Afifah Jasmine Krisdintami, Kurniawati Kurniawati, U. Umasih
{"title":"Asrama Indonesia Merdeka Sebagai Pembentuk Kader Muda Indonesia","authors":"Afifah Jasmine Krisdintami, Kurniawati Kurniawati, U. Umasih","doi":"10.17977/um081v2i42022p502-517","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study examines the role of a dormitory called Dormitory of Free Indonesia. This hostel was founded by a Japanese Navy officer, namely Rear Admiral Tadashi Maeda, in October 1944 with the aim of forming young Indonesian political cadres. The method used in this study is the historical method which includes five stages, namely the selection of topics with intellectual approaches, heuristics, verifications, interpretations, and historiography. Based on the results of the research, the Dormitory of Free Indonesia has played a role in forming young political cadres who will later take on roles after Indonesian independence through regeneration which is carried out in the dormitory. The regeneration activities at this dormitory include learning in classes for six months and martial arts taught directly by the Japanese army. Some of the students who graduated from Dormitory of Free Indonesia were Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, and Chaerul Saleh. There is controversy about the spread of communism in the dormitories, as historian Kahin points out. However, this news was later dismissed by national figures who taught at the Dormitory of Free Indonesia, including Admiral Maeda. Penelitian ini ini mengkaji peran dari sebuah asrama bernama Asrama Indonesia Merdeka. Asrama ini didirikan oleh seorang perwira Angkatan Laut Jepang, yaitu Laksamana Muda Tadashi Maeda, pada bulan Oktober 1944 dengan tujuan untuk membentuk kader-kader politik muda Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang mencakup lima tahapan, yaitu pemilihan topik dengan pendekatan intelektual, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, Asrama Indonesia Merdeka berperan dalam membentuk kader-kader politik muda yang nantinya akan mengambil peranannya setelah kemerdekaan Indonesia melalui kaderisasi yang dilakukan di asrama. Aktivitas kaderisasi di asrama ini mencakup pembelajaran di kelas-kelas selama enam bulan dan seni bela diri yang diajarkan langsung oleh tentara Jepang. Beberapa murid-murid lulusan dari Asrama Indonesia Merdeka ialah Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, dan Chaerul Saleh. Terdapat kontroversi mengenai penyebaran paham komunis di dalam asrama, seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Kahin. Namun, kabar ini kemudian ditepis oleh tokoh-tokoh nasional yang mengajar di Asrama Indonesia Merdeka, termasuk Laksamana Maeda.","PeriodicalId":40352,"journal":{"name":"Journal of Modern Russian History and Historiography","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Modern Russian History and Historiography","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um081v2i42022p502-517","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"HISTORY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这项研究考察了一个名为“自由印尼宿舍”的宿舍的作用。这个旅社是1944年10月由日本海军军官前田正少将创办的,目的是培养年轻的印尼政治干部。本研究使用的方法是历史方法,包括五个阶段,即用智力方法选择主题,启发式,验证,解释和历史编纂。根据研究结果,自由印度尼西亚宿舍在形成年轻的政治干部方面发挥了作用,这些干部将在印度尼西亚独立后通过在宿舍进行的再生发挥作用。该宿舍的再生活动包括6个月的课堂学习和日军直接教授的武术。从“自由印尼宿舍”毕业的学生中,有阿卜杜勒·卡迪尔·尤素福、哈桑·加约、苏卡尼、查鲁尔·萨利赫等人。正如历史学家卡辛指出的那样,共产主义在宿舍的传播存在争议。然而,这一消息后来被在自由印度尼西亚宿舍任教的国家人物,包括前田上将,所否认。Penelitian ini ini mengkaji peran dari sebuah asrama bernama asrama Indonesia独立。Asrama ini didirikan oleh seorang perwira Angkatan Laut Jepang, yitu Laksamana Muda Maeda Tadashi Maeda, padbulan 1944年10月登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高,登高登高。杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学,杨德昌的代学。印尼独立自主的政治领袖,印尼独立自主的政治领袖,印尼独立自主的政治领袖,印尼独立自主的政治领袖,印尼独立自主的政治领袖,印尼独立自主的政治领袖,印尼独立自主的政治领袖。Aktivitas kaderisisi di asrama i mencaki pembelajaran di kelas kelas selama anam bulan dan seni belajarkan langsung oleh tentara japan。Beberapa murid-murid lulusan dari Asrama Indonesia默迪卡阿拉阿卜杜尔·卡迪尔·优素福,哈桑·加约,苏卡尼,丹·查鲁尔·萨利赫。Terdapat kontroversi mengeni penyebaran pahamkomunis di dalam asrama, seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Kahin。Namun, kabar ini kemudian ditepis olh tokoh national yang mengajar di Asrama Indonesia Merdeka, termasuk Laksamana Maeda。
Asrama Indonesia Merdeka Sebagai Pembentuk Kader Muda Indonesia
This study examines the role of a dormitory called Dormitory of Free Indonesia. This hostel was founded by a Japanese Navy officer, namely Rear Admiral Tadashi Maeda, in October 1944 with the aim of forming young Indonesian political cadres. The method used in this study is the historical method which includes five stages, namely the selection of topics with intellectual approaches, heuristics, verifications, interpretations, and historiography. Based on the results of the research, the Dormitory of Free Indonesia has played a role in forming young political cadres who will later take on roles after Indonesian independence through regeneration which is carried out in the dormitory. The regeneration activities at this dormitory include learning in classes for six months and martial arts taught directly by the Japanese army. Some of the students who graduated from Dormitory of Free Indonesia were Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, and Chaerul Saleh. There is controversy about the spread of communism in the dormitories, as historian Kahin points out. However, this news was later dismissed by national figures who taught at the Dormitory of Free Indonesia, including Admiral Maeda. Penelitian ini ini mengkaji peran dari sebuah asrama bernama Asrama Indonesia Merdeka. Asrama ini didirikan oleh seorang perwira Angkatan Laut Jepang, yaitu Laksamana Muda Tadashi Maeda, pada bulan Oktober 1944 dengan tujuan untuk membentuk kader-kader politik muda Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang mencakup lima tahapan, yaitu pemilihan topik dengan pendekatan intelektual, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, Asrama Indonesia Merdeka berperan dalam membentuk kader-kader politik muda yang nantinya akan mengambil peranannya setelah kemerdekaan Indonesia melalui kaderisasi yang dilakukan di asrama. Aktivitas kaderisasi di asrama ini mencakup pembelajaran di kelas-kelas selama enam bulan dan seni bela diri yang diajarkan langsung oleh tentara Jepang. Beberapa murid-murid lulusan dari Asrama Indonesia Merdeka ialah Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, dan Chaerul Saleh. Terdapat kontroversi mengenai penyebaran paham komunis di dalam asrama, seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Kahin. Namun, kabar ini kemudian ditepis oleh tokoh-tokoh nasional yang mengajar di Asrama Indonesia Merdeka, termasuk Laksamana Maeda.