{"title":"血红蛋白A1c与血红蛋白的关系以及血红蛋白渗透速率与茂物的慢性肾衰竭没有并发症","authors":"Srilaning Driyah, J. Pradono","doi":"10.22435/MPK.V30I4.3174","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Diabetes mellitus type 2 (T2DM) is a chronic disease and can cause complications, one of which is decreased kidney function. Anemia is a complication of T2DM, especially if it is accompanied by renal disorders. The aim of this study was to show the relationship between HbA1c and hemoglobin (Hb), hematocrit (HCT), creatinine, and glomerular filtration rate (GFR) in T2DM respondents with and without complications of chronic renal failure (CRF). This study used a subset of the Non-Communicable Diseases cohort data set by the Center for Public Health Efforts in Central Bogor sub-district, Bogor City. The research design was an analytic observational study. Respondents were all T2DM with complete data as much as 303 people. The respondents diagnosed based on the results of previous blood sugar tests. The inclusion criteria were people with T2DM who had complete data (HBA1c, Hb, HCT, and creatinine). Bivariate analysis between the dependent variable (T2DM with or without CRF) and the independent variable (HbA1c, Hb, HCT, creatinine, and LFG) used the Spearman correlation. The results showed a strong positive correlation between HbA1c and Hb (r = 0,66, p<0,05) and HCT (r = 0,67, p<0,05)in T2DM respondents with CRF, but there is no correlation between HbA1c and creatinine and LFG. In T2DM without CRF there is a weak positive correlation between HbA1c and Hb (r = 0,26, p<0,05) and HCT (r = 0,21, p<0,05), a negative correlation between HbA1c and creatinine (r = -0,29, p<0,05), and there is a weak positive correlation between HbA1c and LFG (r = 0,24, p<0,05 ). The conclusion is that controlling blood sugar by examining HbA1c levels shows a strong positive correlation with Hb levels and HCT in T2DM with CRF and a weak negative correlation with LFG in T2DM without CRF. This difference is not in accordance with the existing theory \nAbstrak \nDiabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit kronik dan dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah penurunan fungsi ginjal. Anemia merupakan komplikasi DMT2 khususnya jika disertai gangguan renal. Tujuan penelitian ini menunjukkan hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) dengan hemoglobin (Hb), hematokrit (HCT), kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus (LFG) pada responden DMT2 dengan dan tanpa komplikasi gagal ginjal kronik (GGK). Penelitian ini menggunakan subset data kohor penyakit tidak menular (PTM) yang dilakukan oleh Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Desain penelitian adalah studi observasional analitik. Responden adalah semua penderita DMT2 dengan data lengkap sebanyak 303 orang yang didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah sebelumnya. Kriteria inklusi adalah penderita DMT2 yang memiliki data lengkap (HbA1c, Hb, HCT, dan kreatinin). Analisis bivariat antara variabel dependen (DMT2 dengan atau tanpa GGK) dengan variabel independen (HbA1c, Hb, HCT, kreatinin dan LFG) mengunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan pada responden DMT2 dengan GGK terdapat korelasi positif yang kuat antara HbA1c dengan Hb (r = 0,66, p<0,05) dan HCT (r = 0,67, p<.0,05). Sedangkan HbA1c dengan kreatin dan LFG tidak terdapat korelasi. Pada DMT2 tanpa GGK terdapat korelasi positif lemah antara HbA1c dengan Hb (r = 0,26, p<0,05 ) dan HCT (r = 0,21, p<0,05), terjadi korelasi negatif antara HbA1c dengan kreatinin sebesar (r = -0,29, p<0,05), dan terdapat korelasi positif lemah antara HbA1c dengan LFG ( r = 0,24, p<0,05 ). Simpulan yang dapat diambil adalah pengontrolan gula darah dengan pemeriksaan kadar HbA1c menunjukkan korelasi positif yang kuat dengan kadar Hb dan HCT pada DMT2 dengan GGK dan korelasi negatif lemah dengan LFG pada DMT2 tanpa GGK. Perbedaan tersebut belum sesuai teori yang ada.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"94 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Korelasi Hemoglobin A1c dengan Hemoglobin dan Laju Filtrasi Glomerulus Penderita Diabetes dengan dan tanpa Komplikasi Gagal Ginjal Kronik di Bogor\",\"authors\":\"Srilaning Driyah, J. Pradono\",\"doi\":\"10.22435/MPK.V30I4.3174\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Diabetes mellitus type 2 (T2DM) is a chronic disease and can cause complications, one of which is decreased kidney function. Anemia is a complication of T2DM, especially if it is accompanied by renal disorders. The aim of this study was to show the relationship between HbA1c and hemoglobin (Hb), hematocrit (HCT), creatinine, and glomerular filtration rate (GFR) in T2DM respondents with and without complications of chronic renal failure (CRF). This study used a subset of the Non-Communicable Diseases cohort data set by the Center for Public Health Efforts in Central Bogor sub-district, Bogor City. The research design was an analytic observational study. Respondents were all T2DM with complete data as much as 303 people. The respondents diagnosed based on the results of previous blood sugar tests. The inclusion criteria were people with T2DM who had complete data (HBA1c, Hb, HCT, and creatinine). Bivariate analysis between the dependent variable (T2DM with or without CRF) and the independent variable (HbA1c, Hb, HCT, creatinine, and LFG) used the Spearman correlation. The results showed a strong positive correlation between HbA1c and Hb (r = 0,66, p<0,05) and HCT (r = 0,67, p<0,05)in T2DM respondents with CRF, but there is no correlation between HbA1c and creatinine and LFG. In T2DM without CRF there is a weak positive correlation between HbA1c and Hb (r = 0,26, p<0,05) and HCT (r = 0,21, p<0,05), a negative correlation between HbA1c and creatinine (r = -0,29, p<0,05), and there is a weak positive correlation between HbA1c and LFG (r = 0,24, p<0,05 ). The conclusion is that controlling blood sugar by examining HbA1c levels shows a strong positive correlation with Hb levels and HCT in T2DM with CRF and a weak negative correlation with LFG in T2DM without CRF. This difference is not in accordance with the existing theory \\nAbstrak \\nDiabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit kronik dan dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah penurunan fungsi ginjal. Anemia merupakan komplikasi DMT2 khususnya jika disertai gangguan renal. Tujuan penelitian ini menunjukkan hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) dengan hemoglobin (Hb), hematokrit (HCT), kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus (LFG) pada responden DMT2 dengan dan tanpa komplikasi gagal ginjal kronik (GGK). Penelitian ini menggunakan subset data kohor penyakit tidak menular (PTM) yang dilakukan oleh Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Desain penelitian adalah studi observasional analitik. Responden adalah semua penderita DMT2 dengan data lengkap sebanyak 303 orang yang didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah sebelumnya. Kriteria inklusi adalah penderita DMT2 yang memiliki data lengkap (HbA1c, Hb, HCT, dan kreatinin). Analisis bivariat antara variabel dependen (DMT2 dengan atau