{"title":"宗教温度化计划中容忍悖论的问题,一种哲学观点","authors":"Sigit Kamseno, Saraswati Puteri, Naupal Naupal","doi":"10.37302/jbi.v15i2.709","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Moderasi Beragama merupakan salah satu program prioritas pemerintah di bidang agama yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Program ini digagas sebagai strategi kebudayaan dalam merawat multikulturalitas agama dan keberagamaan di tanah air. Kendati demikian, program yang digencarkan Presiden Joko Widodo tersebut tampak menyimpan sisi paradoks. Momen paradoksikal itu berangkat dari sebuah asumsi bahwa program pengarusutamaan moderasi beragama yang mengedepankan praktik beragama yang toleran, justru berlaku tidak toleran kepada kelompok keagamaan yang berseberangan dengan kehendak pemerintah. Negara, dalam hal ini, dipandang tengah melakukan upaya self defence mechanism untuk mempertahankan praktik beragama yang dikehendakinya dengan menyingkirkan pandangan-pandangan berbeda. Melalui eksplanasi kritis program moderasi beragama dalam perspektif eksistensialis dan evolusionis, serta menggunakan pandangan Karl R. Popper, Will Kymlicka, dan Amartya Sen, penelitian ini menjawab asumsi tersebut.","PeriodicalId":308566,"journal":{"name":"Jurnal Bimas Islam","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Problem Paradox of Tolerance dalam Program Pengarusutamaan Moderasi Beragama, Satu Perspektif Filsafat\",\"authors\":\"Sigit Kamseno, Saraswati Puteri, Naupal Naupal\",\"doi\":\"10.37302/jbi.v15i2.709\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Moderasi Beragama merupakan salah satu program prioritas pemerintah di bidang agama yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Program ini digagas sebagai strategi kebudayaan dalam merawat multikulturalitas agama dan keberagamaan di tanah air. Kendati demikian, program yang digencarkan Presiden Joko Widodo tersebut tampak menyimpan sisi paradoks. Momen paradoksikal itu berangkat dari sebuah asumsi bahwa program pengarusutamaan moderasi beragama yang mengedepankan praktik beragama yang toleran, justru berlaku tidak toleran kepada kelompok keagamaan yang berseberangan dengan kehendak pemerintah. Negara, dalam hal ini, dipandang tengah melakukan upaya self defence mechanism untuk mempertahankan praktik beragama yang dikehendakinya dengan menyingkirkan pandangan-pandangan berbeda. Melalui eksplanasi kritis program moderasi beragama dalam perspektif eksistensialis dan evolusionis, serta menggunakan pandangan Karl R. Popper, Will Kymlicka, dan Amartya Sen, penelitian ini menjawab asumsi tersebut.\",\"PeriodicalId\":308566,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Bimas Islam\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Bimas Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37302/jbi.v15i2.709\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Bimas Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37302/jbi.v15i2.709","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
宗教温和派是参与国家中期发展计划的政府优先事项之一。该计划是作为一种文化战略,旨在维护多元宗教文化和国家多样性。然而,佐科·维多多(Joko Widodo)总统发起的计划似乎保留了矛盾的一面。这一矛盾的时刻来自于这样一种假设:宗教温和派计划提倡宗教宽容,而不是对违背政府意愿的宗教团体的宽容。在这种情况下,国家被视为在通过消除不同观点来捍卫其目的的宗教实践。通过严格从存在主义和进化论者的角度进行宗教温和派项目,以及卡尔·R·波普尔(Karl R. Popper)、威尔·凯尔利卡(Will Kymlicka)和阿玛塔亚·森(Amartya Sen)的观点,这项研究解决了这一假设。
Problem Paradox of Tolerance dalam Program Pengarusutamaan Moderasi Beragama, Satu Perspektif Filsafat
Moderasi Beragama merupakan salah satu program prioritas pemerintah di bidang agama yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Program ini digagas sebagai strategi kebudayaan dalam merawat multikulturalitas agama dan keberagamaan di tanah air. Kendati demikian, program yang digencarkan Presiden Joko Widodo tersebut tampak menyimpan sisi paradoks. Momen paradoksikal itu berangkat dari sebuah asumsi bahwa program pengarusutamaan moderasi beragama yang mengedepankan praktik beragama yang toleran, justru berlaku tidak toleran kepada kelompok keagamaan yang berseberangan dengan kehendak pemerintah. Negara, dalam hal ini, dipandang tengah melakukan upaya self defence mechanism untuk mempertahankan praktik beragama yang dikehendakinya dengan menyingkirkan pandangan-pandangan berbeda. Melalui eksplanasi kritis program moderasi beragama dalam perspektif eksistensialis dan evolusionis, serta menggunakan pandangan Karl R. Popper, Will Kymlicka, dan Amartya Sen, penelitian ini menjawab asumsi tersebut.