Analisis Maraknya Eksploitasi Buruh Anak pasca Liberalisasi Perdagangan di Tiongkok

HUMANIORUM Pub Date : 2024-07-15 DOI:10.37010/hmr.v2i3.53
Anak Agung Yumas Sukmatika
{"title":"Analisis Maraknya Eksploitasi Buruh Anak pasca Liberalisasi Perdagangan di Tiongkok","authors":"Anak Agung Yumas Sukmatika","doi":"10.37010/hmr.v2i3.53","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan teori Marxisme guna menyelidiki alasan di balik meningkatnya jumlah buruh anak di Tiongkok. Sejak liberalisasi perdagangan dan reformasi ekonomi dimulai pada 1978, Tiongkok telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Saat ini ekonomi Tiongkok berada di posisi kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Namun jumlah buruh anak telah meningkat karena tajamnya perbedaan ekonomi terutama antara kota dan desa serta kebutuhan akan tenaga kerja murah di industri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka untuk menganalisis data non-numerik dan deskriptif dari berbagai sumber literatur, termasuk buku, artikel jurnal, dan laporan penelitian. Studi ini menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan telah memperburuk eksploitasi tenaga kerja di Tiongkok. Regulasi yang melarang pekerja anak sering diabaikan oleh pemerintah setempat termasuk perusahaan untuk meningkatkan keuntungan. Selain itu terdapat asumsi yang dinormalisasi bahwa anak-anak adalah sumber pendapatan daripada individu yang membutuhkan perawatan dan pendidikan. Banyak orang tua Tiongkok mempekerjakan anak-anak sebagai penopang ekonomi keluarga daripada memberikan dukungan pendidikan yang cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksploitasi buruh anak masih ada dan bahkan meningkat meskipun pertumbuhan ekonomi seharusnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya asumsi-asumsi dasar Marxisme yakni historical materialism, economic determinism, dan false consciousness berkontribusi signifikan dalam menjawab alasan di balik peningkatan jumlah buruh anak di Tiongkok.","PeriodicalId":516824,"journal":{"name":"HUMANIORUM","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"HUMANIORUM","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37010/hmr.v2i3.53","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penelitian ini menggunakan teori Marxisme guna menyelidiki alasan di balik meningkatnya jumlah buruh anak di Tiongkok. Sejak liberalisasi perdagangan dan reformasi ekonomi dimulai pada 1978, Tiongkok telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Saat ini ekonomi Tiongkok berada di posisi kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Namun jumlah buruh anak telah meningkat karena tajamnya perbedaan ekonomi terutama antara kota dan desa serta kebutuhan akan tenaga kerja murah di industri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka untuk menganalisis data non-numerik dan deskriptif dari berbagai sumber literatur, termasuk buku, artikel jurnal, dan laporan penelitian. Studi ini menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan telah memperburuk eksploitasi tenaga kerja di Tiongkok. Regulasi yang melarang pekerja anak sering diabaikan oleh pemerintah setempat termasuk perusahaan untuk meningkatkan keuntungan. Selain itu terdapat asumsi yang dinormalisasi bahwa anak-anak adalah sumber pendapatan daripada individu yang membutuhkan perawatan dan pendidikan. Banyak orang tua Tiongkok mempekerjakan anak-anak sebagai penopang ekonomi keluarga daripada memberikan dukungan pendidikan yang cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksploitasi buruh anak masih ada dan bahkan meningkat meskipun pertumbuhan ekonomi seharusnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya asumsi-asumsi dasar Marxisme yakni historical materialism, economic determinism, dan false consciousness berkontribusi signifikan dalam menjawab alasan di balik peningkatan jumlah buruh anak di Tiongkok.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
中国贸易自由化后剥削童工现象抬头分析
本研究运用马克思主义理论来探讨中国童工率上升背后的原因。自 1978 年开始贸易自由化和经济改革以来,中国经历了巨大的经济增长。中国目前是仅次于美国的世界第二大经济体。然而,由于经济差异,特别是城乡之间的差异,以及工业对廉价劳动力的需求,童工人数有所增加。本研究采用案头研究的定性方法,对来自各种文献资料(包括书籍、期刊文章和研究报告)的非数字描述性数据进行分析。本研究表明,贸易自由化加剧了中国对劳动力的剥削。为了增加利润,地方政府和企业往往无视禁止使用童工的规定。此外,还有一种正常化的假设,即儿童是收入来源,而不是需要照顾和教育的个人。许多中国父母雇用儿童来支持家庭经济,而不是提供足够的教育支持。本研究的结果表明,尽管经济增长本应改善人民的福利,但剥削童工的现象依然存在,甚至有愈演愈烈之势。归根结底,马克思主义的历史唯物主义、经济决定论和虚假意识等基本假设在很大程度上回答了中国童工增加的原因。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Analisis Maraknya Eksploitasi Buruh Anak pasca Liberalisasi Perdagangan di Tiongkok Menumbuhkan Rasa Peduli dan Toleransi pada Anak Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran PKN Berbasis Kearifan Lokal Menanggulangi Kebencian dan Ekstrimisme Melalui Pendidikan Kewarganegaraan untuk Generasi Toleran Peran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Partisipasi Politik Remaja Gugat Cerai pada Peradilan Agama bagi Muslimah yang Beralih Keyakinan Diluar Kehendaknya
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1