Iqbal Maulfi Abdillah, Siti Nur Chasanah, Penggalih Mahardika Herlambang
SARS-COV-2 merupakan virus baru yang menyebabkan penyakit Corona Virus 2019 (COVID-19) dan menyebabkan krisis di berbagai sektor tak terkecuali kesehatan di dunia. Para peneliti telah mengungkap ACE-2 receptor merupakan pintu masuk virus ini sebelum replikasi. Nigella sativa memiliki banyak khasiat yang telah di kemukakan di berbagai literatur di antaranya antivirus, bronkodilator, antiinflamasi, antikoagulan, imunomodulator, antihistamin, antitusif, antioksidan, antipiretik dan aktivitas analgesik. Senyawa dari Nigella sativa diambil dari protein data bank dengan kode PDB 2NB2 sedangkan ACE 2 receptor dengan kode PDB 6VW1 yang telah di preparasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Nigellin sebagai zat aktif dari Nigella sativa terhadap ACE-2 reseptor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in silico. Aplikasi yang digunakan adalah PyMOL untuk preparasi ligan, PyRx untuk docking, dan LigPlot untuk analisis residu asam amino. Untuk mengetahui interaksi ikatan dengan menggunakan parameter binding affinity score, hasil menunjukkan semakin kecil binding affinity score maka semakin berpotensi antara ligan-receptor untuk berinteraksi dan di dapatkan binding affinity score -17,4. Terdapat potensi dari Nigellin dengan ACE-2 reseptor.
{"title":"POTENSI ZAT NIGELLIN PADA JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) TERHADAP ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME (ACE2) RECEPTOR SECARA IN SILICO","authors":"Iqbal Maulfi Abdillah, Siti Nur Chasanah, Penggalih Mahardika Herlambang","doi":"10.31942/mj.v1i1.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.31942/mj.v1i1.21","url":null,"abstract":"SARS-COV-2 merupakan virus baru yang menyebabkan penyakit Corona Virus 2019 (COVID-19) dan menyebabkan krisis di berbagai sektor tak terkecuali kesehatan di dunia. Para peneliti telah mengungkap ACE-2 receptor merupakan pintu masuk virus ini sebelum replikasi. Nigella sativa memiliki banyak khasiat yang telah di kemukakan di berbagai literatur di antaranya antivirus, bronkodilator, antiinflamasi, antikoagulan, imunomodulator, antihistamin, antitusif, antioksidan, antipiretik dan aktivitas analgesik. Senyawa dari Nigella sativa diambil dari protein data bank dengan kode PDB 2NB2 sedangkan ACE 2 receptor dengan kode PDB 6VW1 yang telah di preparasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Nigellin sebagai zat aktif dari Nigella sativa terhadap ACE-2 reseptor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in silico. Aplikasi yang digunakan adalah PyMOL untuk preparasi ligan, PyRx untuk docking, dan LigPlot untuk analisis residu asam amino. Untuk mengetahui interaksi ikatan dengan menggunakan parameter binding affinity score, hasil menunjukkan semakin kecil binding affinity score maka semakin berpotensi antara ligan-receptor untuk berinteraksi dan di dapatkan binding affinity score -17,4. Terdapat potensi dari Nigellin dengan ACE-2 reseptor. \u0000 ","PeriodicalId":356029,"journal":{"name":"Medicomplementary Journal","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123021815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Brilliant Gareda Airlangga Gareda Airlangga, Naela Fadhila, Siti Nur Chasanah
Menurut RISKESDAS 2018, proporsi cedera luka insisi atau iris di Indonesia adalah sebesar 20,1%. Salah satu tanaman herbal yaitu Morinda citrifolia L. atau mengkudu yang banyak terdapat di Indonesia dan dapat bermanfaat untuk menunjang penyembuhan luka insisi dan sintesis kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan jumlah kolagen sesudah pemberian beberapa dosis salep ekstrak buah mengkudu pada luka insisi pada tikus jantan galur Wistar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan Post Test Only Group Design pada 30 ekor tikus jantan galur Wistar tertentu, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok P1, P2 dan P3 diberika salep ekstrak buah mengkudu dosis 10%, 20% dan 30% secara berurutan. Kelompok kontrol K0 diberikan perlakuan basis salep dan kelompok kontrol K1 diberikan perlakuan salep gentamisin. Hasil uji dengan independent t-test pada kelompok K0 dan P1 dengan kelompok P2, P3 dan K1 didapatkan berbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil pada kelompok P2 dengan kelompok P3 didapatkan berbedaan yang tidak bermakna (p=0,644). Hasil pada kelompok K1 dengan kelompok P2 dan P3 didapatkan berbedaan yang tidak bermakna (p=0,471 dan p=0,153). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah kolagen yang bermakna sesudah pemberian dosis salep ekstrak buah mengkudu 20% dan 30% pada luka insisi tikus galur Wistar.
