{"title":"MENGITEGRASIKAN TRADISI-TRADISI DALAM SOCIAL STUDIES DAN STRATEGI PENDIDIKAN NILAI KOMPREHENSIF DALAM RANGKA MEMECAHKAN MASALAH SOSIAL","authors":"Suyato Suyato","doi":"10.21831/hum.v7i1.21014","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Krisis nilai dan moral yang melanda Indonesia dewasa ini bisa dijadikan indikasi kegagalan pendidikan nilai dan moral baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Social studies yang merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki misi pendidikan nilai dan moral selama ini cenderung menggunakan atau menekankan secara lebih berat pada satu tradisi dan strategi pembelajaran tertentu sehingga lebih bersifat parsial. Mengingat permasalah nilai dan moral yang demikian berat melanda negara ini, para guru Social Studies perlu melakukan perubahan, khususnya pemilihan strategi pembelajaran yang selama ini terbutli kurang efektif. Salah satu cara itu adalah dengan mengintegrasikan tradisi dan strategi pembelajaran. Dengan mengintegrasikan tradisi social studies sebagai pendidikan kewarganegaraan, ilmu sosial, reflective inquiry dan mengintegrasikan strategi pendidikan nilai baik inkulkasi, fasilitasi, pemodelan, maupun pengembangan ketrampilan berkaitan dengan nilai, termasuk pendidikan nilai komprehensif baik materi, media, pelaku, waktu, tempat dan evaluasi diharapkan pendidikan nilai akan lebih efektif. Dengan pendidikan nilai dan moral yang efektif diharapkan akan tercipta warga negara yang memiliki integritas nilai dan moral yang tangguh sehingga krisis nilai dan moral yang melanda negeri ini segera teratasi. Meskipun guru telah melakukan tugasnya dengan baik, tanpa dukungan dari orangtua, tokoh masyarakat, dan pemerintah, pendidikan nilai tidak akan efektif. Oleh karena itu, pendidikan nilai dan moral yang komprehensif menuntut kerjasana semua stake holder untuk bahu-membahu secara sinergis dan berkesinambungan dalam upaya mendidik anak bangsa menjadi insan yang memiliki integritas nilai dan moral yang tangguh.","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21831/hum.v7i1.21014","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Krisis nilai dan moral yang melanda Indonesia dewasa ini bisa dijadikan indikasi kegagalan pendidikan nilai dan moral baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Social studies yang merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki misi pendidikan nilai dan moral selama ini cenderung menggunakan atau menekankan secara lebih berat pada satu tradisi dan strategi pembelajaran tertentu sehingga lebih bersifat parsial. Mengingat permasalah nilai dan moral yang demikian berat melanda negara ini, para guru Social Studies perlu melakukan perubahan, khususnya pemilihan strategi pembelajaran yang selama ini terbutli kurang efektif. Salah satu cara itu adalah dengan mengintegrasikan tradisi dan strategi pembelajaran. Dengan mengintegrasikan tradisi social studies sebagai pendidikan kewarganegaraan, ilmu sosial, reflective inquiry dan mengintegrasikan strategi pendidikan nilai baik inkulkasi, fasilitasi, pemodelan, maupun pengembangan ketrampilan berkaitan dengan nilai, termasuk pendidikan nilai komprehensif baik materi, media, pelaku, waktu, tempat dan evaluasi diharapkan pendidikan nilai akan lebih efektif. Dengan pendidikan nilai dan moral yang efektif diharapkan akan tercipta warga negara yang memiliki integritas nilai dan moral yang tangguh sehingga krisis nilai dan moral yang melanda negeri ini segera teratasi. Meskipun guru telah melakukan tugasnya dengan baik, tanpa dukungan dari orangtua, tokoh masyarakat, dan pemerintah, pendidikan nilai tidak akan efektif. Oleh karena itu, pendidikan nilai dan moral yang komprehensif menuntut kerjasana semua stake holder untuk bahu-membahu secara sinergis dan berkesinambungan dalam upaya mendidik anak bangsa menjadi insan yang memiliki integritas nilai dan moral yang tangguh.