tanpa GGK) dengan variabel independen (HbA1c, Hb, HCT, kreatinin dan LFG) mengunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan pada responden DMT2 dengan GGK terdapat korelasi positif yang kuat antara HbA1c dengan Hb (r = 0,66, p<0,05) dan HCT (r = 0,67, p<.0,05). Sedangkan HbA1c dengan kreatin dan LFG tidak terdapat korelasi. Pada DMT2 tanpa GGK terdapat korelasi positif lemah antara HbA1c dengan Hb (r = 0,26, p<0,05 ) dan HCT (r = 0,21, p<0,05), terjadi korelasi negatif antara HbA1c dengan kreatinin sebesar (r = -0,29, p<0,05), dan terdapat korelasi positif lemah antara HbA1c dengan LFG ( r = 0,24, p<0,05 ). Simpulan yang dapat diambil adalah pengontrolan gula darah dengan pemeriksaan kadar HbA1c menunjukkan korelasi positif yang kuat dengan kadar Hb dan HCT pada DMT2 dengan GGK dan korelasi negatif lemah dengan LFG pada DMT2 tanpa GGK. Perbedaan tersebut belum sesuai teori yang ada.\",\"PeriodicalId\":18323,\"journal\":{\"name\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"volume\":\"94 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2020-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/MPK.V30I4.3174\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/MPK.V30I4.3174","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
2型糖尿病(T2DM)是一种慢性疾病,可引起并发症,其中之一是肾功能下降。贫血是2型糖尿病的并发症,尤其是伴有肾脏疾病时。本研究的目的是显示有或无慢性肾功能衰竭(CRF)并发症的T2DM应答者的HbA1c与血红蛋白(Hb)、红细胞压积(HCT)、肌酐和肾小球滤过率(GFR)之间的关系。本研究使用了茂物市中央茂物街道公共卫生工作中心收集的非传染性疾病队列数据的一个子集。研究设计为分析性观察性研究。调查对象均为T2DM,数据完整者303人。受访者根据之前的血糖测试结果进行诊断。纳入标准是具有完整数据(HBA1c、Hb、HCT和肌酐)的T2DM患者。因变量(伴有或不伴有CRF的T2DM)和自变量(HbA1c、Hb、HCT、肌酐和LFG)之间的双变量分析使用Spearman相关性。结果显示,伴有CRF的T2DM应答者HbA1c与Hb (r = 0,66, p< 0.05)、HCT (r = 0,67, p< 0.05)呈正相关,而HbA1c与肌酐、LFG无相关性。无CRF的T2DM患者,HbA1c与Hb (r = 0,26, p< 0.05)、HCT (r = 0,21, p< 0.05)呈弱正相关,HbA1c与肌酐呈负相关(r = -0,29, p< 0.05), HbA1c与LFG呈弱正相关(r = 0,24, p< 0.05)。综上所述,通过检测HbA1c水平控制血糖在伴有CRF的T2DM中与Hb水平和HCT呈强正相关,在无CRF的T2DM中与LFG呈弱负相关。摘要糖尿病2型(DMT2) merupakan penyakit kronik dan dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah penurunan fungsi ginjal。贫血病是一种先天性贫血。Tujuan penelitian ini menunjukkan hubungan糖化血红蛋白(HbA1c) dengan血红蛋白(Hb)、hematokrit (HCT), kreatinin,丹laju filtrasi肾小球(抽)篇responden DMT2 dengan丹tanpa komplikasi gagal ginjal kronik (GGK)。Penelitian ini menggunakan子集数据kohor penyakit tidak menular (PTM) yang dilakukan oleh Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Bogor Tengah,哥打茂物。Desain penelitian adalah研究观察性分析。调查结果显示:3例病例中,有2例病例诊断为慢性肾衰竭,1例为慢性肾衰竭。Kriteria inklusi adalah penderita DMT2 yang memoriliki data lengkap (HbA1c, Hb, HCT,和creatiin)。分析双变量依赖性(DMT2 dengan atau tanpa GGK) dengan非依赖性(HbA1c, Hb, HCT, creatiin dan LFG)。Hasil penelitian menunjukkan篇responden DMT2 dengan GGK terdapat korelasi伴唱键盘杨夸安塔拉糖化血红蛋白dengan Hb (r = 0, 66, p < 0 05)丹HCT (r = 0, 67, p < 0。05)。糖化血红蛋白与糖化血红蛋白的关系,糖化血红蛋白与糖化血红蛋白的关系,糖化血红蛋白与糖化血红蛋白的关系。Pada DMT2 tanpa GGK terdapat korelasi阳性、HbA1c dengan Hb (r = 0,26, p< 0.05)、HCT (r = 0,21, p< 0.05)、terjadi korelasi阴性、HbA1c dengan dengan Hb (r = -0,29, p< 0.05)、terdapat korelasi阳性、HbA1c dengan LFG (r = 0,24, p< 0.05)。Simpulan yang dapat diambil adalah pengontrolan gula darah dengan peremeriksaan kadar HbA1c menunjukkan korelasi阳性yang kuat dengan kadar Hb HCT paddmt2 dengan GGK dankorelasi阴性lema dengan LFG paddmt2 tanpa GGK。Perbedaan tersebut belum sesuai teori yang ada。
Korelasi Hemoglobin A1c dengan Hemoglobin dan Laju Filtrasi Glomerulus Penderita Diabetes dengan dan tanpa Komplikasi Gagal Ginjal Kronik di Bogor
