PENGARUH SISTEM REFERENSI TINGGI DIGITAL ELEVATION MODEL (MED) PADA HASIL ORTOREKTIFIKASI CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK MENDUKUNG PEMETAAN SKALA BESAR
{"title":"PENGARUH SISTEM REFERENSI TINGGI DIGITAL ELEVATION MODEL (MED) PADA HASIL ORTOREKTIFIKASI CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK MENDUKUNG PEMETAAN SKALA BESAR","authors":"Monica Maharani, Harintaka Harintaka","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.925","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai instansi yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai penanggung jawab penyediaan informasi geospasial dasar sesuai dengan UU Informasi Geospasial nomor 4 Tahun 2011 memanfaatkan Citra Setelit Resolusi Tinggi (CSRT) untuk keperluan pembuatan peta skala 1:5.000. Pemanfaatan CSRT untuk pembuatan peta memerlukan pengolahan data yang lebih rumit dan terkontrol jika dibandingkan dengan penggunaan citra satelit resolusi sedang dan rendah, karena memerlukan proses ortorektifikasi. Proses ortorektifikasi melibatkan CSRT, titik kontrol tanah (TKT) dan model elevasi digital (MED). Komponen ortorektifikasi khususnya MED sering kali memiliki sistem referensi tinggi yang berbeda dengan komponen lain. Hal tersebut melatarbelakangi perlunya dilakukan suatu analisis mengenai pengaruh sistem referensi tinggi terhadap hasil ortorektifikasi. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan tiga hasil ortorektifikasi CSRT yang diverifikasi oleh independent check point (ICP) hasil pengukuran langsung di lapangan. Hasil ortorektifikasi pertama diperoleh dari data CSRT (sistem ketinggian ellipsoid), TKT (sistem ketinggian ellipsoid) dan MED (sistem ketinggian ellipsoid). Hasil ortorektifikasi kedua diperoleh dari data CSRT (sistem ketinggian ellipsoid), TKT (sistem ketinggian ellipsoid) dan MED (sistem ketinggian EGM2008). Hasil ortorektifikasi ketiga diperoleh dari data CSRT (sistem ketinggian ellipsoid), TKT (sistem ketinggian EGM2008), dan MED (sistem ketinggian EGM2008). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa CSRT, MED dan TKT yang berada dalam satu sistem referensi ketinggian, menghasilkan hasil ortorektifikasi citra yang lebih baik dibandingkan dengan MED dan TKT yang tidak dalam satu sistem referensi tinggi.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Geomatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.925","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai instansi yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai penanggung jawab penyediaan informasi geospasial dasar sesuai dengan UU Informasi Geospasial nomor 4 Tahun 2011 memanfaatkan Citra Setelit Resolusi Tinggi (CSRT) untuk keperluan pembuatan peta skala 1:5.000. Pemanfaatan CSRT untuk pembuatan peta memerlukan pengolahan data yang lebih rumit dan terkontrol jika dibandingkan dengan penggunaan citra satelit resolusi sedang dan rendah, karena memerlukan proses ortorektifikasi. Proses ortorektifikasi melibatkan CSRT, titik kontrol tanah (TKT) dan model elevasi digital (MED). Komponen ortorektifikasi khususnya MED sering kali memiliki sistem referensi tinggi yang berbeda dengan komponen lain. Hal tersebut melatarbelakangi perlunya dilakukan suatu analisis mengenai pengaruh sistem referensi tinggi terhadap hasil ortorektifikasi. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan tiga hasil ortorektifikasi CSRT yang diverifikasi oleh independent check point (ICP) hasil pengukuran langsung di lapangan. Hasil ortorektifikasi pertama diperoleh dari data CSRT (sistem ketinggian ellipsoid), TKT (sistem ketinggian ellipsoid) dan MED (sistem ketinggian ellipsoid). Hasil ortorektifikasi kedua diperoleh dari data CSRT (sistem ketinggian ellipsoid), TKT (sistem ketinggian ellipsoid) dan MED (sistem ketinggian EGM2008). Hasil ortorektifikasi ketiga diperoleh dari data CSRT (sistem ketinggian ellipsoid), TKT (sistem ketinggian EGM2008), dan MED (sistem ketinggian EGM2008). Hasil perbandingan menunjukkan bahwa CSRT, MED dan TKT yang berada dalam satu sistem referensi ketinggian, menghasilkan hasil ortorektifikasi citra yang lebih baik dibandingkan dengan MED dan TKT yang tidak dalam satu sistem referensi tinggi.