{"title":"PENGARUH EKSTRAK MORINDA CITRIFOLIA L. TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PENELITIAN DITINJAU DARI KOLAGEN PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR","authors":"Brilliant Gareda Airlangga Gareda Airlangga, Naela Fadhila, Siti Nur Chasanah","doi":"10.31942/mj.v1i1.16","DOIUrl":"https://doi.org/10.31942/mj.v1i1.16","url":null,"abstract":"Menurut RISKESDAS 2018, proporsi cedera luka insisi atau iris di Indonesia adalah sebesar 20,1%. Salah satu tanaman herbal yaitu Morinda citrifolia L. atau mengkudu yang banyak terdapat di Indonesia dan dapat bermanfaat untuk menunjang penyembuhan luka insisi dan sintesis kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan jumlah kolagen sesudah pemberian beberapa dosis salep ekstrak buah mengkudu pada luka insisi pada tikus jantan galur Wistar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan Post Test Only Group Design pada 30 ekor tikus jantan galur Wistar tertentu, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok P1, P2 dan P3 diberika salep ekstrak buah mengkudu dosis 10%, 20% dan 30% secara berurutan. Kelompok kontrol K0 diberikan perlakuan basis salep dan kelompok kontrol K1 diberikan perlakuan salep gentamisin. Hasil uji dengan independent t-test pada kelompok K0 dan P1 dengan kelompok P2, P3 dan K1 didapatkan berbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil pada kelompok P2 dengan kelompok P3 didapatkan berbedaan yang tidak bermakna (p=0,644). Hasil pada kelompok K1 dengan kelompok P2 dan P3 didapatkan berbedaan yang tidak bermakna (p=0,471 dan p=0,153). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah kolagen yang bermakna sesudah pemberian dosis salep ekstrak buah mengkudu 20% dan 30% pada luka insisi tikus galur Wistar.","PeriodicalId":356029,"journal":{"name":"Medicomplementary Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130526998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kelalaian dalam menggunakan peralatan pekerjaan, menyebabkan seseorang berpotensi mengalami luka. Menurut data Riskesdas tahun 2018 luka iris merupakan luka dengan persentasi tertinggi ke-3 yang dialami oleh masyarakat indonesia setelah luka memar dan terkilir. Namun kenyataan di masyarakat, masih banyak orang yang tidak memperhatikan dan merawat luka mereka dengan baik, khususnya masyarakat yang tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat di Indonesia memiliki suatu kebudayaan yaitu memanfaatkan berbagai macam tanaman menjadi salah satu pengobatan herbal tradisional. Salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai pengobatan herbal adalah mengkudu, karena berbagai kandungannya yang bermanfaat sebagai antiinflamasi, antiseptik, maupun antioksidan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mengkudu terhadap jumlah makrofag pada luka sayat tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan sampel berupa tikus putih jantan galur wistar sebanyak 30 ekor. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 6 ekor tikus. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 10%, kelompok 2 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 20%, dan kelompok 3 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 30%, sedangkan kelompok 4 mendapatkan perlakuan berupa salep gentamisin dan kelompok 5 mendapatkan perlakuan berupa salep basis krim. Penelitian didapatkan hasil dalam rerata±simpang baku (mean±SD) dan didapatkan hasil kelompok 1 sebesar (19,17±2,56 sel fibroblas), kelompok 2 sebesar (19,50±7,17 sel fibroblas) kelompok 3 sebesar (22,23±5,31 sel fibroblas) dan kelompok 4 sebesar (22,33±4,36 sel fibroblas) kelompok 5 sebesar (10,33±0,81 sel fibroblas). Hasil uji dengan Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan secara signifikan (p0,05), sedangkan untuk kelompok lain tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Pemberian ekstrak buah mengkudu pada luka iris dapat meningkatkan jumlah fibroblas sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
