{"title":"ISLAMOPHOBIA DI JERMAN DAN PRANCIS","authors":"Putri Raisa Islamy, Lusi Andriyani","doi":"10.24853/independen.2.2.37-46","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Islamophobia di Jerman dan Prancis, pasca kejadian WTC 11 September 2001 di New York serta jeritan peperangan kepada terorisme, komunitas Islam seakan jadi bagian rumor, Komunitas Islam ditatap pemicu seluruh kasus. Di tahun 2021 Kantor Federal Migrasi dan Pengungsi (BAMF), saat ini jumlah Muslim berada di antara 5,3 dan 5,6 juta. Ini sesuai dengan populasi antara 6,4 dan 6,7 persen Mayoritas penggungsi para imigran dari keturunan Turki. para pekerja yang di bayar rendah oleh pemerintah jerman. Metode Penelitian menggunakan kualitatif yang di peroleh dari internet, jurnal dan sumbr-sumber lainnya. Dan menggunakan Teori Budaya Samuel Hungtington pada tahun 1996 menyatakan bahwa kebudayaan Eropa berakar pada umat islam-kristen menjadi identitas. Islamophobia di Jerman dengan cara kultural Jerman bukan “rumah” untuk Islam, agama ini berkembang sangat cepat di Jerman seperti banyaknya orang yang masuk ke Agama Islam dan mendirikan organisasi islam di jerman. Islamophobia, Bertolak belakang dari sejarah-nya. multikulturalisme di Prancis di sinyalir terjalin di era sesudah Perang Dunia II. Prancis mempunyai kurangnya sejumlah daya kegiatan, banyak imigran ( utama dari Afrika) tiba ke Prancis buat mencari perkerjaan. Tidak sedikit dari imigran membawa keluarga mereka serta menetap di Prancis. Beberapa dari imigran tersebut berawal dari suku bangsa negroid serta berkeyakinan Islam. Keragaman yang terjalin dampak cara imigrasi menghasilkan Prancis suatu negeri multikulturalisme. berjalannya jumlah imigran terus meningkat. Karena keberadaannya mempengaruhi pada ranah sosial, politik, dan adat. Kesenjangan sosial antar masyarakat setempat serta imigran memunculkan gesekan sosial yang berakhir bentrokan dalam ikatan keduanya, semacam datang kepada tempat bermukim imigran serta perbuatan Diskriminatif dan Rasis.","PeriodicalId":131166,"journal":{"name":"INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global","volume":"421 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24853/independen.2.2.37-46","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Islamophobia di Jerman dan Prancis, pasca kejadian WTC 11 September 2001 di New York serta jeritan peperangan kepada terorisme, komunitas Islam seakan jadi bagian rumor, Komunitas Islam ditatap pemicu seluruh kasus. Di tahun 2021 Kantor Federal Migrasi dan Pengungsi (BAMF), saat ini jumlah Muslim berada di antara 5,3 dan 5,6 juta. Ini sesuai dengan populasi antara 6,4 dan 6,7 persen Mayoritas penggungsi para imigran dari keturunan Turki. para pekerja yang di bayar rendah oleh pemerintah jerman. Metode Penelitian menggunakan kualitatif yang di peroleh dari internet, jurnal dan sumbr-sumber lainnya. Dan menggunakan Teori Budaya Samuel Hungtington pada tahun 1996 menyatakan bahwa kebudayaan Eropa berakar pada umat islam-kristen menjadi identitas. Islamophobia di Jerman dengan cara kultural Jerman bukan “rumah” untuk Islam, agama ini berkembang sangat cepat di Jerman seperti banyaknya orang yang masuk ke Agama Islam dan mendirikan organisasi islam di jerman. Islamophobia, Bertolak belakang dari sejarah-nya. multikulturalisme di Prancis di sinyalir terjalin di era sesudah Perang Dunia II. Prancis mempunyai kurangnya sejumlah daya kegiatan, banyak imigran ( utama dari Afrika) tiba ke Prancis buat mencari perkerjaan. Tidak sedikit dari imigran membawa keluarga mereka serta menetap di Prancis. Beberapa dari imigran tersebut berawal dari suku bangsa negroid serta berkeyakinan Islam. Keragaman yang terjalin dampak cara imigrasi menghasilkan Prancis suatu negeri multikulturalisme. berjalannya jumlah imigran terus meningkat. Karena keberadaannya mempengaruhi pada ranah sosial, politik, dan adat. Kesenjangan sosial antar masyarakat setempat serta imigran memunculkan gesekan sosial yang berakhir bentrokan dalam ikatan keduanya, semacam datang kepada tempat bermukim imigran serta perbuatan Diskriminatif dan Rasis.