{"title":"Disinhibisi Online sebagai Mediator Hubungan antara Kebingungan Identitas dan Cyberbullying pada Remaja","authors":"Fadjri Kirana Anggarani, F. Amalia","doi":"10.26740/JPTT.V11N2.P116-127","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cyberbullying behavior utilized the use of digital technology and the internet as a medium for bullying. The purpose of this study was to examine the function of online disinhibition as a mediator of the relationship between identity confusion and cyberbullying in adolescents. Participants in the study were 12 to 15 years old or adolescents, which consisted of 151 men and 196 women. Data collection was performed using 3 scales namely the Cyberbullying Behavior Scale, the identity confusion scale, and the online disinhibition scale. The data obtained were tested using regression analysis with mediator variable with the help of IBM SPSS Statistics 21.0. The results showed that there was an effect of online disinhibition mediation on the relationship of identity confusion with cyberbullying. The result of MacKinnon analysis shows that the direct effect gives a bigger effect than the indirect effect.The results of the additional analysis show that males do more cyberbullying behavior; the higher the duration of internet and social media use, the more cyberbullying behavior that will be carried out by adolescents. These results indicated that adolescents and cyberbullying have many factors that required further research.Keywords: Cyberbullying, online disinhibition, identity confusion, adolescents Abstrak: Perilaku cyberbullying memanfaatkan penggunaan teknologi digital dan internet sebagai media untuk melakukan aksi bullying. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji fungsi disinhibisi online sebagai mediator hubungan antara kebingungan identitas dan cyberbullying pada remaja. Partisipan dalam penelitian berusia 12 sampai dengan 15 tahun atau remaja yang terdiri dari 151 laki-laki dan 196 perempuan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan 3 skala yaitu Skala Perilaku Cyberbullying, Skala kebingungan identitas, dan Skala disinhibisi online. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis regresi dengan melibatkan variabel mediator dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh mediasi disinhibisi online pada hubungan kebingungan identitas dengan cyberbullying. Perhitungan peranan menggunakan MacKinnon diperoleh hasil bahwa efek langsung memberikan peran lebih besar dibandingkan efek tidak langsung. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak melakukan perilaku cyberbullying; semakin tinggi durasi penggunaan internet dan sosial media semakin banyak pula perilaku cyberbullying yang akan dilakukan remaja. Hasil ini menunjukkan bahwa remaja dan cyberbullying memiliki banyak faktor yang memerlukan penelitian lanjutan.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/JPTT.V11N2.P116-127","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Cyberbullying behavior utilized the use of digital technology and the internet as a medium for bullying. The purpose of this study was to examine the function of online disinhibition as a mediator of the relationship between identity confusion and cyberbullying in adolescents. Participants in the study were 12 to 15 years old or adolescents, which consisted of 151 men and 196 women. Data collection was performed using 3 scales namely the Cyberbullying Behavior Scale, the identity confusion scale, and the online disinhibition scale. The data obtained were tested using regression analysis with mediator variable with the help of IBM SPSS Statistics 21.0. The results showed that there was an effect of online disinhibition mediation on the relationship of identity confusion with cyberbullying. The result of MacKinnon analysis shows that the direct effect gives a bigger effect than the indirect effect.The results of the additional analysis show that males do more cyberbullying behavior; the higher the duration of internet and social media use, the more cyberbullying behavior that will be carried out by adolescents. These results indicated that adolescents and cyberbullying have many factors that required further research.Keywords: Cyberbullying, online disinhibition, identity confusion, adolescents Abstrak: Perilaku cyberbullying memanfaatkan penggunaan teknologi digital dan internet sebagai media untuk melakukan aksi bullying. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji fungsi disinhibisi online sebagai mediator hubungan antara kebingungan identitas dan cyberbullying pada remaja. Partisipan dalam penelitian berusia 12 sampai dengan 15 tahun atau remaja yang terdiri dari 151 laki-laki dan 196 perempuan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan 3 skala yaitu Skala Perilaku Cyberbullying, Skala kebingungan identitas, dan Skala disinhibisi online. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis regresi dengan melibatkan variabel mediator dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh mediasi disinhibisi online pada hubungan kebingungan identitas dengan cyberbullying. Perhitungan peranan menggunakan MacKinnon diperoleh hasil bahwa efek langsung memberikan peran lebih besar dibandingkan efek tidak langsung. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak melakukan perilaku cyberbullying; semakin tinggi durasi penggunaan internet dan sosial media semakin banyak pula perilaku cyberbullying yang akan dilakukan remaja. Hasil ini menunjukkan bahwa remaja dan cyberbullying memiliki banyak faktor yang memerlukan penelitian lanjutan.
网络欺凌行为利用数字技术和互联网作为欺凌的媒介。摘要本研究旨在探讨网络去抑制在青少年身份困惑与网络欺凌之间的中介作用。该研究的参与者是12至15岁的青少年,其中包括151名男性和196名女性。数据收集采用网络欺凌行为量表、身份混淆量表和网络去抑制量表3个量表进行。采用IBM SPSS Statistics 21.0对所得数据进行带中介变量的回归分析。结果表明,网络去抑制在身份困惑与网络欺凌之间存在中介作用。麦金农分析的结果表明,直接效应的作用大于间接效应。另一项分析结果显示,男性的网络欺凌行为更多;青少年使用互联网和社交媒体的时间越长,网络欺凌行为就会越多。这些结果表明,青少年与网络欺凌之间存在许多需要进一步研究的因素。关键词:网络欺凌;网络去抑制;身份困惑;Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji funsi disinhibisi online sebagai调解员hubungan antara kebingungan身份识别和网络欺凌帕达雷贾。Partisipan dalam penelitian berusia 12 sampai dengan 15 tahun atau remaja yang terdiri dari 151 laki-laki dan 196 perempuan。3 .网络霸凌、网恋、网恋、网恋。数据yang diperoleh diuji menggunakan分析回归邓干melibatkan变量中介邓干bantuan IBM SPSS Statistics 21.0。Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh mediasi disinhibisi online pada hubungan kebingungan identidenan网络欺凌。Perhitungan peranan menggunakan MacKinnon diperoleh hasil bahwa efek langsung成员perperan lebih besar dibandingkan efek tiak langsung。网络霸凌;社交媒体网络欺凌Yang akan dilakukan remaja。哈西尼menunjukkan bahwa remaja dan网络欺凌memiliki banyak因子为杨memilkan penelitian lanjutan。