{"title":"EFEKTIVITAS PEMBERIAN TOPIKAL SALEP EKSTRAK BUAH MENGKUDU DENGAN KONSENTRASI BERTINGKAT TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS (Penelitian pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Dibuat Luka Sayat)","authors":"Halisa Asri, Albertus Ari Adrianto, Naela Fadhila","doi":"10.31942/mj.v1i1.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.31942/mj.v1i1.17","url":null,"abstract":"Kelalaian dalam menggunakan peralatan pekerjaan, menyebabkan seseorang berpotensi mengalami luka. Menurut data Riskesdas tahun 2018 luka iris merupakan luka dengan persentasi tertinggi ke-3 yang dialami oleh masyarakat indonesia setelah luka memar dan terkilir. Namun kenyataan di masyarakat, masih banyak orang yang tidak memperhatikan dan merawat luka mereka dengan baik, khususnya masyarakat yang tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat di Indonesia memiliki suatu kebudayaan yaitu memanfaatkan berbagai macam tanaman menjadi salah satu pengobatan herbal tradisional. Salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai pengobatan herbal adalah mengkudu, karena berbagai kandungannya yang bermanfaat sebagai antiinflamasi, antiseptik, maupun antioksidan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mengkudu terhadap jumlah makrofag pada luka sayat tikus putih jantan galur Wistar. \u0000Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan sampel berupa tikus putih jantan galur wistar sebanyak 30 ekor. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 6 ekor tikus. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 10%, kelompok 2 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 20%, dan kelompok 3 mendapatkan perlakuan berupa salep ekstrak buah mengkudu 30%, sedangkan kelompok 4 mendapatkan perlakuan berupa salep gentamisin dan kelompok 5 mendapatkan perlakuan berupa salep basis krim. \u0000Penelitian didapatkan hasil dalam rerata±simpang baku (mean±SD) dan didapatkan hasil kelompok 1 sebesar (19,17±2,56 sel fibroblas), kelompok 2 sebesar (19,50±7,17 sel fibroblas) kelompok 3 sebesar (22,23±5,31 sel fibroblas) dan kelompok 4 sebesar (22,33±4,36 sel fibroblas) kelompok 5 sebesar (10,33±0,81 sel fibroblas). Hasil uji dengan Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan secara signifikan (p0,05), sedangkan untuk kelompok lain tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Pemberian ekstrak buah mengkudu pada luka iris dapat meningkatkan jumlah fibroblas sehingga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.","PeriodicalId":356029,"journal":{"name":"Medicomplementary Journal","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122040119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yustiana Arie, L. Chendra, Faradella Fryska Donna Puspitadewi
Latar belakang : Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, suku, flora dan fauna sehingga banyak tempat wisata yang menjadi daya tarik wisatawan baik asing maupun domestik. Jumlah wisatawan semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan yang semakin meningkat tersebut diikuti dengan peningkatan resiko kesehatan. Oleh karena itu, pean klinik wisata sangat besar dalam membantu para wisatawan yang mengalami resiko kesehatan. Destinasi wisata banyak dikunjungi oleh usia muda karena cenderung menyukai aktivitas fisik selain untuk pengalaman. Kematangan usia mempengaruhi keputusan akan kebutuhan kesehatan. Tujuan : untuk mengetahui hubungan tingkat umur dengan kebutuhan klinik wisata. Metode : menggunakan metode penelitian observasional cross sectional dengan analitik uji chi square. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang meliputi 50 wisatawan nusantara dan asing. Hasil penelitian : hubungan tingkat umur terhadap kebutuhan klinik wisata didapatkan hasil yang signifikan (p<0,05). Jumlah paling banyak wisatawan adalah usia remaja (57%) dan paling sedikit pada usia lansia (14%). Pada usia remaja yang membutuhkan klinik wisata sebesar 32%.
