{"title":"在基督教环境中穆斯林少数民族的传统和宽容:在印尼和菲律宾边境的肯德尔穆斯林身份建设","authors":"Donald Qomaidiasyah Tungkagi","doi":"10.37302/jbi.v15i2.694","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kendahe terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Filipina. Sebagai wilayah bekas kerajaan Islam Kendar atau Kendahe, namun kini Islam adalah agama minoritas di wilayah ini. Proses Islamisasi di kawasan ini tercatat akibat pengaruh Kesultanan Sulu dan Kesultanan Ternate pada abad ke-15. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan tekni pengumpulan data: studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Temuan penelitian, meski Muslim Kendahe merupakan minoritas di kawasan perbatasan, masyarakat Muslim Kendahe tetap menjaga dan melestarikan tradisi mereka turun temurun. Bagi mereka tradisi keislaman tersebut merupakan perekat toleransi dan wujud eksistensi. Meski demikian, keberadaan agama lokal Masade’ yang dikenal juga sebagai Islam Tua menjadi tantangan tersendiri terkait eksistensi Islam formal di Kendahe. Ketegangan seringkali terjadi karena perbedaan teologis dan kesamaan dalam beberapa ritual keagamaan. Namun ketegangan tersebut tidak sampai berujung pada konflik yang berujung kekerasan. Meskipun Islam adalah agama minoritas di kawasan perbatasan Indonesia-Filipina, toleransi tetap terjaga dan rasa saling menghargai antar suku, ras, dan agama telah menjadikan Kendahe khususnya dan Kepulauan Sangihe umumnya sebagai daerah perbatasan yang aman.","PeriodicalId":308566,"journal":{"name":"Jurnal Bimas Islam","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Tradisi Minoritas Muslim dan Toleransi di Lingkungan Kristen: Konstruksi Identitas Muslim Kendahe di Perbatasan Indonesia-Filipina\",\"authors\":\"Donald Qomaidiasyah Tungkagi\",\"doi\":\"10.37302/jbi.v15i2.694\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kendahe terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Filipina. Sebagai wilayah bekas kerajaan Islam Kendar atau Kendahe, namun kini Islam adalah agama minoritas di wilayah ini. Proses Islamisasi di kawasan ini tercatat akibat pengaruh Kesultanan Sulu dan Kesultanan Ternate pada abad ke-15. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan tekni pengumpulan data: studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Temuan penelitian, meski Muslim Kendahe merupakan minoritas di kawasan perbatasan, masyarakat Muslim Kendahe tetap menjaga dan melestarikan tradisi mereka turun temurun. Bagi mereka tradisi keislaman tersebut merupakan perekat toleransi dan wujud eksistensi. Meski demikian, keberadaan agama lokal Masade’ yang dikenal juga sebagai Islam Tua menjadi tantangan tersendiri terkait eksistensi Islam formal di Kendahe. Ketegangan seringkali terjadi karena perbedaan teologis dan kesamaan dalam beberapa ritual keagamaan. Namun ketegangan tersebut tidak sampai berujung pada konflik yang berujung kekerasan. Meskipun Islam adalah agama minoritas di kawasan perbatasan Indonesia-Filipina, toleransi tetap terjaga dan rasa saling menghargai antar suku, ras, dan agama telah menjadikan Kendahe khususnya dan Kepulauan Sangihe umumnya sebagai daerah perbatasan yang aman.\",\"PeriodicalId\":308566,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Bimas Islam\",\"volume\":\"11 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Bimas Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37302/jbi.v15i2.694\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Bimas Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37302/jbi.v15i2.694","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tradisi Minoritas Muslim dan Toleransi di Lingkungan Kristen: Konstruksi Identitas Muslim Kendahe di Perbatasan Indonesia-Filipina
Kendahe terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Filipina. Sebagai wilayah bekas kerajaan Islam Kendar atau Kendahe, namun kini Islam adalah agama minoritas di wilayah ini. Proses Islamisasi di kawasan ini tercatat akibat pengaruh Kesultanan Sulu dan Kesultanan Ternate pada abad ke-15. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan tekni pengumpulan data: studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Temuan penelitian, meski Muslim Kendahe merupakan minoritas di kawasan perbatasan, masyarakat Muslim Kendahe tetap menjaga dan melestarikan tradisi mereka turun temurun. Bagi mereka tradisi keislaman tersebut merupakan perekat toleransi dan wujud eksistensi. Meski demikian, keberadaan agama lokal Masade’ yang dikenal juga sebagai Islam Tua menjadi tantangan tersendiri terkait eksistensi Islam formal di Kendahe. Ketegangan seringkali terjadi karena perbedaan teologis dan kesamaan dalam beberapa ritual keagamaan. Namun ketegangan tersebut tidak sampai berujung pada konflik yang berujung kekerasan. Meskipun Islam adalah agama minoritas di kawasan perbatasan Indonesia-Filipina, toleransi tetap terjaga dan rasa saling menghargai antar suku, ras, dan agama telah menjadikan Kendahe khususnya dan Kepulauan Sangihe umumnya sebagai daerah perbatasan yang aman.