{"title":"PERAN SULTAN MALIKUSSALEH DALAM PERKEMBANGAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI 1297-1326M","authors":"Andini Fitriani, Isrina Siregar, Supian Ramli","doi":"10.22437/jejak.v2i1.18539","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas mengenai sejarah kerajaan samudera pasai pada tahun 1297-1326M sreta peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan pemanfaatan pengelolan situs caggar budaya makam sultan Malikussaleh. Penelitian lni bertujuan untuk mengidentifikasi peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan peninggalan kerajaan samudera pasai sebagai situs cagar budaya masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini memuat 4 jenis tahapan yaitu, heuristik, kritik sumber, interprestasi, dan historiografi. Jenis sumber yang digunakan dalam penulisan penelitian ini yaitu sumber dari studi kepustakaan dengan teknis analisis sejarah dengan menggunakan penafsiran dalam fakta sejarah yang meliputi buku-buku, dokumen, dan jurnal yang berkaitan dengan kerajaan samudera pasai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Malik al-Saleh (Malikussaleh) adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak. Peran sultan pada masa kerajaan samudera pasai merupakan hal sentral dalam proses perkembangan islam di Aceh. Keberadaan Samudra Pasai diperkuat dengan penemuan artefak-artefak pada zaman pemerintahan Samudra Pasai seperti mata uang dirham, tempat pemakaman, batu nisan dan cakra donya yang merupakan sebuah lonceng yang bisa dibilang keramat.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.18539","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tulisan ini membahas mengenai sejarah kerajaan samudera pasai pada tahun 1297-1326M sreta peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan pemanfaatan pengelolan situs caggar budaya makam sultan Malikussaleh. Penelitian lni bertujuan untuk mengidentifikasi peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan peninggalan kerajaan samudera pasai sebagai situs cagar budaya masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini memuat 4 jenis tahapan yaitu, heuristik, kritik sumber, interprestasi, dan historiografi. Jenis sumber yang digunakan dalam penulisan penelitian ini yaitu sumber dari studi kepustakaan dengan teknis analisis sejarah dengan menggunakan penafsiran dalam fakta sejarah yang meliputi buku-buku, dokumen, dan jurnal yang berkaitan dengan kerajaan samudera pasai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Malik al-Saleh (Malikussaleh) adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak. Peran sultan pada masa kerajaan samudera pasai merupakan hal sentral dalam proses perkembangan islam di Aceh. Keberadaan Samudra Pasai diperkuat dengan penemuan artefak-artefak pada zaman pemerintahan Samudra Pasai seperti mata uang dirham, tempat pemakaman, batu nisan dan cakra donya yang merupakan sebuah lonceng yang bisa dibilang keramat.