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT UMUR DENGAN KEBUTUHAN KLINIK WISATA BAGI WISATAWAN NUSANTARA DAN ASING","authors":"Yustiana Arie, L. Chendra, Faradella Fryska Donna Puspitadewi","doi":"10.31942/mj.v1i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.31942/mj.v1i1.19","url":null,"abstract":"Latar belakang : Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, suku, flora dan fauna sehingga banyak tempat wisata yang menjadi daya tarik wisatawan baik asing maupun domestik. Jumlah wisatawan semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan yang semakin meningkat tersebut diikuti dengan peningkatan resiko kesehatan. Oleh karena itu, pean klinik wisata sangat besar dalam membantu para wisatawan yang mengalami resiko kesehatan. Destinasi wisata banyak dikunjungi oleh usia muda karena cenderung menyukai aktivitas fisik selain untuk pengalaman. Kematangan usia mempengaruhi keputusan akan kebutuhan kesehatan. Tujuan : untuk mengetahui hubungan tingkat umur dengan kebutuhan klinik wisata. Metode : menggunakan metode penelitian observasional cross sectional dengan analitik uji chi square. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang meliputi 50 wisatawan nusantara dan asing. Hasil penelitian : hubungan tingkat umur terhadap kebutuhan klinik wisata didapatkan hasil yang signifikan (p<0,05). Jumlah paling banyak wisatawan adalah usia remaja (57%) dan paling sedikit pada usia lansia (14%). Pada usia remaja yang membutuhkan klinik wisata sebesar 32%.","PeriodicalId":356029,"journal":{"name":"Medicomplementary Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129083054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengetahuan dan perawatan yang baik adalah faktor penentu dalam memelihara kesehatan alat reproduksi. Dalam kesehatan alat reproduksi terdapat beberapa hal yang sering terjadi pada perempuan, salah satunya adalah keputihan. Masalah keputihan jika di biarkan dapat mengakibatkan kemandulan, radang panggul, dan kanker leher rahim sebesar 95%. Keputihan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus, bakteri, jamur, maupun personal hygiene yang tidak baik.Uji statistik menggunakan analisis univariat, dan bivariat dengan bantuan software statistic computerTingkat pengetahuan personal hygiene Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim yakni sebanyak 84 orang mahasiswi atau 90,3%. Angka kejadain keputihan pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim adalah rendah, yakni sebanyak 30,1%. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (p<0,05). Semakin tinggi pengetahuan personal hygiene seseorang maka semakin kecil kemungkinan mengalami keputihan.
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WAHID HASYIM","authors":"Fanny Diah Haryono, Nurul Setyorini, S. Mastuti","doi":"10.31942/mj.v1i1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.31942/mj.v1i1.20","url":null,"abstract":"Pengetahuan dan perawatan yang baik adalah faktor penentu dalam memelihara kesehatan alat reproduksi. Dalam kesehatan alat reproduksi terdapat beberapa hal yang sering terjadi pada perempuan, salah satunya adalah keputihan. Masalah keputihan jika di biarkan dapat mengakibatkan kemandulan, radang panggul, dan kanker leher rahim sebesar 95%. Keputihan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus, bakteri, jamur, maupun personal hygiene yang tidak baik.Uji statistik menggunakan analisis univariat, dan bivariat dengan bantuan software statistic computerTingkat pengetahuan personal hygiene Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim yakni sebanyak 84 orang mahasiswi atau 90,3%. Angka kejadain keputihan pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim adalah rendah, yakni sebanyak 30,1%. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (p<0,05). Semakin tinggi pengetahuan personal hygiene seseorang maka semakin kecil kemungkinan mengalami keputihan. \u0000 ","PeriodicalId":356029,"journal":{"name":"Medicomplementary Journal","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128375841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}