{"title":"The Role of UNHCR in the Stagnation of International Intervention towards Victims of the Coup Conflict in Myanmar as an Effort to Maintain Peace","authors":"Hilman Mahmud Akmal Ma'arif, A. Maksum","doi":"10.20473/jgs.16.2.2022.307-328","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Myanmar is a country in Southeast Asia with a dire humanitarian crisis that is marked by the existence of conflict and humanitarian issues. The military’s arbitrariness against civilians, from ethnic cleansing and genocide of the Rohingya ethnic minority to bloody coups, could not be suppressed due to technical and non-technical constraints. Civil society and the military organization are interrelated in Myanmar, and the country uses the strong relations between the two as best as it can for its internal interests to protect itself from foreign intervention. From a geographical point of view, Myanmar is located in the Southeast Asian region, with ASEAN as its regional organization. ASEAN is a unique regional organization whose member-states adopt a special principle called the principle of non-interference. According to the principle, all acts of interference from other countries are considered a violation and become an international crime when viewed from the Jus Cogens legal principle. This study then discusses the role of UNHCR as a facilitator to create peace by maintaining human rights. A qualitative method was then adopted to conduct the study, with data collection based on the news, journals, reports, and books. This study examines the concepts of democracy and human rights as an introduction to internal conflict in Myanmar and uses the concept of humanitarian diplomacy as an analysis of the role of UNHCR in Myanmar.\nKeywords: ASEAN, Democracy, Intervention, Humanity, Military Coup, UNHCR.\nMyanmar merupakan negara di Asia Tenggara dengan krisis kemanusiaan buruk yang ditandai dengan adanya isu konflik dan kemanusiaan. Kesewenangan militer terhadap warga sipil dimulai dari pembersihan etnis dan genosida etnis minoritas Rohingya, hingga kudeta militer yang tidak bisa diredam karena kendala teknis atau non-teknis. Keduanya saling berkaitan dan Myanmar memanfaatkannya sebaik mungkin untuk kepentingan internal untuk melindungi diri dari intervensi pihak asing. Ditinjau dari sisi geografis, Myanmar berada di wilayah Asia Tenggara dengan ASEAN sebagai organisasi internasional regional. ASEAN memiliki asas istimewa terhadap negara anggotanya untuk memberlakukan asas non-interference. Dengan begitu segala tindakan campur tangan dari negara lain dinilai sebagai sebuah pelanggaran dan menjadi sebuah tindakan kejahatan internasional apabila dipandang dari asas hukum Jus Cogens. Penelitian ini membahas tentang peran UNHCR sebagai fasilitator untuk menciptakan perdamaian dengan memelihara hak-hak atas kemanusiaan. Dengan berbasis pada berita, jurnal, laporan, dan buku sebagai hasil penjelasan dan telaahnya, sehingga tulisan ini bermetodekan kualitatif. Penelitian ini dikaji melalui konsep demokrasi dan HAM sebagai pengantar atas konflik internal di Myanmar, dan menggunakan konsep humanitarian diplomacy sebagai analisa atas peran UNHCR di negara Myanmar.\nKata Kunci: ASEAN, Demokrasi, Intervensi, Kemanusiaan, Kudeta Militer, UNHCR.","PeriodicalId":243676,"journal":{"name":"Jurnal Global & Strategis","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Global & Strategis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/jgs.16.2.2022.307-328","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Myanmar is a country in Southeast Asia with a dire humanitarian crisis that is marked by the existence of conflict and humanitarian issues. The military’s arbitrariness against civilians, from ethnic cleansing and genocide of the Rohingya ethnic minority to bloody coups, could not be suppressed due to technical and non-technical constraints. Civil society and the military organization are interrelated in Myanmar, and the country uses the strong relations between the two as best as it can for its internal interests to protect itself from foreign intervention. From a geographical point of view, Myanmar is located in the Southeast Asian region, with ASEAN as its regional organization. ASEAN is a unique regional organization whose member-states adopt a special principle called the principle of non-interference. According to the principle, all acts of interference from other countries are considered a violation and become an international crime when viewed from the Jus Cogens legal principle. This study then discusses the role of UNHCR as a facilitator to create peace by maintaining human rights. A qualitative method was then adopted to conduct the study, with data collection based on the news, journals, reports, and books. This study examines the concepts of democracy and human rights as an introduction to internal conflict in Myanmar and uses the concept of humanitarian diplomacy as an analysis of the role of UNHCR in Myanmar.
Keywords: ASEAN, Democracy, Intervention, Humanity, Military Coup, UNHCR.
