{"title":"用于数据利用和地理信息的元数据在空间规划中的确定性","authors":"S. Hadi, S. Syahrudin, Ratih Kusumawardani","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1031","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Data dan informasi saat ini merupakan kebutuhan yang tiap saat bergerak dan dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam sudut pandang pembangunan, salah satu kebutuhan data, tercermin dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas Rencana Tata Ruang serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebutuhan pemanfaatan data dalam penyusunan rencana tata ruang meliputi wilayah darat, laut, dan wilayah udara serta dibawah permukaan bumi. Hal ini membutuhkan data dan informasi yang spesifik dan beragam. Oleh karena itu diperlukan standard dalam tiap spesifikasi produk informasi geospasial yang dihasilkan. Salah satu contoh permasalahan yang terjadi ditemukan saat melakukan integrasi horisontal maupun vertikal. Seringkali ditemukan data dengan perbedaan skala, namun perlu dilihat kembali spesifikasi minimal yang disyaratkan oleh Rencana Tata Ruang. Proses merge, overlay, edge matching antar wilayah juga menjadi masalah Rencana Tata Ruang dengan dua atau lebih wilayah yang berdekatan dengan klasifikasi yang berbeda. Proses integrasi tata ruang secara vertikal, juga dapat menjadi masalah, apabila kelas yang disusun tidak dapat dilakukan generalisasi dalam skala besar ke skala kecil maupun menyusun informasi rinci dari skala kecil ke skala yang lebih besar. Metadata dapat memberikan gambaran awal apakah pengguna dapat menggunakan sebuah produk informasi geospasial atau menolak penggunaan produk tersebut. Metadata terdiri dari beberapa paket seperti informasi set entitas, representasi spasial, sistem referensi, ekstensi metadata, identifikasi, informasi konten, informasi distribusi, kualitas data, katalog penyajian, batasan penggunaan, skema aplikasi dan informasi pemeliharaan data. Paket informasi kualitas dalam metadata, terdiri dari elemen scope, lineage dan report. Secara rinci, report dalam metadata menggambarkan detil kondisi kualitas data contohnya sub elemen Completeness, Logical Consistency, Positional Accuracy, Thematic Accuracy dan Temporal Acuracy. Pembangunan nasional salah satunya perencanaan tata ruang merupakan salah satu program yang memerlukan data dan informasi geospasial. Tiap informasi geospasial harus dilengkapi dengan metadata agar pengguna mendapatkan informasi yang pasti. Oleh karena itu tiap produsen data perlu menyusun metadata dari produk yang dihasilkan. Kelengkapan informasi metadata menentukan kepastian pengguna dalam pemanfaatan data dan informasi geospasial.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"90 9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"METADATA UNTUK PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Kepastian Dalam Penyusunan Perencanaan Tata Ruang\",\"authors\":\"S. Hadi, S. Syahrudin, Ratih Kusumawardani\",\"doi\":\"10.24895/SNG.2018.3-0.1031\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Data dan informasi saat ini merupakan kebutuhan yang tiap saat bergerak dan dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam sudut pandang pembangunan, salah satu kebutuhan data, tercermin dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas Rencana Tata Ruang serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebutuhan pemanfaatan data dalam penyusunan rencana tata ruang meliputi wilayah darat, laut, dan wilayah udara serta dibawah permukaan bumi. Hal ini membutuhkan data dan informasi yang spesifik dan beragam. Oleh karena itu diperlukan standard dalam tiap spesifikasi produk informasi geospasial yang dihasilkan. Salah satu contoh permasalahan yang terjadi ditemukan saat melakukan integrasi horisontal maupun vertikal. Seringkali ditemukan data dengan perbedaan skala, namun perlu dilihat kembali spesifikasi minimal yang disyaratkan oleh Rencana Tata Ruang. Proses merge, overlay, edge matching antar wilayah juga menjadi masalah Rencana Tata Ruang dengan dua atau lebih wilayah yang berdekatan dengan klasifikasi yang berbeda. Proses integrasi tata ruang secara vertikal, juga dapat menjadi masalah, apabila kelas yang disusun tidak dapat dilakukan generalisasi dalam skala besar ke skala kecil