{"title":"PELATIHAN GARAP CATUR : GELIAT SANGGAR DHEMES DI MASA PANDEMI","authors":"S. Harti","doi":"10.33153/abdiseni.v12i1.3880","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satu kotak wayang, dan tempat latihan yang cukup memadai. Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajar karena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satukotakwayang,dan tempat latihan yang cukup memadai.Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajarkarena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.","PeriodicalId":325403,"journal":{"name":"Abdi Seni","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Abdi Seni","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33153/abdiseni.v12i1.3880","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satu kotak wayang, dan tempat latihan yang cukup memadai. Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajar karena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satukotakwayang,dan tempat latihan yang cukup memadai.Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajarkarena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.