Irland Fardani, Ibrahim Aziz Adisurya, S. Saraswati
{"title":"PENGGUNAAN CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK ANALISIS URBAN HEAT ISLAND (Studi Kasus: Kota Bandung)","authors":"Irland Fardani, Ibrahim Aziz Adisurya, S. Saraswati","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1037","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daerah perkotaan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan manusia dan tingkat pembangunan yang tinggi. Fenomena ini terjadi karena perubahan penggunaan lahan yang terjadi di suatu kota. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena Pulau Panas Perkotaan atau Urban Heat Island (UHI) di kawasan perkotaan. Salah satunya adalah material pembangun kota yang memiliki albedo berbeda-beda. Dalam pengamatan fenomena UHI dapat digunakan teknologi penginderaan jarak jauh, salah satunya dengan memanfaatkan band thermal yang terdapat pada Citra Satelit Landsat (untuk Landsat 8 ada pada band 10 dan 11). Dari band thermal tersebut dilakukan proses seperti koreksi radiometrik, perhitungan brightness temperature dan akhirnya dinalisis mengenai fenomena Urban Heat Island. Dari profil suhu permukaan di Kota Bandung dapat telihat bahwa di pusat perkotaan / Urban (Bandung Tengah) memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan pada bagian pinggiran kota / Sub Urban (Bandung Utara dan Bandung selatan). Selain itu juga dari tahun 1990 – 2017 terlihat terjadi trend kenaikan suhu permukaan, terlihat bahwa pada tahun 1990 suhu maksimal adalah 19o C, sementara pada tahun 2017 suhu maksimal adalah 24o C. Dari hasil kenaikan suhu permukaan di daerah perkotaan / Urban dan terjadinya trend kenaikan suhu di setiap tahun, maka dapat disimpulkan bahwa di Kota Bandung telah terjadi sebuah fenomena Urban Heat Island.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Geomatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1037","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENGGUNAAN CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK ANALISIS URBAN HEAT ISLAND (Studi Kasus: Kota Bandung)
Daerah perkotaan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan manusia dan tingkat pembangunan yang tinggi. Fenomena ini terjadi karena perubahan penggunaan lahan yang terjadi di suatu kota. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena Pulau Panas Perkotaan atau Urban Heat Island (UHI) di kawasan perkotaan. Salah satunya adalah material pembangun kota yang memiliki albedo berbeda-beda. Dalam pengamatan fenomena UHI dapat digunakan teknologi penginderaan jarak jauh, salah satunya dengan memanfaatkan band thermal yang terdapat pada Citra Satelit Landsat (untuk Landsat 8 ada pada band 10 dan 11). Dari band thermal tersebut dilakukan proses seperti koreksi radiometrik, perhitungan brightness temperature dan akhirnya dinalisis mengenai fenomena Urban Heat Island. Dari profil suhu permukaan di Kota Bandung dapat telihat bahwa di pusat perkotaan / Urban (Bandung Tengah) memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan pada bagian pinggiran kota / Sub Urban (Bandung Utara dan Bandung selatan). Selain itu juga dari tahun 1990 – 2017 terlihat terjadi trend kenaikan suhu permukaan, terlihat bahwa pada tahun 1990 suhu maksimal adalah 19o C, sementara pada tahun 2017 suhu maksimal adalah 24o C. Dari hasil kenaikan suhu permukaan di daerah perkotaan / Urban dan terjadinya trend kenaikan suhu di setiap tahun, maka dapat disimpulkan bahwa di Kota Bandung telah terjadi sebuah fenomena Urban Heat Island.