maupun menyusun informasi rinci dari skala kecil ke skala yang lebih besar. Metadata dapat memberikan gambaran awal apakah pengguna dapat menggunakan sebuah produk informasi geospasial atau menolak penggunaan produk tersebut. Metadata terdiri dari beberapa paket seperti informasi set entitas, representasi spasial, sistem referensi, ekstensi metadata, identifikasi, informasi konten, informasi distribusi, kualitas data, katalog penyajian, batasan penggunaan, skema aplikasi dan informasi pemeliharaan data. Paket informasi kualitas dalam metadata, terdiri dari elemen scope, lineage dan report. Secara rinci, report dalam metadata menggambarkan detil kondisi kualitas data contohnya sub elemen Completeness, Logical Consistency, Positional Accuracy, Thematic Accuracy dan Temporal Acuracy. Pembangunan nasional salah satunya perencanaan tata ruang merupakan salah satu program yang memerlukan data dan informasi geospasial. Tiap informasi geospasial harus dilengkapi dengan metadata agar pengguna mendapatkan informasi yang pasti. Oleh karena itu tiap produsen data perlu menyusun metadata dari produk yang dihasilkan. Kelengkapan informasi metadata menentukan kepastian pengguna dalam pemanfaatan data dan informasi geospasial.\",\"PeriodicalId\":307659,\"journal\":{\"name\":\"Seminar Nasional Geomatika\",\"volume\":\"90 9 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-02-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Seminar Nasional Geomatika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1031\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Geomatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1031","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
METADATA UNTUK PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Kepastian Dalam Penyusunan Perencanaan Tata Ruang
Data dan informasi saat ini merupakan kebutuhan yang tiap saat bergerak dan dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam sudut pandang pembangunan, salah satu kebutuhan data, tercermin dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas Rencana Tata Ruang serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebutuhan pemanfaatan data dalam penyusunan rencana tata ruang meliputi wilayah darat, laut, dan wilayah udara serta dibawah permukaan bumi. Hal ini membutuhkan data dan informasi yang spesifik dan beragam. Oleh karena itu diperlukan standard dalam tiap spesifikasi produk informasi geospasial yang dihasilkan. Salah satu contoh permasalahan yang terjadi ditemukan saat melakukan integrasi horisontal maupun vertikal. Seringkali ditemukan data dengan perbedaan skala, namun perlu dilihat kembali spesifikasi minimal yang disyaratkan oleh Rencana Tata Ruang. Proses merge, overlay, edge matching antar wilayah juga menjadi masalah Rencana Tata Ruang dengan dua atau lebih wilayah yang berdekatan dengan klasifikasi yang berbeda. Proses integrasi tata ruang secara vertikal, juga dapat menjadi masalah, apabila kelas yang disusun tidak dapat dilakukan generalisasi dalam skala besar ke skala kecil maupun menyusun informasi rinci dari skala kecil ke skala yang lebih besar. Metadata dapat memberikan gambaran awal apakah pengguna dapat menggunakan sebuah produk informasi geospasial atau menolak penggunaan produk tersebut. Metadata terdiri dari beberapa paket seperti informasi set entitas, representasi spasial, sistem referensi, ekstensi metadata, identifikasi, informasi konten, informasi distribusi, kualitas data, katalog penyajian, batasan penggunaan, skema aplikasi dan informasi pemeliharaan data. Paket informasi kualitas dalam metadata, terdiri dari elemen scope, lineage dan report. Secara rinci, report dalam metadata menggambarkan detil kondisi kualitas data contohnya sub elemen Completeness, Logical Consistency, Positional Accuracy, Thematic Accuracy dan Temporal Acuracy. Pembangunan nasional salah satunya perencanaan tata ruang merupakan salah satu program yang memerlukan data dan informasi geospasial. Tiap informasi geospasial harus dilengkapi dengan metadata agar pengguna mendapatkan informasi yang pasti. Oleh karena itu tiap produsen data perlu menyusun metadata dari produk yang dihasilkan. Kelengkapan informasi metadata menentukan kepastian pengguna dalam pemanfaatan data dan informasi geospasial.