Sindrom kompartemen pada fraktur antebrachii: Studi kasus

M.Sc B. Sardjono, Dhevariza Pra Dhani
{"title":"Sindrom kompartemen pada fraktur antebrachii: Studi kasus","authors":"M.Sc B. Sardjono, Dhevariza Pra Dhani","doi":"10.24912/tmj.v4i2.20813","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sindrom kompartemen merupakan kasus yang paling banyak ditemui pada populasi pediatrik dengan insiden tertinggi terjadi pada rentang usia 10 hingga 14 tahun. Hal ini dikarenakan rasio massa otot terhadap ukuran kompartemen relatif lebih tinggi dan struktur fasia yang lebih kuat mengurangi kemampuan kompartemen untuk mengakomodasi peningkatan pembengkakan yang signifikan. Kegagalan untuk menangani sindrom kompartmen dengan cara yang cepat dapat menyebabkan cacat permanen (kontraktur otot) pada anggota tubuh yang terkena. Studi ini memaparkan sindrom kompartemen setelah fraktur antebrachii pada seorang anak laki-laki usia 8 tahun. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lengan kiri sehingga sulit digerakkan. Pasien mengatakan terjatuh dari pagar 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan sempat dibawa ke tukang urut. Lengan dan tangan kiri bertambah bengkak disertai lenting-lenting kecil berisi air. Pasien datang dalam kondisi diperban dengan lilitan kencang. Pasien diduga mengalami sindrom kompartemen. Pemeriksaan fisik: pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (E4V5M6), tekanan darah 100/80 mmHg, frekunsi napas 20 x/menit, denyut nadi 71 x/menit, suhu tubuh 36,50 C. Pada regio dorsum manus et antebrachii sinistra didapatkan jejas, edema, bula, mengkilap, pallor, hangat, pain, pressure, parasthesia, pulselessness, paralysis. Pemeriksaan CT-scan didapatkan fraktur 1/3 proximal os radius sinistra dengan displace fracture, fraktur 1/3 tengah os ulna sinistra dengan displace fracture, dan soft tissue swelling daerah lesi. Pasien diberikan terapi farmakologi berupa Ringer Lactate 500 cc per 24 jam, cefotaxime 2 x 1 gram, dan paracetamol 3 x 500 mg serta terapi non-farmakologi berupa debridemen dan pemasangan spalk di bagian bawah sebagai alas.","PeriodicalId":416279,"journal":{"name":"Tarumanagara Medical Journal","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarumanagara Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/tmj.v4i2.20813","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Sindrom kompartemen merupakan kasus yang paling banyak ditemui pada populasi pediatrik dengan insiden tertinggi terjadi pada rentang usia 10 hingga 14 tahun. Hal ini dikarenakan rasio massa otot terhadap ukuran kompartemen relatif lebih tinggi dan struktur fasia yang lebih kuat mengurangi kemampuan kompartemen untuk mengakomodasi peningkatan pembengkakan yang signifikan. Kegagalan untuk menangani sindrom kompartmen dengan cara yang cepat dapat menyebabkan cacat permanen (kontraktur otot) pada anggota tubuh yang terkena. Studi ini memaparkan sindrom kompartemen setelah fraktur antebrachii pada seorang anak laki-laki usia 8 tahun. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lengan kiri sehingga sulit digerakkan. Pasien mengatakan terjatuh dari pagar 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan sempat dibawa ke tukang urut. Lengan dan tangan kiri bertambah bengkak disertai lenting-lenting kecil berisi air. Pasien datang dalam kondisi diperban dengan lilitan kencang. Pasien diduga mengalami sindrom kompartemen. Pemeriksaan fisik: pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (E4V5M6), tekanan darah 100/80 mmHg, frekunsi napas 20 x/menit, denyut nadi 71 x/menit, suhu tubuh 36,50 C. Pada regio dorsum manus et antebrachii sinistra didapatkan jejas, edema, bula, mengkilap, pallor, hangat, pain, pressure, parasthesia, pulselessness, paralysis. Pemeriksaan CT-scan didapatkan fraktur 1/3 proximal os radius sinistra dengan displace fracture, fraktur 1/3 tengah os ulna sinistra dengan displace fracture, dan soft tissue swelling daerah lesi. Pasien diberikan terapi farmakologi berupa Ringer Lactate 500 cc per 24 jam, cefotaxime 2 x 1 gram, dan paracetamol 3 x 500 mg serta terapi non-farmakologi berupa debridemen dan pemasangan spalk di bagian bawah sebagai alas.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
前肢骨折的隔间综合症:案例研究
隔间综合征是儿科人群中最常见的病例,最常见的病例发生在10至14岁之间。这是因为肌肉质量与相对较高的隔间大小和较强的壳层结构比,会降低隔间的能力,以适应显著肿胀的增加。不能迅速治疗补充综合症会导致暴露肢体的永久性收缩。这项研究描述了一名8岁男孩在前肢骨折后的隔间综合症。患者左前臂有疼痛症状,因此难以移动。病人说,他们在进医院两天前从栏杆上掉了下来,有机会被送去看医生。手臂和左手随着水的小铅锤而膨胀。病人来的时候,身上缠着带子。病人怀疑患有车厢综合征。身体检查:病人看起来有中度、compos意识(E4V5M6)、血压100/80升、呼吸呼吸20次/分钟、脉搏71次/分钟、脉搏36.50克。cct扫描发现骨折1/3比应体os半径的夹心饼,1/3中肌痛处为夹心饼,1/3中肌痛处为夹心饼,软组织膨胀病变区域。患者接受药理学治疗为每24小时500毫升的Lactate 500 cc, cefoxixime 2×1克,扑热息痛3×500毫克,非药物治疗为基座。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Pengetahuan terkait kanker payudara dan perilaku SADARI pada mahasiswi kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021 Gambaran tingkat pengetahuan penulisan resep yang benar pada mahasiswa Universitas Tarumanagara yang mengikuti ujian OSCE (Objective Structured Clinical Examination) Pengetahuan orang tua anak usia 0-5 tahun mengenai stunting di wilayah Kelurahan Tomang Jakarta Barat Uji kapasitas antioksidan dan kadar metabolit sekunder ekstrak angkak (Oryza sp) Pengetahuan, sikap dan perilaku remaja SMA terhadap kesehatan reproduksi di Kelurahan Semanan
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1