Abdul Kodir, Ahmad Qiram As-Suvi, None Faizah Ukhti Rianda
{"title":"让Ahimsa在印度的宗教和平中联合起来","authors":"Abdul Kodir, Ahmad Qiram As-Suvi, None Faizah Ukhti Rianda","doi":"10.59001/pjrs.v2i2.89","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to gain a deep understanding of the resistance to religious authoritarianism against the Muslim community in India and the crucial role of the concept of ahimsa in promoting interreligious peace in India. The research method employed in this study is a qualitative approach utilizing a literature review or library research. The data sources encompass texts, manuscripts, documents, and literature discussing religious authoritarianism in India and Gandhi's thoughts on the concept of ahimsa. The findings of this research indicate that the concept of ahimsa, which is the principle of non-violence advocated by Gandhi, holds strong relevance in countering religious authoritarianism in India. Ahimsa acts as a catalyst that fosters interreligious peace by emphasizing the importance of mutual respect, dialogue, tolerance, and peaceful conflict resolution. This study provides a significant contribution to understanding the resistance to religious authoritarianism in India and the importance of the concept of ahimsa as a means to achieve religious peace. The research findings are expected to serve as a foundation for promoting religious harmony and reducing religious tensions in India.
 Artikel ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang perlawanan otoritarianisme agama di India terhadap kelompok muslim dan peran penting konsep ahimsa dalam menciptakan perdamaian antaragama di India. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tinjauan pustaka atau library research. Sumber data yang digunakan meliputi teks, manuskrip, dokumen, dan literatur yang membahas otoritarianisme agama di India serta pemikiran Gandhi tentang konsep ahimsa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ahimsa, yang merupakan prinsip non-kekerasan yang dianut oleh Gandhi, memiliki relevansi yang kuat dalam menghadapi perlawanan terhadap otoritarianisme agama di India. Ahimsa menjadi katalisator yang mendorong perdamaian agama dengan menekankan pentingnya saling menghormati, dialog, toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami perlawanan otoritarianisme agama di India dan pentingnya konsep ahimsa sebagai sarana untuk mencapai perdamaian agama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk mempromosikan kerukunan agama dan mengurangi ketegangan agama di India.","PeriodicalId":500740,"journal":{"name":"Peradaban Journal of Religion and Society","volume":"53 7-8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Reaktualisasi Ahimsa dalam Perdamaian Agama di India\",\"authors\":\"Abdul Kodir, Ahmad Qiram As-Suvi, None Faizah Ukhti Rianda\",\"doi\":\"10.59001/pjrs.v2i2.89\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article aims to gain a deep understanding of the resistance to religious authoritarianism against the Muslim community in India and the crucial role of the concept of ahimsa in promoting interreligious peace in India. The research method employed in this study is a qualitative approach utilizing a literature review or library research. The data sources encompass texts, manuscripts, documents, and literature discussing religious authoritarianism in India and Gandhi's thoughts on the concept of ahimsa. The findings of this research indicate that the concept of ahimsa, which is the principle of non-violence advocated by Gandhi, holds strong relevance in countering religious authoritarianism in India. Ahimsa acts as a catalyst that fosters interreligious peace by emphasizing the importance of mutual respect, dialogue, tolerance, and peaceful conflict resolution. This study provides a significant contribution to understanding the resistance to religious authoritarianism in India and the importance of the concept of ahimsa as a means to achieve religious peace. The research findings are expected to serve as a foundation for promoting religious harmony and reducing religious tensions in India.
