TEKS DAN KONTEKS DALAM JEJAK BUDAYA TAKBENDA STUDI KASUS: BABASAN DAN PARIBASA SUNDA

Yayat Hendayana
{"title":"TEKS DAN KONTEKS DALAM JEJAK BUDAYA TAKBENDA STUDI KASUS: BABASAN DAN PARIBASA SUNDA","authors":"Yayat Hendayana","doi":"10.24164/PROSIDING.V3I1.24","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Babasan (perumpamaan) dan paribasa (peribahasa) yang terdapat dalam bahasa Sunda, merupakan warisan budaya takbenda yang masih tetap hidup dan digunakan oleh masyarakat Sunda hingga saat ini. Bahasa Sunda termasuk rumpun bahasa-bahasa Austronesia, yang mempunyai hubungan erat dengan rumpun bahasa Austro-Asia. Keduanya disebut sebagai rumpun bahasa Austris. Bahasa Sunda merupakan anggota dari keluarga bahasa yang besar dan penting sekali di dunia. Bahasa Sunda mengenal tiga tahapan perkembangan, yaitu bahasa Sunda Buhun (kuno), bahasa Sunda Klasik (peralihan) dan bahasa Sunda Kiwari (Masa Kini), yaitu bahasa Sunda yang mulai digunakan sejak tahun 1900-an, ketika kolonialisme Belanda mulai melancarkan politik balas budi (politik etis). Sejak saat itulah awal mula berkembangnya perumpamaan dan pribahasa dalam bahasa Sunda, yang masih tetap digunakan di zaman kini. Babasan dan paribasa tersebut merupakan teks yang diciptakan oleh para leluhur (Sunda) ketika itu, yang sudah tentu disesuaikan dengan kebutuhan zamannya, dengan konteksnya. Zaman sudah berubah. Konteks pun berubah pula. Babasan dan paribasa produk para leluhur Sunda itu tentu saja tidak semuanya cocok untuk digunakan pada masa sekarang, yang sudah jauh berubah dari masa lalu. Pikiran bahwa semua produk masa lalu bersifat adiluhung (berkualitas sangat tinggi) tidak sepenuhnya benar.. Terhadap babasan dan paribasa yang merupakan produk masa lalu itu harus dilakukan langkah-langkah penyesuaian bertahap agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari zaman kini. Langkah-langkah bertahap itu ialah: (1) reseleksi, (2) redeskripsi, (3) reorientasi, dan (4) reimplementasi.","PeriodicalId":413787,"journal":{"name":"Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24164/PROSIDING.V3I1.24","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Babasan (perumpamaan) dan paribasa (peribahasa) yang terdapat dalam bahasa Sunda, merupakan warisan budaya takbenda yang masih tetap hidup dan digunakan oleh masyarakat Sunda hingga saat ini. Bahasa Sunda termasuk rumpun bahasa-bahasa Austronesia, yang mempunyai hubungan erat dengan rumpun bahasa Austro-Asia. Keduanya disebut sebagai rumpun bahasa Austris. Bahasa Sunda merupakan anggota dari keluarga bahasa yang besar dan penting sekali di dunia. Bahasa Sunda mengenal tiga tahapan perkembangan, yaitu bahasa Sunda Buhun (kuno), bahasa Sunda Klasik (peralihan) dan bahasa Sunda Kiwari (Masa Kini), yaitu bahasa Sunda yang mulai digunakan sejak tahun 1900-an, ketika kolonialisme Belanda mulai melancarkan politik balas budi (politik etis). Sejak saat itulah awal mula berkembangnya perumpamaan dan pribahasa dalam bahasa Sunda, yang masih tetap digunakan di zaman kini. Babasan dan paribasa tersebut merupakan teks yang diciptakan oleh para leluhur (Sunda) ketika itu, yang sudah tentu disesuaikan dengan kebutuhan zamannya, dengan konteksnya. Zaman sudah berubah. Konteks pun berubah pula. Babasan dan paribasa produk para leluhur Sunda itu tentu saja tidak semuanya cocok untuk digunakan pada masa sekarang, yang sudah jauh berubah dari masa lalu. Pikiran bahwa semua produk masa lalu bersifat adiluhung (berkualitas sangat tinggi) tidak sepenuhnya benar.. Terhadap babasan dan paribasa yang merupakan produk masa lalu itu harus dilakukan langkah-langkah penyesuaian bertahap agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari zaman kini. Langkah-langkah bertahap itu ialah: (1) reseleksi, (2) redeskripsi, (3) reorientasi, dan (4) reimplementasi.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
在巽他语中发现的Babasan(寓言)和paribasa(谚语)是一种文化遗产,其存在至今仍被巽他的人民使用。巽他语包括奥斯特罗西亚语,这种语言与俄斯特罗西亚语有着密切的联系。两人被称为Austris语系。巽他语是世界上一个非常重要的语言家族的成员。巽他认识三个发展阶段,即巽他语Buhun(古代),典型的巽(过渡)和巽他语Kiwari(如今的巽他语),即1900年开始使用,当荷兰殖民主义开始发动政治道德回报(政治)。从那以后发展的起点和巽他语谚语,比喻在现在这个时代仍然使用的。Babasan和paribasa代表祖先创造的文本(巽)那时候,当然了适应时代的需求,通过上下文。时代变了。上下文也变了。Babasan和paribasa巽他祖先的产品当然不全是适合现在这个时代,改变了遥远的过去。过去的思想,所有的产品具有非常高质量的adiluhung()并不完全正确。产物的babasan和paribasa过去这是必须做的步骤,现在这个时代逐渐调整,以便在日常生活中应用。渐进的步骤是:(1)(2)redeskripsi reseleksi,(3)重定向,(4)reimplementasi。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
KEARIFAN LOKAL PELESTARIAN KAWASAN SEKITAR SITU CISANTI: SUATU KAJIAN UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR REKAMAN TSUNAMI DI PESISIR BARAT ACEH: SEBUAH LAPORAN AWAL DAN PROSPEK PENELITIANNYA JEJAK-JEJAK BENCANA SOSIAL PADA PROSES KONVERSI RELIGI-POLITIK MASA KLASIK AWAL (ABAD 5-7) DI ASIA TENGGARA LEKSIKON-LEKSIKON DARI SARS-COV SAMPAI DENGAN COVID-19 SEBAGAI PENANDA SUATU PERISTIWA SEJARAH PENGARUH ERUPSI GUNUNG CIREMAI TERHADAP MORFOLOGI TATA RUANG KAWASAN PELABUHAN CIREBON PADA MASA KOLONIAL 1681 – 1942
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1