{"title":"Herman Bavinck dan Literatur Hikmat","authors":"Novan","doi":"10.51688/vc11.1.2024.art4","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengulas metode Herman Bavinck yang memakai Amsal 8:22-31 sebagai literatur hikmat. Dengan pendekatan kualitatif-komparatif, penulis akan membahas konsep pemakaian literatur hikmat di dalam teologi sistematika Bavinck, khususnya di dalam Reformed Dogmatics. Konsep tersebut juga mengupas contoh kasus pada bagian doktrin Allah Tritunggal. Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa Bavinck adalah seorang teolog yang bisa mengartikulasikan teologi sistematikanya secara kontekstual dan integratif. Hal ini terlihat dari caranya yang menggunakan dan menghargai Amsal 8:22-31 sebagai genre literatur hikmat sesuai dengan konteksnya dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru.","PeriodicalId":129165,"journal":{"name":"VERBUM CHRISTI: JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI","volume":"101 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"VERBUM CHRISTI: JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51688/vc11.1.2024.art4","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk mengulas metode Herman Bavinck yang memakai Amsal 8:22-31 sebagai literatur hikmat. Dengan pendekatan kualitatif-komparatif, penulis akan membahas konsep pemakaian literatur hikmat di dalam teologi sistematika Bavinck, khususnya di dalam Reformed Dogmatics. Konsep tersebut juga mengupas contoh kasus pada bagian doktrin Allah Tritunggal. Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa Bavinck adalah seorang teolog yang bisa mengartikulasikan teologi sistematikanya secara kontekstual dan integratif. Hal ini terlihat dari caranya yang menggunakan dan menghargai Amsal 8:22-31 sebagai genre literatur hikmat sesuai dengan konteksnya dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru.