakat Indonesia banyak memanfaatkan tanaman untuk pengobatan maupun perawatan kesehatan. Pada tahun 2017, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) telah melakukan Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja) dengan mengumpulkan 30 jenis tanaman obat. Physalis minima L. (ciplukan) merupakan salah satu tanaman hasil Ristoja yang telah diteliti di Laboratorium Farmasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes. Penelitian bertujuan mengetahui profil kromatogram tanaman untuk mendapatkan kualitas mutu tanaman dan klaster antara tanaman dari asal geografis yang berbeda menggunakan aplikasi kemometrik. Sampel ciplukan yang terkumpul berjumlah 66 buah dari 15 etnis pada 9 provinsi di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan detektor Photo Diode Array (PDA) pada panjang gelombang (λ) 254 nm dan 366 nm. Dari hasil optimasi, eluen HPLC yang digunakan adalah campuran asetonitril dan metanol dengan sistem gradien. Hasil dari HPLC diolah secara kemometrik dengan interpretasi data menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Hasil PCA dengan HPLC pada λ 254 nm and 366 nm, masing-masing memiliki 2 klaster yang menunjukkan bahwa Physalis minima L. hasil Ristoja memiliki 2 profil fitokimia. Puncak yang terdeteksi pada λ 366 nm lebih kompleks dibanding λ 254 nm. \\n \\n \\n \\n \\n \\n \\n \\n \\n\",\"PeriodicalId\":18323,\"journal\":{\"name\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"volume\":\"280 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2021-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/MPK.V31I1.3709\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/MPK.V31I1.3709","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
许多印尼人将植物用于医药和保健。2017年,国家卫生研究与发展研究所(Badan Litbangkes)药用植物与传统药物研究与开发中心(B2P2TOOT)开展了一项药用植物与草药研究(Ristoja),收集了30种药用植物。小泡Physalis minima L. (ciplukan)是巴丹利邦克斯生物医学与基础卫生技术健康研究与发展中心药物实验室研究的一种植物。本研究旨在利用化学计量学的应用,确定植物的色谱图谱,以了解不同地理来源植物的品质和簇状分布。在印度尼西亚9个省的15个民族中采集了66份样本。采用高效液相色谱(HPLC)和光电二极管阵列(PDA)检测器进行分析,波长(λ)为254 nm和366 nm。从优化结果来看,采用的高效液相色谱洗脱液为乙腈-甲醇混合梯度体系。采用主成分分析(PCA)对HPLC结果进行化学计量学处理。在λ 254 nm和366 nm处,主成分分析结果显示出2个聚类,表明小泡Physalis L. Ristoja具有2个植物化学谱。λ 366 nm处的峰比λ 254 nm处的峰更复杂。【摘要】印尼语:banyak memanfaatkan tanaman untuk pengobatan maupun perawatan kesehatan。2017篇tahun Balai大的Penelitian丹Pengembangan Tanaman Obat丹Obat Tradisional (B2P2TOOT),奔波Penelitian丹Pengembangan Kesehatan(奔波Litbangkes) telah melakukan Riset Tanaman Obat丹嘉姆(Ristoja) dengan mengumpulkan 30 jenis Tanaman Obat。最小Physalis L. (ciplukan) merupakan salah satu tanaman hasil Ristoja yang telah diteliti实验室Farmasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan生物技术Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes。Penelitian bertujuan mengetahui剖面kromatogram tanaman untuk mendapatkan kualitas mutu tanaman danklaster antara tanaman dari asal geografis yang berbeda menggunakan applied kemometrik。Sampel ciplukan yang terkumpul berjumlah 66 buah dari 15 etnis padada印度尼西亚9省。高效液相色谱(HPLC)光二极管阵列(PDA)光二极管阵列(λ)光二极管阵列(λ)光二极管阵列(λ) 254 nm和366 nm。用高效液相色谱法测定了杨迪古纳坎、阿达拉坎、萘、乙腈和甲醇的梯度。用高效液相色谱法解释孟古那坎主成分分析(PCA)数据。Hasil PCA dengan HPLC - λ 254 nm和366 nm, masmasmasmasmemiliki 2 klaster yang menunjukkan bahwa Physalis minima L. Hasil Ristoja memiliki 2谱图。透射光谱为λ 366nm,透射光谱为λ 254nm。
Profil Physalis minima L. dari Berbagai Etnis di 9 (Sembilan) Provinsi Indonesia Secara HPLC dan Kemometrik
Many Indonesian people use plants for medicine and health care. In 2017, the Center for Research and Development of Medicinal Plants and Traditional Medicines (B2P2TOOT), the National Institute of Health Research and Development (Badan Litbangkes) conducted a Research on Medicinal Plants and Herbs (Ristoja) by collecting 30 types of medicinal plants. Physalis minima L. (ciplukan) is one of the Ristoja plants that has been studied at the Pharmaceutical Laboratory, Center of Health Research and Development of Biomedical and Basic Health Technology, Badan Litbangkes. This study aimed to determine the chromatogram profile of plants to obtain plant quality and clusters between plants from different geographic origins using chemometric applications. There were 66 ciplukan samples collected from 15 ethnic groups in 9 provinces in Indonesia. Analysis was performed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a Photo Diode Array (PDA) detector at a wavelength (λ) of 254 nm and 366 nm. From the optimization results, the HPLC eluent used was a mixture of acetonitrile and methanol with a gradient system. The results from HPLC were chemometrically processed with data interpretation using Principal Component Analysis (PCA). PCA results of HPLC chromatograms at λ 254 nm and 366 nm, showed 2 clusters, which indicated that Physalis minima L. Ristoja results had 2 phytochemical profiles. The peak detected at λ 366 nm was more complex than at λ 254 nm.
Abstrak
Masyarakat Indonesia banyak memanfaatkan tanaman untuk pengobatan maupun perawatan kesehatan. Pada tahun 2017, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) telah melakukan Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja) dengan mengumpulkan 30 jenis tanaman obat. Physalis minima L. (ciplukan) merupakan salah satu tanaman hasil Ristoja yang telah diteliti di Laboratorium Farmasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes. Penelitian bertujuan mengetahui profil kromatogram tanaman untuk mendapatkan kualitas mutu tanaman dan klaster antara tanaman dari asal geografis yang berbeda menggunakan aplikasi kemometrik. Sampel ciplukan yang terkumpul berjumlah 66 buah dari 15 etnis pada 9 provinsi di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan detektor Photo Diode Array (PDA) pada panjang gelombang (λ) 254 nm dan 366 nm. Dari hasil optimasi, eluen HPLC yang digunakan adalah campuran asetonitril dan metanol dengan sistem gradien. Hasil dari HPLC diolah secara kemometrik dengan interpretasi data menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Hasil PCA dengan HPLC pada λ 254 nm and 366 nm, masing-masing memiliki 2 klaster yang menunjukkan bahwa Physalis minima L. hasil Ristoja memiliki 2 profil fitokimia. Puncak yang terdeteksi pada λ 366 nm lebih kompleks dibanding λ 254 nm.