 Artikel ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang perlawanan otoritarianisme agama di India terhadap kelompok muslim dan peran penting konsep ahimsa dalam menciptakan perdamaian antaragama di India. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tinjauan pustaka atau library research. Sumber data yang digunakan meliputi teks, manuskrip, dokumen, dan literatur yang membahas otoritarianisme agama di India serta pemikiran Gandhi tentang konsep ahimsa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ahimsa, yang merupakan prinsip non-kekerasan yang dianut oleh Gandhi, memiliki relevansi yang kuat dalam menghadapi perlawanan terhadap otoritarianisme agama di India. Ahimsa menjadi katalisator yang mendorong perdamaian agama dengan menekankan pentingnya saling menghormati, dialog, toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami perlawanan otoritarianisme agama di India dan pentingnya konsep ahimsa sebagai sarana untuk mencapai perdamaian agama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk mempromosikan kerukunan agama dan mengurangi ketegangan agama di India.\",\"PeriodicalId\":500740,\"journal\":{\"name\":\"Peradaban Journal of Religion and Society\",\"volume\":\"53 7-8 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Peradaban Journal of Religion and Society\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.59001/pjrs.v2i2.89\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Peradaban Journal of Religion and Society","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59001/pjrs.v2i2.89","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本文旨在深入了解印度穆斯林社区对宗教威权主义的抵制,以及不杀生观念在促进印度宗教间和平方面的关键作用。本研究采用的研究方法是利用文献综述或图书馆研究的定性方法。数据来源包括讨论印度宗教威权主义和甘地对不杀生概念的思想的文本、手稿、文件和文献。本研究的结果表明,甘地倡导的非暴力原则“不杀生”(ahimsa)的概念在印度反对宗教威权主义方面具有很强的相关性。Ahimsa强调相互尊重、对话、容忍和和平解决冲突的重要性,是促进宗教间和平的催化剂。本研究对理解印度对宗教威权主义的抵制以及不杀生概念作为实现宗教和平手段的重要性提供了重要贡献。研究结果有望成为促进印度宗教和谐和减少宗教紧张关系的基础。阿蒂克尔尼·贝图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安·阿图胡安方法penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kalititan dengan jenis penelitian tinjauan pustaka atau图书馆研究。Sumber data yang digunakan meliputi teks,手稿,文献,但文学yang成员有极权主义agama di India serta pemikiran Gandhi tentang konsep ahimsa。Hasil达里语penelitian ini menunjukkan bahwa konsep不杀生,杨merupakan prinsip non-kekerasan杨dianut oleh pokalchuk甘地,memiliki relevansi杨夸dalam menghadapi perlawanan terhadap otoritarianisme蜥蜴di印度。Ahimsa menjadi katisator yang menmendonong perdamaian agama dengan menekankan pentingnya saling menghormati, dialog, tolerance, danpenyelesaian konflik secara damai。penpentitian ini成员kontribusi pendingdalam memahami perlawanan or toritanme agama di India, penpentiya konsep ahimsa sebagai sarana untuk mencapai perdamaian agama。Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk mempromosikan kerukunan agama dan mengurangi ketegangan agama di India。
Reaktualisasi Ahimsa dalam Perdamaian Agama di India
This article aims to gain a deep understanding of the resistance to religious authoritarianism against the Muslim community in India and the crucial role of the concept of ahimsa in promoting interreligious peace in India. The research method employed in this study is a qualitative approach utilizing a literature review or library research. The data sources encompass texts, manuscripts, documents, and literature discussing religious authoritarianism in India and Gandhi's thoughts on the concept of ahimsa. The findings of this research indicate that the concept of ahimsa, which is the principle of non-violence advocated by Gandhi, holds strong relevance in countering religious authoritarianism in India. Ahimsa acts as a catalyst that fosters interreligious peace by emphasizing the importance of mutual respect, dialogue, tolerance, and peaceful conflict resolution. This study provides a significant contribution to understanding the resistance to religious authoritarianism in India and the importance of the concept of ahimsa as a means to achieve religious peace. The research findings are expected to serve as a foundation for promoting religious harmony and reducing religious tensions in India.
Artikel ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang perlawanan otoritarianisme agama di India terhadap kelompok muslim dan peran penting konsep ahimsa dalam menciptakan perdamaian antaragama di India. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tinjauan pustaka atau library research. Sumber data yang digunakan meliputi teks, manuskrip, dokumen, dan literatur yang membahas otoritarianisme agama di India serta pemikiran Gandhi tentang konsep ahimsa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ahimsa, yang merupakan prinsip non-kekerasan yang dianut oleh Gandhi, memiliki relevansi yang kuat dalam menghadapi perlawanan terhadap otoritarianisme agama di India. Ahimsa menjadi katalisator yang mendorong perdamaian agama dengan menekankan pentingnya saling menghormati, dialog, toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami perlawanan otoritarianisme agama di India dan pentingnya konsep ahimsa sebagai sarana untuk mencapai perdamaian agama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk mempromosikan kerukunan agama dan mengurangi ketegangan agama di India.