Mitigating Disinformation: Reflection of #NoNotAgain Campaign in Nepal for Indonesia

Candra Kresna Wijaya, Kent Revelino Chandra, Komang Dananjaya, Candra Kresna
{"title":"Mitigating Disinformation: Reflection of #NoNotAgain Campaign in Nepal for Indonesia","authors":"Candra Kresna Wijaya, Kent Revelino Chandra, Komang Dananjaya, Candra Kresna","doi":"10.22437/up.v5i1.23875","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Menjelang hari pemilihan umum di Nepal, muncul sebuah gerakan kampanye #NoNotAgain di Facebook yang mengadvokasi masyarakat untuk tidak memilih beberapa kandidat perdana menteri pertahana. Kampanye tersebut berisi kritikan terhadap kegagalan kandidat yang dimaksud selama beberapa periode jabatan sebelumnya. Election Comission Nepal kemudian bereaksi dengan menuntut laman Facebook itu ditutup melalui ancaman pidana kurungan atau denda. Dengan metode penelitian yuridis normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan (statutory), fakta (facts), dan konsep (conceptual), artikel ini disusun dengan tujuan untuk menganalisis sah-tidaknya upaya pembatasan Election Commission Nepal terhadap kebebasan berekspresi warga masyarakat Nepal melalui syarat pembatasan yang tertuang pada Intenational Covenant on Civil and Political Rights. Mengingat bahwa fenomena ini berkaitan dengan kondisi yang akan dihadapi oleh Indonesia nanti pemilihan umum tahun 2024. Karenanya, artikel ini juga berupaya untuk menemukan formulasi ideal mekanisme mitigasi disinformasi dengan tetap menghormati kebebasan berekspresi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa respon Election Comission Nepal telah melanggar kebebasan berpendapat dan berekspresi. Dengan merefleksikan pengalaman Nepal, Indonesia dapat melakukan beberapa metode alternatif dalam menangani disinformasi.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Uti Possidetis: Journal of International Law","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22437/up.v5i1.23875","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Menjelang hari pemilihan umum di Nepal, muncul sebuah gerakan kampanye #NoNotAgain di Facebook yang mengadvokasi masyarakat untuk tidak memilih beberapa kandidat perdana menteri pertahana. Kampanye tersebut berisi kritikan terhadap kegagalan kandidat yang dimaksud selama beberapa periode jabatan sebelumnya. Election Comission Nepal kemudian bereaksi dengan menuntut laman Facebook itu ditutup melalui ancaman pidana kurungan atau denda. Dengan metode penelitian yuridis normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan (statutory), fakta (facts), dan konsep (conceptual), artikel ini disusun dengan tujuan untuk menganalisis sah-tidaknya upaya pembatasan Election Commission Nepal terhadap kebebasan berekspresi warga masyarakat Nepal melalui syarat pembatasan yang tertuang pada Intenational Covenant on Civil and Political Rights. Mengingat bahwa fenomena ini berkaitan dengan kondisi yang akan dihadapi oleh Indonesia nanti pemilihan umum tahun 2024. Karenanya, artikel ini juga berupaya untuk menemukan formulasi ideal mekanisme mitigasi disinformasi dengan tetap menghormati kebebasan berekspresi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa respon Election Comission Nepal telah melanggar kebebasan berpendapat dan berekspresi. Dengan merefleksikan pengalaman Nepal, Indonesia dapat melakukan beberapa metode alternatif dalam menangani disinformasi.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
减少虚假信息:尼泊尔的 #NoNotAgain 运动对印度尼西亚的启示
在尼泊尔大选日到来之前,Facebook 上出现了一个 #NoNotAgain 运动,倡导人们不要投票给一些现任总理候选人。该运动批评了这些候选人在之前任期内的失败。尼泊尔选举委员会随即做出反应,以监禁或罚款相威胁,要求关闭 Facebook 页面。本文采用规范法学的研究方法,使用了法定、事实和概念等方法,旨在通过《公民权利和政治权利国际公约》中的限制要求,分析尼泊尔选举委员会限制尼泊尔公民言论自由的合法性。鉴于这一现象与印尼在 2024 年大选中将面临的状况有关。因此,本文也力图在尊重言论自由的前提下,找到理想的虚假信息缓解机制。研究结果表明,尼泊尔选举委员会的应对措施侵犯了意见和表达自由。通过反思尼泊尔的经验,印尼可以采取一些替代方法来应对虚假信息。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
How Indonesia and Thailand Transform International Law: A Study of Access and Benefit Sharing The Lion Air JT610 Crash Due to Lack of Pilot Training: Is There Responsibility for Indonesia? Application of The Principles of Extraterritorial Jurisdiction Towards Personal Data Breach Committed Cross-Country Borders Protecting Indonesia's Communal Intellectual Property Rights: A TWAIL Perspective Mitigating Disinformation: Reflection of #NoNotAgain Campaign in Nepal for Indonesia
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1