{"title":"Analisa Kebutuhan Pipa Resapan Horisontal dalam Mengimplementasikan Zero ΔQ Policy","authors":"Ratna Chuswatun Kholifah, Rindang Aldhyantie, Edy Susilo, Diah Setyati Budiningrum","doi":"10.35475/riptek.v16i1.135","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kota Semarang merupakan salah satu kota terpadat yang berada di pulau Jawa dan kota metropolitan kelima di Indonesia. Setiap tahun pertumbuhan penduduk kota Semarang semakin bertambah mengakibatkan pembangunan kota menjadi semakin pesat. Hal tersebut mengakibatkan perubahan tataguna lahan yang memberikan dampak langsung terhadap peningkatan aliran permukaan dan menurunnya peresapan air yang berakibat banjir. Di daerah aliran Sungai Gedawang kawasan Perumahan Puri Gedawang Indah Banyumanik Semarang dengan luas DAS 4,63 km2, telah terjadi perubahan tataguna lahan dari tahun 2007 sampai tahun 2020, dengan berubahnya kondisi penutup permukaan muka tanah menyebabkan air hujan sulit untuk meresap aliran permukaan semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah meelakukan analisa perubahan koefisien pengaliran dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2020 dan mereduksi debit akibat perubahan tataguna lahan dengan pipa resapan horisontal. Data dan hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : menggunakan data hujan stasiun Gunung Pati Semarang, distribusi hujan menggunakan metode Log Person Type III, perhitungan debit banjir menggunakan metode Gama I, Nakayasu, ITB-1, dan ITB-2, dimensi pipa resapan horisontal sebesar 16,5 cm, panjang pipa sebesar 400 cm, porositas dinding pipa sebesar 0,032; debit banjir tahun 2007 sebesar 32,78 m3/detik; perubahan koefisien pengaliran akibat perubahan tataguna lahan tahun 2007 sampai dengan tahun 2020 sebesar 0,08; debit banjir tahun 2020 sebelum dipasang pipa resapan horisontal sebesar 40,73 m3/detik, dan debit banjir tahun 2020 setelah dipasang pipa resapan horisontal sebesar 32,98 m3/detik; serta membutuhkan pipa resapan sebanyak 1001 unit untuk mencapai kondisi zero ΔQ dengan debit yang direduksikan sebesar 7,75 m3/dt","PeriodicalId":33858,"journal":{"name":"Jurnal Riptek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riptek","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35475/riptek.v16i1.135","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Kota Semarang merupakan salah satu kota terpadat yang berada di pulau Jawa dan kota metropolitan kelima di Indonesia. Setiap tahun pertumbuhan penduduk kota Semarang semakin bertambah mengakibatkan pembangunan kota menjadi semakin pesat. Hal tersebut mengakibatkan perubahan tataguna lahan yang memberikan dampak langsung terhadap peningkatan aliran permukaan dan menurunnya peresapan air yang berakibat banjir. Di daerah aliran Sungai Gedawang kawasan Perumahan Puri Gedawang Indah Banyumanik Semarang dengan luas DAS 4,63 km2, telah terjadi perubahan tataguna lahan dari tahun 2007 sampai tahun 2020, dengan berubahnya kondisi penutup permukaan muka tanah menyebabkan air hujan sulit untuk meresap aliran permukaan semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah meelakukan analisa perubahan koefisien pengaliran dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2020 dan mereduksi debit akibat perubahan tataguna lahan dengan pipa resapan horisontal. Data dan hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : menggunakan data hujan stasiun Gunung Pati Semarang, distribusi hujan menggunakan metode Log Person Type III, perhitungan debit banjir menggunakan metode Gama I, Nakayasu, ITB-1, dan ITB-2, dimensi pipa resapan horisontal sebesar 16,5 cm, panjang pipa sebesar 400 cm, porositas dinding pipa sebesar 0,032; debit banjir tahun 2007 sebesar 32,78 m3/detik; perubahan koefisien pengaliran akibat perubahan tataguna lahan tahun 2007 sampai dengan tahun 2020 sebesar 0,08; debit banjir tahun 2020 sebelum dipasang pipa resapan horisontal sebesar 40,73 m3/detik, dan debit banjir tahun 2020 setelah dipasang pipa resapan horisontal sebesar 32,98 m3/detik; serta membutuhkan pipa resapan sebanyak 1001 unit untuk mencapai kondisi zero ΔQ dengan debit yang direduksikan sebesar 7,75 m3/dt
三宝垄市是爪哇岛上最大的城市之一,也是印度尼西亚的第五大都市。这个城市的人口每年都在增长,使这个城市增长得更快。这导致了土地利用的变化,这对地表流量的增加产生了直接影响,并减少了导致洪水的水蒸气。在Gedawang河地区,即DAS宽度为4.63平方公里的美丽Banyumanic住宅的纯住宅区,土地利用在2007年至2020年间发生了变化,土壤表面覆盖条件的变化导致雨水难以吸收不断增加的地表流量。本研究的目的是对2007年至2020年流量系数的变化进行分析,并减少由于水平吸收管的土地利用变化而产生的费用。数据和研究结果如下:使用Pati Semarang山站的降雨数据,使用Log Person Type III方法进行降雨分布,使用Gama I、Nakayasu、ITB-1和ITB-2方法进行洪水借记计算,水平吸收管尺寸16.5cm,管长400cm,管壁孔隙率0.032;2007年的洪水借方为32.78立方米/秒;2007年至2020年土地利用变化导致的转换系数变化为0,08;安装水平排水管前的2020年洪水借方为40.73立方米/秒,安装水平排水管道后的2020年洪借方为32.98立方米/秒;需要1001个机组的管道才能达到零ΔQ,减少了7.75 m3/dt的借方