Rizka Azahra Habibah, Frans Ferdinal, Eny Yulianti
{"title":"Uji fitokimia, kapasitas total antioksidan, uji toksisitas dan kadar metabolit sekunder ekstrak buah aprikot (Prunus armeniaca)","authors":"Rizka Azahra Habibah, Frans Ferdinal, Eny Yulianti","doi":"10.24912/tmj.v5i2.24718","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Fitokimia merupakan antioksidan yang berperan dalam penghambatan stres oksidatif. Senyawa ini digolongkan dalam empat kelas utama yaitu terpenoid, alkaloid, glikosida, dan polifenol. Stres oksidatif dapat timbul karena ketidak seimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan di dalam tubuh akibat kurangnya antioksidan atau meningkatnya radikal bebas seperti reactive oxygen species (ROS), reactive nitrogen species (RNS), dan reactive sulfur species (RSS). Namun jika jumlah radikal bebas berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan sel yang akan menyebabkan percepatan penuaan dan penyakit degeneratif. Antioksidan dari luar dibutuhkan untuk membantu menyeimbangkan kembali, dan salah satunya didapat dengan mengonsumsi buah dan sayur. Penelitian termasuk penelitian eksperimental bersifat in vitro dan bioassay terhadap ekstrak buah aprikot. Pada uji in vitro, terdiri dari uji fitokimia, uji fenolik dan alkaloid total, uji kapasitas total antioksidan, metabolit sekunder. Sedangkan uji bioassay menggunakan uji toksisitas BSLT. Kemudian, melakukan ekstraksi menggunakan metode perkolasi dan untuk uji kapasitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Uji fitokimia menunjukkan buah aprikot mengandung alkaloid, flavonoid, kardioglikosida, saponin, kumarin, fenolik, kuinon, betasianin, antosianin dan tannin. Uji kapasitas antioksidan DPPH didapatkan IC50 78,656 mg/mL. Uji toksisitas didapatkan LC50 sebesar 306,846 µg/mL.","PeriodicalId":416279,"journal":{"name":"Tarumanagara Medical Journal","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarumanagara Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/tmj.v5i2.24718","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Fitokimia merupakan antioksidan yang berperan dalam penghambatan stres oksidatif. Senyawa ini digolongkan dalam empat kelas utama yaitu terpenoid, alkaloid, glikosida, dan polifenol. Stres oksidatif dapat timbul karena ketidak seimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan di dalam tubuh akibat kurangnya antioksidan atau meningkatnya radikal bebas seperti reactive oxygen species (ROS), reactive nitrogen species (RNS), dan reactive sulfur species (RSS). Namun jika jumlah radikal bebas berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan sel yang akan menyebabkan percepatan penuaan dan penyakit degeneratif. Antioksidan dari luar dibutuhkan untuk membantu menyeimbangkan kembali, dan salah satunya didapat dengan mengonsumsi buah dan sayur. Penelitian termasuk penelitian eksperimental bersifat in vitro dan bioassay terhadap ekstrak buah aprikot. Pada uji in vitro, terdiri dari uji fitokimia, uji fenolik dan alkaloid total, uji kapasitas total antioksidan, metabolit sekunder. Sedangkan uji bioassay menggunakan uji toksisitas BSLT. Kemudian, melakukan ekstraksi menggunakan metode perkolasi dan untuk uji kapasitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Uji fitokimia menunjukkan buah aprikot mengandung alkaloid, flavonoid, kardioglikosida, saponin, kumarin, fenolik, kuinon, betasianin, antosianin dan tannin. Uji kapasitas antioksidan DPPH didapatkan IC50 78,656 mg/mL. Uji toksisitas didapatkan LC50 sebesar 306,846 µg/mL.