{"title":"中国国防开支存在野心假设吗?","authors":"P. Kennedy","doi":"10.20473/jgs.16.1.2022.31-50","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Since China conducted the economic reform in 1987, it has advanced a leap in its economy, technology, research, and military capabilities, surpassing many countries globally, even to have matched the United States. This study aims to discover whether there has been an ambition hypothesis in China when the country increased its defense since carrying out the reforms. This study adopts a quantitative analysis method that builds two simultaneous regression structural equation models: economic growth and military equation. The study results then indicate that China’s alleged motivation for ambition in determining the defense budget is met, where economic growth and taxes positively affect the military budget. The fulfillment of the hypothesis ambition in China is in stark contrast to the case of the United States, where economic growth and taxes negatively impact the size of the country’s military budget. In other words, unlike China, the United States increased its military budget when its economic growth got disrupted. For instance, during the trade war between the United States and China in March 2018, the United States eventually increased its military strength though its economy was hampered.\nKeywords: Ambition Hypothesis, Defense Spending, Military Strength, China-United States Rivalry, Trade War.\n \nSejak melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1987, Tiongkok telah mengalami lompatan kapabilitas ekonomi, teknologi, penelitian, dan militer hingga melampaui banyak negara secara global dan bahkan hampir menyamai Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini lantas adalah untuk mengetahui apakah terdapat hipotesis ambisi di Tiongkok ketika meningkatkan pertahanannya sejak adanya reformasi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan membangun dua model persamaan struktural, yaitu persamaan pertumbuhan ekonomi dan persamaan militer, yang akan diregresi secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dugaan motivasi ambisi Cina terpenuhi dalam penentuan anggaran pertahanannya, dimana pertumbuhan ekonomi dan pajak berpengaruh positif terhadap besaran anggaran militer. Pemenuhan hipotesis ambisi di Tiongkok berbanding terbalik dengan kasusu Amerika Serikat yang pertumbuhan ekonomi dan pajaknya justru berdampak negatif pada besaran anggaran militernya. Hal ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan meningkatkan anggaran militernya ketika pertumbuhan ekonominya terganggu. Contohnya, ketika Perang Dagang dengan Tiongkok pada Maret 2018 lalu, Amerika Serikat justru meningkatkan kekuatan militernya walau perekonomiannya sedang terganggu.\nKata kunci: Hipotesis Ambisi, Belanja Pertahanan, Kekuatan Militer, Rivalitas China-Amerika Serikat, Perang Dagang.","PeriodicalId":243676,"journal":{"name":"Jurnal Global & Strategis","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Is the Ambition Hypothesis Exist on China's Defense Spending?\",\"authors\":\"P. Kennedy\",\"doi\":\"10.20473/jgs.16.1.2022.31-50\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Since China conducted the economic reform in 1987, it has advanced a leap in its economy, technology, research, and military capabilities, surpassing many countries globally, even to have matched the United States. This study aims to discover whether there has been an ambition hypothesis in China when the country increased its defense since carrying out the reforms. This study adopts a quantitative analysis method that builds two simultaneous regression structural equation models: economic growth and military equation. The study results then indicate that China’s alleged motivation for ambition in determining the defense budget is met, where economic growth and taxes positively affect the military budget. The fulfillment of the hypothesis ambition in China is in stark contrast to the case of the United States, where economic growth and taxes negatively impact the size of the country’s military budget. In other words, unlike China, the United States increased its military budget when its economic growth got disrupted. For instance, during the trade war between the United States and China in March 2018, the United States eventually increased its military strength though its economy was hampered.\\nKeywords: Ambition Hypothesis, Defense Spending, Military Strength, China-United States Rivalry, Trade War.\\n \\nSejak melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1987, Tiongkok telah mengalami lompatan kapabilitas ekonomi, teknologi, penelitian, dan militer hingga melampaui banyak negara secara global dan bahkan hampir menyamai Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini lantas adalah untuk mengetahui apakah terdapat hipotesis ambisi di Tiongkok ketika meningkatkan pertahanannya sejak adanya reformasi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan membangun dua model persamaan struktural, yaitu persamaan pertumbuhan ekonomi dan persamaan militer, yang akan diregresi secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dugaan motivasi ambisi Cina terpenuhi dalam penentuan anggaran pertahanannya, dimana pertumbuhan ekonomi dan pajak berpengaruh positif terhadap besaran anggaran militer. Pemenuhan hipotesis ambisi di Tiongkok berbanding terbalik dengan kasusu Amerika Serikat yang pertumbuhan ekonomi dan pajaknya justru berdampak negatif pada besaran anggaran militernya. Hal ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan meningkatkan anggaran militernya ketika pertumbuhan ekonominya terganggu. Contohnya, ketika Perang Dagang dengan Tiongkok pada Maret 2018 lalu, Amerika Serikat justru meningkatkan kekuatan militernya walau perekonomiannya sedang terganggu.