EFEKTIVITAS PEMBERIAN TOPIKAL SALEP EKSTRAK BUAH MENGKUDU DENGAN KONSENTRASI BERTINGKAT TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS (Penelitian pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Dibuat Luka Sayat)
{"title":"EFEKTIVITAS PEMBERIAN TOPIKAL SALEP EKSTRAK BUAH MENGKUDU DENGAN KONSENTRASI BERTINGKAT TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS (Penelitian pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Dibuat Luka Sayat)","authors":"Halisa Asri, Albertus Ari Adrianto, Naela Fadhila","doi":"10.31942/mj.v1i1.17","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kelalaian dalam menggunakan peralatan pekerjaan, menyebabkan seseorang berpotensi mengalami luka. Menurut data Riskesdas tahun 2018 luka iris merupakan luka dengan persentasi tertinggi ke-3 yang dialami oleh masyarakat indonesia setelah luka memar dan terkilir. Namun kenyataan di masyarakat, masih banyak orang yang tidak memperhatikan dan merawat luka mereka dengan baik, khususnya masyarakat yang tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat di Indonesia memiliki suatu kebudayaan yaitu memanfaatkan berbagai macam tanaman menjadi salah satu pengobatan herbal tradisional. Salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai pengobatan herbal adalah mengkudu, karena berbagai kandungannya yang bermanfaat sebagai antiinflamasi, antiseptik, maupun antioksidan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. \nPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mengkudu terhadap jumlah makrofag pada luka sayat tikus putih jantan galur Wistar. \nPenelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan sampel berupa tikus putih jantan galur wistar sebanyak 30 ekor. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 6 ekor tikus. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 10%, kelompok 2 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 20%, dan kelompok 3 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 30%, sedangkan kelompok 4 mendapatkan perlakuan berupa salep gentamisin dan kelompok 5 mendapatkan perlakuan berupa salep basis krim. \nPenelitian didapatkan hasil dalam rerata±simpang baku (mean±SD) dan didapatkan hasil kelompok 1 sebesar (19,17±2,56 sel fibroblas), kelompok 2 sebesar (19,50±7,17 sel fibroblas) kelompok 3 sebesar (22,23±5,31 sel fibroblas) dan kelompok 4 sebesar (22,33±4,36 sel fibroblas) kelompok 5 sebesar (10,33±0,81 sel fibroblas). Hasil uji dengan Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan secara signifikan (p0,05), sedangkan untuk kelompok lain tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Pemberian ekstrak buah mengkudu pada luka iris dapat meningkatkan jumlah fibroblas sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.","PeriodicalId":356029,"journal":{"name":"Medicomplementary Journal","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Medicomplementary Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31942/mj.v1i1.17","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kelalaian dalam menggunakan peralatan pekerjaan, menyebabkan seseorang berpotensi mengalami luka. Menurut data Riskesdas tahun 2018 luka iris merupakan luka dengan persentasi tertinggi ke-3 yang dialami oleh masyarakat indonesia setelah luka memar dan terkilir. Namun kenyataan di masyarakat, masih banyak orang yang tidak memperhatikan dan merawat luka mereka dengan baik, khususnya masyarakat yang tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat di Indonesia memiliki suatu kebudayaan yaitu memanfaatkan berbagai macam tanaman menjadi salah satu pengobatan herbal tradisional. Salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai pengobatan herbal adalah mengkudu, karena berbagai kandungannya yang bermanfaat sebagai antiinflamasi, antiseptik, maupun antioksidan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mengkudu terhadap jumlah makrofag pada luka sayat tikus putih jantan galur Wistar.
Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan sampel berupa tikus putih jantan galur wistar sebanyak 30 ekor. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 6 ekor tikus. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 10%, kelompok 2 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 20%, dan kelompok 3 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 30%, sedangkan kelompok 4 mendapatkan perlakuan berupa salep gentamisin dan kelompok 5 mendapatkan perlakuan berupa salep basis krim.
Penelitian didapatkan hasil dalam rerata±simpang baku (mean±SD) dan didapatkan hasil kelompok 1 sebesar (19,17±2,56 sel fibroblas), kelompok 2 sebesar (19,50±7,17 sel fibroblas) kelompok 3 sebesar (22,23±5,31 sel fibroblas) dan kelompok 4 sebesar (22,33±4,36 sel fibroblas) kelompok 5 sebesar (10,33±0,81 sel fibroblas). Hasil uji dengan Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan secara signifikan (p0,05), sedangkan untuk kelompok lain tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Pemberian ekstrak buah mengkudu pada luka iris dapat meningkatkan jumlah fibroblas sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.