{"title":"Reinterpretasi Makna Masjid: Kontribusi Ajaran Tasawuf Dalam Membagun Fungsi Positif Masjid Bagi Kemanusian.","authors":"A. M. Nawawi","doi":"10.37302/jbi.v16i1.873","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini merespon wacana pemberdayaan masjid yang bergerak secara superfisial, dengan langsung masuk pada wilayah pemebrdayaan dan produktivitas masjid tanpa menekankan pentingnya aspek realisasi pada tataran personal yang menjadi pusat perbaikan. Realisasi pada tataran personal ini menuntut menyingkap makna manusia secara filosofis dan sufistik. Berangkat dari jati diri manusia dan bentuk-bentuk manifestasinya, baru kemudian dapat menangkap makna masjid. Fungsi masjid sebagai pusat ibadah spiritual dan pendidikan umumnya terarah sebatas kajian fiqh yang berisi manual pelaksanaan ibadah syariat lahiriah. Sementara poros mental kepribadian yaitu fenomena esoterik hati manusia, tidak diletakkan pada tempat fundamentalnya. Implikasinya memperdayakan manusia yang lemah secara kepribadian, melalui ibadah, akan menemukan banyak kendala. Karena hati manusia juga harus beribadah bukan hanya fisiknya, maka hati manusia juga memiliki tempat sujud (masjid). Tulisan ini berupaya melakukan reinterpretasi makna masjid sehingga dapat menjadi prinsip fundamental bagi program perberdayaan masjid. Penelitian kualitatif kepustakaan ini menggunakan pendekatan tasawuf filosofis (mistico filosofi Islam) guna menafsirkan data-data antropologi historis.","PeriodicalId":308566,"journal":{"name":"Jurnal Bimas Islam","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Bimas Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37302/jbi.v16i1.873","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tulisan ini merespon wacana pemberdayaan masjid yang bergerak secara superfisial, dengan langsung masuk pada wilayah pemebrdayaan dan produktivitas masjid tanpa menekankan pentingnya aspek realisasi pada tataran personal yang menjadi pusat perbaikan. Realisasi pada tataran personal ini menuntut menyingkap makna manusia secara filosofis dan sufistik. Berangkat dari jati diri manusia dan bentuk-bentuk manifestasinya, baru kemudian dapat menangkap makna masjid. Fungsi masjid sebagai pusat ibadah spiritual dan pendidikan umumnya terarah sebatas kajian fiqh yang berisi manual pelaksanaan ibadah syariat lahiriah. Sementara poros mental kepribadian yaitu fenomena esoterik hati manusia, tidak diletakkan pada tempat fundamentalnya. Implikasinya memperdayakan manusia yang lemah secara kepribadian, melalui ibadah, akan menemukan banyak kendala. Karena hati manusia juga harus beribadah bukan hanya fisiknya, maka hati manusia juga memiliki tempat sujud (masjid). Tulisan ini berupaya melakukan reinterpretasi makna masjid sehingga dapat menjadi prinsip fundamental bagi program perberdayaan masjid. Penelitian kualitatif kepustakaan ini menggunakan pendekatan tasawuf filosofis (mistico filosofi Islam) guna menafsirkan data-data antropologi historis.