{"title":"Pengaruh Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Rm Djoelham Binjai","authors":"Reza Utari, Adek Chan","doi":"10.33085/jdf.v2i2.4401","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahulan: Masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu berdasarkan lima dimensi yaitu tingible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan) dan empathy (perhatian). Tujuan: untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit terhadap tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM Djoelham Binjai tahun 2017. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan observasi pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 121 orang dengan teknikaccidental sampling. Hasil penelitian dianalisis dengan SPSS menggunakan uji chi-square. Hasil: penelitian mutu pelayananmempunyai pengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien. Dimensi tingibel (bukti fisik) meliputi kebersihan ruang tunggu (ρvalue 0,001), kenyamanan ruang tunggu (ρvalue 0,004), dan ketersediaan tempat parkir (ρvalue 0,007). Dimensi reliability (kehandalan) meliputi pemberian informasi obat yang diberikan petugas (ρvalue 0,001), dan sikap petugas dalam melakukan diskusi dengan pasien mengenai informasi obat (ρvalue 0,001). Dimensi responsiveness (ketanggapan) meliputi ketanggapan petugas terhadap pasien (ρvalue 0,001), kecepatan petugas dalam melakukan suatu pelayanan obat dengan resep (ρvalue 0,001), dan kejelasan pelayanan informasi obat yang diberikan petugas (ρvalue 0,001). Dimensi assurance (jaminan) meliputi kelengkapan ketersediaan obat (ρvalue 0,001), sikap sopan petugas dalam memberikan pelayanan (ρvalue 0,001), dan tingkat pengetahuan dan kemampuan petugas dalam memberi informasi obat yang benar dan lengkap (ρvalue 0,019). Dimensi empathy (perhatian) meliputi keramahan petugas (ρvalue 0,001), sikap empati dari petugas dalam pelayanan (ρvalue 0,001), perhatian petugas kepada pasien dalam memberikan pelayanan (ρvalue 0,001) dan keprofesionalan petugas dalam melayani pasien (ρvalue 0,001). Kesimpulan: penelitian ini semua berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien, kecuali tingkat pengetahuan dan kemampuan petugas dalam memberi informasi obat yang benar dan lengkap.","PeriodicalId":309095,"journal":{"name":"Jurnal Dunia Farmasi","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Dunia Farmasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33085/jdf.v2i2.4401","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pendahulan: Masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu berdasarkan lima dimensi yaitu tingible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan) dan empathy (perhatian). Tujuan: untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit terhadap tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM Djoelham Binjai tahun 2017. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan observasi pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 121 orang dengan teknikaccidental sampling. Hasil penelitian dianalisis dengan SPSS menggunakan uji chi-square. Hasil: penelitian mutu pelayananmempunyai pengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien. Dimensi tingibel (bukti fisik) meliputi kebersihan ruang tunggu (ρvalue 0,001), kenyamanan ruang tunggu (ρvalue 0,004), dan ketersediaan tempat parkir (ρvalue 0,007). Dimensi reliability (kehandalan) meliputi pemberian informasi obat yang diberikan petugas (ρvalue 0,001), dan sikap petugas dalam melakukan diskusi dengan pasien mengenai informasi obat (ρvalue 0,001). Dimensi responsiveness (ketanggapan) meliputi ketanggapan petugas terhadap pasien (ρvalue 0,001), kecepatan petugas dalam melakukan suatu pelayanan obat dengan resep (ρvalue 0,001), dan kejelasan pelayanan informasi obat yang diberikan petugas (ρvalue 0,001). Dimensi assurance (jaminan) meliputi kelengkapan ketersediaan obat (ρvalue 0,001), sikap sopan petugas dalam memberikan pelayanan (ρvalue 0,001), dan tingkat pengetahuan dan kemampuan petugas dalam memberi informasi obat yang benar dan lengkap (ρvalue 0,019). Dimensi empathy (perhatian) meliputi keramahan petugas (ρvalue 0,001), sikap empati dari petugas dalam pelayanan (ρvalue 0,001), perhatian petugas kepada pasien dalam memberikan pelayanan (ρvalue 0,001) dan keprofesionalan petugas dalam melayani pasien (ρvalue 0,001). Kesimpulan: penelitian ini semua berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien, kecuali tingkat pengetahuan dan kemampuan petugas dalam memberi informasi obat yang benar dan lengkap.