Diabetes mellitus type 2 (T2DM) is a chronic disease and can cause complications, one of which is decreased kidney function. Anemia is a complication of T2DM, especially if it is accompanied by renal disorders. The aim of this study was to show the relationship between HbA1c and hemoglobin (Hb), hematocrit (HCT), creatinine, and glomerular filtration rate (GFR) in T2DM respondents with and without complications of chronic renal failure (CRF). This study used a subset of the Non-Communicable Diseases cohort data set by the Center for Public Health Efforts in Central Bogor sub-district, Bogor City. The research design was an analytic observational study. Respondents were all T2DM with complete data as much as 303 people. The respondents diagnosed based on the results of previous blood sugar tests. The inclusion criteria were people with T2DM who had complete data (HBA1c, Hb, HCT, and creatinine). Bivariate analysis between the dependent variable (T2DM with or without CRF) and the independent variable (HbA1c, Hb, HCT, creatinine, and LFG) used the Spearman correlation. The results showed a strong positive correlation between HbA1c and Hb (r = 0,66, p<0,05) and HCT (r = 0,67, p<0,05)in T2DM respondents with CRF, but there is no correlation between HbA1c and creatinine and LFG. In T2DM without CRF there is a weak positive correlation between HbA1c and Hb (r = 0,26, p<0,05) and HCT (r = 0,21, p<0,05), a negative correlation between HbA1c and creatinine (r = -0,29, p<0,05), and there is a weak positive correlation between HbA1c and LFG (r = 0,24, p<0,05 ). The conclusion is that controlling blood sugar by examining HbA1c levels shows a strong positive correlation with Hb levels and HCT in T2DM with CRF and a weak negative correlation with LFG in T2DM without CRF. This difference is not in accordance with the existing theory
Abstrak
Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit kronik dan dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah penurunan fungsi ginjal. Anemia merupakan komplikasi DMT2 khususnya jika disertai gangguan renal. Tujuan penelitian ini menunjukkan hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) dengan hemoglobin (Hb), hematokrit (HCT), kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus (LFG) pada responden DMT2 dengan dan tanpa komplikasi gagal ginjal kronik (GGK). Penelitian ini menggunakan subset data kohor penyakit tidak menular (PTM) yang dilakukan oleh Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Desain penelitian adalah studi observasional analitik. Responden adalah semua penderita DMT2 dengan data lengkap sebanyak 303 orang yang didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah sebelumnya. Kriteria inklusi adalah penderita DMT2 yang memiliki data lengkap (HbA1c, Hb, HCT, dan kreatinin). Analisis bivariat antara variabel dependen (DMT2 dengan atau tanpa GGK) dengan variabel independen (HbA1c, Hb, HCT, kreatinin dan LFG) mengunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan pada responden DMT2 dengan GGK terdapat korelasi positif yang kuat antara HbA1c dengan Hb (r = 0,66, p<0,05) dan HCT (r = 0,67, p<.0,05). Sedangkan HbA1c dengan kreatin dan LFG tidak terdapat korelasi. Pada DMT2 tanpa GGK terdapat korelasi positif lemah antara HbA1c dengan Hb (r = 0,26, p<0,05 ) dan HCT (r = 0,21, p<0,05), terjadi korelasi negatif antara HbA1c dengan kreatinin sebesar (r = -0,29, p<0,05), dan terdapat korelasi positif lemah antara HbA1c dengan LFG ( r = 0,24, p<0,05 ). Simpulan yang dapat diambil adalah pengontrolan gula darah dengan pemeriksaan kadar HbA1c menunjukkan korelasi positif yang kuat dengan kadar Hb dan HCT pada DMT2 dengan GGK dan korelasi negatif lemah dengan LFG pada DMT2 tanpa GGK. Perbedaan tersebut belum sesuai teori yang ada.