Sebuah Apresiasi terhadap Perubahan Pasal Hukuman Mati

None Clemens Dion Yusila Timur
{"title":"Sebuah Apresiasi terhadap Perubahan Pasal Hukuman Mati","authors":"None Clemens Dion Yusila Timur","doi":"10.36383/diskursus.v19i2.376","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper is meant to show why the introduction of probation in the capital punishment act of the new Code of Criminal Law is a change we should appreciate. This change will expectedly lead Indonesia to be a nation that de facto no longer employs capital punishment. This is a desirable consequence given that, in my view, capital punishment cannot be ethically justified. In this paper, I will show why arguments in defense of capital punishment by appealing to the deterrence effect, the risk of recidivism, the sense of justice, and the principle of retributive justice do not stand up to scrutiny. The irreversible nature of capital punishment further points to the unjustifiability of this form of punishment.
 Abstrak
 Tulisan ini hendak menunjukkan mengapa diintroduksikannya masa percobaan dalam pasal hukuman mati KUHP terbaru merupakan perubahan yang layak diapresiasi. Perubahan tersebut berpotensi mengantar Indonesia menjadi negara yang de facto tidak lagi menerapkan hukuman mati. Menurut penulis, konsekuensi semacam ini layak disambut baik lantaran hukuman mati itu sendiri secara etis tidak dapat dibenarkan. Dalam tulisan ini, penulis akan menunjukkan mengapa argumen-argumen yang ditujukan untuk menjustifikasi hukuman mati dengan merujuk pada efek jera, risiko residivis, rasa keadilan, dan prinsip keadilan retributif tidak dapat dipertahankan. Sifat hukuman mati yang tidak membuka ruang bagi koreksi yang berarti juga meneguhkan tidak dapat dibenarkannya bentuk hukuman tersebut.
 Kata-kata Kunci: hukuman mati, KUHP, efek jera, keadilan retributif, ruang koreksi","PeriodicalId":55670,"journal":{"name":"AlAraf Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat","volume":"2016 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AlAraf Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36383/diskursus.v19i2.376","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This paper is meant to show why the introduction of probation in the capital punishment act of the new Code of Criminal Law is a change we should appreciate. This change will expectedly lead Indonesia to be a nation that de facto no longer employs capital punishment. This is a desirable consequence given that, in my view, capital punishment cannot be ethically justified. In this paper, I will show why arguments in defense of capital punishment by appealing to the deterrence effect, the risk of recidivism, the sense of justice, and the principle of retributive justice do not stand up to scrutiny. The irreversible nature of capital punishment further points to the unjustifiability of this form of punishment. Abstrak Tulisan ini hendak menunjukkan mengapa diintroduksikannya masa percobaan dalam pasal hukuman mati KUHP terbaru merupakan perubahan yang layak diapresiasi. Perubahan tersebut berpotensi mengantar Indonesia menjadi negara yang de facto tidak lagi menerapkan hukuman mati. Menurut penulis, konsekuensi semacam ini layak disambut baik lantaran hukuman mati itu sendiri secara etis tidak dapat dibenarkan. Dalam tulisan ini, penulis akan menunjukkan mengapa argumen-argumen yang ditujukan untuk menjustifikasi hukuman mati dengan merujuk pada efek jera, risiko residivis, rasa keadilan, dan prinsip keadilan retributif tidak dapat dipertahankan. Sifat hukuman mati yang tidak membuka ruang bagi koreksi yang berarti juga meneguhkan tidak dapat dibenarkannya bentuk hukuman tersebut. Kata-kata Kunci: hukuman mati, KUHP, efek jera, keadilan retributif, ruang koreksi
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
对死刑变更的感激之情
本文旨在说明为什么新刑法典在死刑中引入缓刑制度是一个值得我们欣赏的变化。预计这一变化将使印度尼西亚成为一个事实上不再使用死刑的国家。这是一个可取的结果,因为在我看来,死刑在道德上是不合理的。在本文中,我将说明为什么通过诉诸威慑效应、再犯风险、正义感和报复性正义原则来为死刑辩护的论点经不起推敲。死刑的不可逆性进一步说明了这种刑罚形式的不正当性。Abstrak& # x0D;我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。秘鲁人的生活很美好,但也很美好。menuut penulis, konsekuensi semacam ini layak disambut, baikantaran, hukuman mati, sendiri secara, ettis tiak dapat dibenarkan。Dalam tulisan ini, penulis akan menunjukkan mengapa argumumumyang ditujukan untuk menjusfikasi hukuman mati dengan merujuk pada efek jera, visiko resdiis, rasa keadilan, danprinsip keadilan retributitiak dapat dipertahankan。@ #x0D;Kata-kata Kunci: hukuman mati, KUHP, efek jera, keadilan retributif, ruang koreksi
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
6
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
Denise Ferreira da Silva. Toward a Global Idea of Race A Critical Inquiry into Jürgen Habermas’ Hermeneutical Reflection as a Methodology of Social Science Sebuah Apresiasi terhadap Perubahan Pasal Hukuman Mati Sensus Fidei Umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta terhadap Isu Homoseksualitas pada Tahun 2022 Deconstruction and Religion: Exploring Derrida’s View on Religion
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1