Myanmar merupakan negara di Asia Tenggara dengan krisis kemanusiaan buruk yang ditandai dengan adanya isu konflik dan kemanusiaan. Kesewenangan militer terhadap warga sipil dimulai dari pembersihan etnis dan genosida etnis minoritas Rohingya, hingga kudeta militer yang tidak bisa diredam karena kendala teknis atau non-teknis. Keduanya saling berkaitan dan Myanmar memanfaatkannya sebaik mungkin untuk kepentingan internal untuk melindungi diri dari intervensi pihak asing. Ditinjau dari sisi geografis, Myanmar berada di wilayah Asia Tenggara dengan ASEAN sebagai organisasi internasional regional. ASEAN memiliki asas istimewa terhadap negara anggotanya untuk memberlakukan asas non-interference. Dengan begitu segala tindakan campur tangan dari negara lain dinilai sebagai sebuah pelanggaran dan menjadi sebuah tindakan kejahatan internasional apabila dipandang dari asas hukum Jus Cogens. Penelitian ini membahas tentang peran UNHCR sebagai fasilitator untuk menciptakan perdamaian dengan memelihara hak-hak atas kemanusiaan. Dengan berbasis pada berita, jurnal, laporan, dan buku sebagai hasil penjelasan dan telaahnya, sehingga tulisan ini bermetodekan kualitatif. Penelitian ini dikaji melalui konsep demokrasi dan HAM sebagai pengantar atas konflik internal di Myanmar, dan menggunakan konsep humanitarian diplomacy sebagai analisa atas peran UNHCR di negara Myanmar.
Kata Kunci: ASEAN, Demokrasi, Intervensi, Kemanusiaan, Kudeta Militer, UNHCR.
缅甸是一个东南亚国家,其严重的人道主义危机以冲突和人道主义问题的存在为特征。由于技术和非技术限制,军方对平民的任意行为,从对罗兴亚少数民族的种族清洗和种族灭绝到血腥政变,都无法被压制。在缅甸,民间社会和军事组织是相互关联的,缅甸尽可能地利用两者之间的牢固关系来维护其内部利益,以保护自己免受外国干预。从地理位置上看,缅甸位于东南亚地区,东盟是其区域组织。东盟是一个独特的区域组织,其成员国采用一种特殊的原则,即不干涉原则。根据这一原则,其他国家的一切干涉行为都被认为是一种侵犯,从绝对法理的角度来看都是一种国际犯罪。然后,本研究讨论了难民专员办事处作为通过维护人权创造和平的促进者的作用。然后采用定性方法进行研究,数据收集基于新闻,期刊,报告和书籍。本研究考察了民主和人权的概念,作为对缅甸内部冲突的介绍,并使用人道主义外交的概念作为对难民署在缅甸的作用的分析。关键词:东盟,民主,干预,人道,军事政变,联合国难民署。缅甸merupakan negara di亚洲沙登卡拉省相接dengan krisis kemanusiaan buruk杨ditandai dengan adanya isu konflik丹kemanusiaan。Kesewenangan军人terhadap warga sipil dimulai dari pembersihan etis dan gengensida etis少数民族罗兴亚人,hinga kudetan军人yang tidak bisa diredam karena kendala teknis atau non-teknis。Keduanya saling berkaitan dan缅甸menanfaatkannya sebaik mungkin untuk保持一个内部untuk melindungi diri dari干预pihaing。丁丁贾达里西西地理,缅甸berada di wilayah亚洲登加拉登加东盟sebagai组织国际地区。东盟成员国应遵守“不干涉原则”,而东盟成员国应遵守“不干涉原则”。邓干开始了一段时间的学习,学习了一段时间的学习,学习了一段时间的学习,学习了一段时间的学习,学习了一段时间的学习。巴勒斯坦难民事务高级专员办事处(难民专员办事处)的巴勒斯坦难民事务高级专员办事处(难民专员办事处)的巴勒斯坦难民事务高级专员办事处(难民专员办事处)的难民事务高级专员办事处(难民专员办事处)的难民事务高级专员办事处(难民专员办事处)的难民事务高级专员办事处(难民专员办事处)的难民事务高级专员办事处。[3]四川大学学报(自然科学版),四川大学学报(自然科学版),四川大学学报(自然科学版),四川大学学报(自然科学版)。Penelitian ini dikaji melalui konsep democratic krasi dan HAM sebagai pengantar katas konflik internal di Myanmar, dan menggunakan konsep人道主义外交sebagai analisisa peran UNHCR di negaran Myanmar。Kata Kunci:东盟、民主联盟、干预联盟、民主联盟、军事联盟、联合国难民署。