Thalia Natasha, Sari Mariyati, Dewi Nataprawira, Susy Olivia Lontoh
{"title":"Kualitas tidur dan gejala gangguan saluran pernapasan atas pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2019-2020","authors":"Thalia Natasha, Sari Mariyati, Dewi Nataprawira, Susy Olivia Lontoh","doi":"10.24912/tmj.v5i2.25276","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tidur dapat mempengaruhi sistem imun serta diatur oleh irama sirkadian yang menentukan waktu untuk tidur dan homeostasis tidur yang menentukan durasi tidur. Deprivasi tidur dan insomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan menurunnya kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan penurunan sistem imun sehingga meningkatkan resiko terjadinya suatu penyakit, salah satunya pada saluran pernapasan atas. Mayoritas mahasiswa kedokteran memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk meningkatkan resiko terjadinya common cold. Tujuan studi ini adalah mendapatkan gambaran kualitas tidur dan gejala di saluran pernapasan atas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara selama semester berlangsung. Studi dengan desain deskriptif cross-sectional terhadap 150 responden angkatan 2019-2020 ini menggunakan teknik consecutive sampling untuk pengambilan sampel dan dilakukan selama Desember 2022. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner gejala gangguan saluran pernapasan atas. Hasil didapatkan mayoritas jenis kelamin perempuan (72.7%) dengan rentang usia 19-25 tahun. Gambaran kualitas tidur dan gejala di saluran pernapasan atas didapatkan kualitas tidur yang buruk (84%) dan hanya 26,7% yang tidak bergejala namun pada kelompokan yang mengalami gejala mayoritas mengalami bersin (83,6%). Pada pengelompokkan kualitas tidur didapatkan gejala bersin merupakan frekuensi tertinggi baik pada kelompok kualitas tidur baik (34.2%) dan kualitas tidur buruk (31.3%).","PeriodicalId":416279,"journal":{"name":"Tarumanagara Medical Journal","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarumanagara Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/tmj.v5i2.25276","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tidur dapat mempengaruhi sistem imun serta diatur oleh irama sirkadian yang menentukan waktu untuk tidur dan homeostasis tidur yang menentukan durasi tidur. Deprivasi tidur dan insomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan menurunnya kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan penurunan sistem imun sehingga meningkatkan resiko terjadinya suatu penyakit, salah satunya pada saluran pernapasan atas. Mayoritas mahasiswa kedokteran memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk meningkatkan resiko terjadinya common cold. Tujuan studi ini adalah mendapatkan gambaran kualitas tidur dan gejala di saluran pernapasan atas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara selama semester berlangsung. Studi dengan desain deskriptif cross-sectional terhadap 150 responden angkatan 2019-2020 ini menggunakan teknik consecutive sampling untuk pengambilan sampel dan dilakukan selama Desember 2022. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner gejala gangguan saluran pernapasan atas. Hasil didapatkan mayoritas jenis kelamin perempuan (72.7%) dengan rentang usia 19-25 tahun. Gambaran kualitas tidur dan gejala di saluran pernapasan atas didapatkan kualitas tidur yang buruk (84%) dan hanya 26,7% yang tidak bergejala namun pada kelompokan yang mengalami gejala mayoritas mengalami bersin (83,6%). Pada pengelompokkan kualitas tidur didapatkan gejala bersin merupakan frekuensi tertinggi baik pada kelompok kualitas tidur baik (34.2%) dan kualitas tidur buruk (31.3%).