{"title":"ASEAN Mechanism in Disaster Management: A Case Study of Disaster Management in Indonesia 2010-2020","authors":"Suwarti Sari","doi":"10.20473/jgs.16.1.2022.75-108","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The geographical location of the Southeast Asia region, which is between an intercontinental fault, two oceans, and the Pacifc Ring of Fire, has implications for the probability of the region’s vulnerability to natural disasters. Therefore, how Southeast Asian countries deal with this problem becomes an interesting subject of study. The awareness among Southeast Asian countries of the necessity for collective efforts in disaster mitigation and disaster management is closely related to the ASEAN Way mechanism. This paper discusses environmental security by looking at the ASEAN mechanism in disaster management and the case studies of disasters that occurred in Indonesia. Employing the concept of cohesion, the signing of the AADMER and the establishment of the AHA Centre became a positive signal of group cohesion. This study fnds that there is a contradiction between the ASEAN Way and the disaster management mechanism among ASEAN member states in their application. Still, on the one hand, it strengthens the cohesion of ASEAN member states. The ASEAN Way prohibits any intervention from member states against affected states except at the states’ request with the urgency of collective disaster management. However, cohesion among member states is determined by the behavior of each state, considering the complexity of the influencing factors.\nLetak geografs kawasan Asia Tenggara yang berada di antara patahan-antarbenua, dua samudera serta bentangan Cincin Api Pasifk memiliki implikasi terhadap probabilitas kerentanan kawasan tersebut dalam menghadapi bencana alam. Kesadaran negara-negara Asia Tenggara tentang perlunya upaya kolektif dalam melakukan mitigasi bencana dan manajemen bencana berkaitan erat dengan mekanisme ASEAN Way. Tulisan ini membahas mengenai keamanan lingkungan yang dikaji dengan melihat mekanisme ASEAN dalam penanggulangan bencana dengan studi kasus bencana yang terjadi di Indonesia. Menggunakan konsep kohesi, penandatanganan AADMER dan pembentukan AHA Centre menjadi sinyal positif pembentukan kohesi kelompok. Hasil penelitian menemukan bahwa antara ASEAN Way dengan mekanisme penanganan bencana antar negara anggota ASEAN terlihat bertolak belakang dengan aplikasinya, namun di satu sisi semakin memperkuat kohesi anggota ASEAN. ASEAN Way melarang adanya campur tangan negara anggota terhadap negara terdampak kecuali atas permintaan negara tersebut dengan urgensi penanganan bencana secara kolektif. Meskipun demikian, kohesi di antara para negara anggota ditentukan pula oleh perilaku masing-masing negara, mengingat faktor-faktor yang mempengaruhinya pun cukup kompleks","PeriodicalId":243676,"journal":{"name":"Jurnal Global & Strategis","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Global & Strategis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/jgs.16.1.2022.75-108","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The geographical location of the Southeast Asia region, which is between an intercontinental fault, two oceans, and the Pacifc Ring of Fire, has implications for the probability of the region’s vulnerability to natural disasters. Therefore, how Southeast Asian countries deal with this problem becomes an interesting subject of study. The awareness among Southeast Asian countries of the necessity for collective efforts in disaster mitigation and disaster management is closely related to the ASEAN Way mechanism. This paper discusses environmental security by looking at the ASEAN mechanism in disaster management and the case studies of disasters that occurred in Indonesia. Employing the concept of cohesion, the signing of the AADMER and the establishment of the AHA Centre became a positive signal of group cohesion. This study fnds that there is a contradiction between the ASEAN Way and the disaster management mechanism among ASEAN member states in their application. Still, on the one hand, it strengthens the cohesion of ASEAN member states. The ASEAN Way prohibits any intervention from member states against affected states except at the states’ request with the urgency of collective disaster management. However, cohesion among member states is determined by the behavior of each state, considering the complexity of the influencing factors.
Letak geografs kawasan Asia Tenggara yang berada di antara patahan-antarbenua, dua samudera serta bentangan Cincin Api Pasifk memiliki implikasi terhadap probabilitas kerentanan kawasan tersebut dalam menghadapi bencana alam. Kesadaran negara-negara Asia Tenggara tentang perlunya upaya kolektif dalam melakukan mitigasi bencana dan manajemen bencana berkaitan erat dengan mekanisme ASEAN Way. Tulisan ini membahas mengenai keamanan lingkungan yang dikaji dengan melihat mekanisme ASEAN dalam penanggulangan bencana dengan studi kasus bencana yang terjadi di Indonesia. Menggunakan konsep kohesi, penandatanganan AADMER dan pembentukan AHA Centre menjadi sinyal positif pembentukan kohesi kelompok. Hasil penelitian menemukan bahwa antara ASEAN Way dengan mekanisme penanganan bencana antar negara anggota ASEAN terlihat bertolak belakang dengan aplikasinya, namun di satu sisi semakin memperkuat kohesi anggota ASEAN. ASEAN Way melarang adanya campur tangan negara anggota terhadap negara terdampak kecuali atas permintaan negara tersebut dengan urgensi penanganan bencana secara kolektif. Meskipun demikian, kohesi di antara para negara anggota ditentukan pula oleh perilaku masing-masing negara, mengingat faktor-faktor yang mempengaruhinya pun cukup kompleks
东南亚地区处于洲际断层、两大洋和环太平洋地震带之间,这一地理位置对该地区易受自然灾害影响的可能性有影响。因此,东南亚国家如何处理这一问题成为一个有趣的研究课题。东南亚国家认识到必须在减灾和灾害管理方面作出集体努力,这与“东盟方式”机制密切相关。本文通过考察东盟灾害管理机制和印度尼西亚发生的灾害案例研究来讨论环境安全。运用凝聚力的概念,AADMER的签署和AHA中心的建立成为团体凝聚力的积极信号。本研究发现,“东盟方式”与东盟成员国间的灾害管理机制在应用上存在矛盾。然而,一方面,它加强了东盟成员国的凝聚力。东盟方式禁止成员国对受灾国进行任何干预,除非受灾国提出集体灾害管理的紧急要求。然而,考虑到影响因素的复杂性,成员国之间的凝聚力是由每个国家的行为决定的。Letak geogeogs kawasan Asia Tenggara yang berada di antara patahan- antarbena, dua samudera serta bentangan china Api Pasifk memoriliki implikasi terhadap probabilitas kerentanan kawasan tersebut dalam menghadapi benhana alam。东盟之道,东盟之道,东盟之道,东盟之道,东盟之道。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚。Menggunakan konsep kohesi, penandatanganan AADMER dan pembentukan AHA中心menjadi sinal阳性pembentukan kohesi kelompok。东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路、东盟之路。东盟之路:我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。Meskipun demikian, kohesi di antara para negara anggota ditentukan pula oleh peraku masing-masing negara, mengingat factor - factor for yang mempengaruhinya pun cuup kompleks