\\nKata kunci: Hipotesis Ambisi, Belanja Pertahanan, Kekuatan Militer, Rivalitas China-Amerika Serikat, Perang Dagang.\",\"PeriodicalId\":243676,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Global & Strategis\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Global & Strategis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20473/jgs.16.1.2022.31-50\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Global & Strategis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/jgs.16.1.2022.31-50","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
自1987年进行经济改革以来,中国在经济、技术、研究和军事能力方面都取得了飞跃,超过了全球许多国家,甚至与美国相当。本研究旨在探讨改革开放以来,中国在国防增加的过程中是否存在“野心假设”。本研究采用定量分析的方法,构建了经济增长方程和军事方程两个联立回归结构方程模型。研究结果表明,中国在确定国防预算方面的野心动机得到了满足,经济增长和税收对军事预算产生了积极影响。中国实现这一假设野心的情况与美国形成鲜明对比,在美国,经济增长和税收对国家军事预算的规模产生了负面影响。换句话说,与中国不同,美国在经济增长受到干扰时增加了军事预算。例如,在2018年3月的中美贸易战中,美国在经济受到阻碍的情况下,最终增强了军事实力。关键词:野心假说,国防开支,军事实力,中美对抗,贸易战1987年,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革,泰国经济改革图juan dari penelitian ini lantas adalah untuk mengetahui apakah terdapat hipoesis ambisi di Tiongkok ketika meningkatkan pertahanannya sejak adanya reformasi。方法penelitian yang digunakan adalah分析定量的ddan模型samsaman结构,yitu samsaman pertumbuhan经济和samsaman军事,yang akan diregresi secara simulan。哈西尔·潘尼利特(Hasil penelitian menunjukkan bahwa dugaan motivasi ambisi)表示,中国将在未来几年里为柬埔寨经济发展做出贡献。perenuhan hipotesis ambisi di Tiongkok berbanding terbalik dengan kasusu美国sergikat yang pertumbuhan经济分析师dan pajaknya刚刚报道了anggaran军事行动。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Contohnya, ketika Perang大港dengan Tiongkok篇Maret 2018涵碧楼,《亚美利加》Serikat justru meningkatkan kekuatan militernya walau perekonomiannya sedang terganggu。Kata kunci: Hipotesis Ambisi, Belanja Pertahanan, Kekuatan Militer, Rivalitas china - american Serikat, Perang Dagang。
Is the Ambition Hypothesis Exist on China's Defense Spending?
Since China conducted the economic reform in 1987, it has advanced a leap in its economy, technology, research, and military capabilities, surpassing many countries globally, even to have matched the United States. This study aims to discover whether there has been an ambition hypothesis in China when the country increased its defense since carrying out the reforms. This study adopts a quantitative analysis method that builds two simultaneous regression structural equation models: economic growth and military equation. The study results then indicate that China’s alleged motivation for ambition in determining the defense budget is met, where economic growth and taxes positively affect the military budget. The fulfillment of the hypothesis ambition in China is in stark contrast to the case of the United States, where economic growth and taxes negatively impact the size of the country’s military budget. In other words, unlike China, the United States increased its military budget when its economic growth got disrupted. For instance, during the trade war between the United States and China in March 2018, the United States eventually increased its military strength though its economy was hampered.
Keywords: Ambition Hypothesis, Defense Spending, Military Strength, China-United States Rivalry, Trade War.
Sejak melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1987, Tiongkok telah mengalami lompatan kapabilitas ekonomi, teknologi, penelitian, dan militer hingga melampaui banyak negara secara global dan bahkan hampir menyamai Amerika Serikat. Tujuan dari penelitian ini lantas adalah untuk mengetahui apakah terdapat hipotesis ambisi di Tiongkok ketika meningkatkan pertahanannya sejak adanya reformasi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan membangun dua model persamaan struktural, yaitu persamaan pertumbuhan ekonomi dan persamaan militer, yang akan diregresi secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dugaan motivasi ambisi Cina terpenuhi dalam penentuan anggaran pertahanannya, dimana pertumbuhan ekonomi dan pajak berpengaruh positif terhadap besaran anggaran militer. Pemenuhan hipotesis ambisi di Tiongkok berbanding terbalik dengan kasusu Amerika Serikat yang pertumbuhan ekonomi dan pajaknya justru berdampak negatif pada besaran anggaran militernya. Hal ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan meningkatkan anggaran militernya ketika pertumbuhan ekonominya terganggu. Contohnya, ketika Perang Dagang dengan Tiongkok pada Maret 2018 lalu, Amerika Serikat justru meningkatkan kekuatan militernya walau perekonomiannya sedang terganggu.
Kata kunci: Hipotesis Ambisi, Belanja Pertahanan, Kekuatan Militer, Rivalitas China-Amerika Serikat, Perang Dagang.