{"title":"塔鲁马纳加拉大学医学生的高能量食物摄入分布情况","authors":"Jonathan, M. Rumawas","doi":"10.24912/tmj.v5i2.24668","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Makanan yang memiliki densitas energi tinggi disebut sebagai makanan padat energi, biasanya merupakan makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan padat energi dalam jumlah besar. Tujuan studi ini ialah untuk mengetahui distribusi asupan makanan padat energi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Studi bersifat deskriptif potong lintang ini meliputi sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang dipilih secara non-random konsekutif dan bersedia ikut serta dalam studi ini. Data pola konsumsi makanan selama 1 bulan terakhir dikumpulkan dengan mengisi kuisioner Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire, selanjutnya diolah dengan Nutrisurvey untuk menghitung densitas energi makanan. Hasil studi pada total 92 responden didapatkan rerata (SD) densitas energi makanan sebesar 143,8 (20,75) kcal/100g. Densitas energi makanan lebih besar didapatkan pada responden dengan kebiasaan merokok dan berolahraga maupun responden tanpa riwayat diabetes atau hipertensi dibandingkan responden dengan keadaan sebaliknya. Distribusi densitas energi makanan pada kelompok makanan pokok dan olahannya tertinggi pada tertil 2, kelompok sayur, buah, dan produk susu tertinggi pada tertil 1, kelompok protein hewani, kacang, jajanan, dan minuman manis tertinggi pada tertil 3. Berdasarkan hasil studi, disarankan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara dapat membatasi jumlah konsumsi makanan padat energi.","PeriodicalId":416279,"journal":{"name":"Tarumanagara Medical Journal","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Distribusi asupan makanan padat energi pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara\",\"authors\":\"Jonathan, M. Rumawas\",\"doi\":\"10.24912/tmj.v5i2.24668\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Makanan yang memiliki densitas energi tinggi disebut sebagai makanan padat energi, biasanya merupakan makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan padat energi dalam jumlah besar. Tujuan studi ini ialah untuk mengetahui distribusi asupan makanan padat energi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Studi bersifat deskriptif potong lintang ini meliputi sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang dipilih secara non-random konsekutif dan bersedia ikut serta dalam studi ini. Data pola konsumsi makanan selama 1 bulan terakhir dikumpulkan dengan mengisi kuisioner Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire, selanjutnya diolah dengan Nutrisurvey untuk menghitung densitas energi makanan. Hasil studi pada total 92 responden didapatkan rerata (SD) densitas energi makanan sebesar 143,8 (20,75) kcal/100g. Densitas energi makanan lebih besar didapatkan pada responden dengan kebiasaan merokok dan berolahraga maupun responden tanpa riwayat diabetes atau hipertensi dibandingkan responden dengan keadaan sebaliknya. Distribusi densitas energi makanan pada kelompok makanan pokok dan olahannya tertinggi pada tertil 2, kelompok sayur, buah, dan produk susu tertinggi pada tertil 1, kelompok protein hewani, kacang, jajanan, dan minuman manis tertinggi pada tertil 3. Berdasarkan hasil studi, disarankan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara dapat membatasi jumlah konsumsi makanan padat energi.\",\"PeriodicalId\":416279,\"journal\":{\"name\":\"Tarumanagara Medical Journal\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Tarumanagara Medical Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24912/tmj.v5i2.24668\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarumanagara Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/tmj.v5i2.24668","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Distribusi asupan makanan padat energi pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara
Makanan yang memiliki densitas energi tinggi disebut sebagai makanan padat energi, biasanya merupakan makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan padat energi dalam jumlah besar. Tujuan studi ini ialah untuk mengetahui distribusi asupan makanan padat energi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Studi bersifat deskriptif potong lintang ini meliputi sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang dipilih secara non-random konsekutif dan bersedia ikut serta dalam studi ini. Data pola konsumsi makanan selama 1 bulan terakhir dikumpulkan dengan mengisi kuisioner Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire, selanjutnya diolah dengan Nutrisurvey untuk menghitung densitas energi makanan. Hasil studi pada total 92 responden didapatkan rerata (SD) densitas energi makanan sebesar 143,8 (20,75) kcal/100g. Densitas energi makanan lebih besar didapatkan pada responden dengan kebiasaan merokok dan berolahraga maupun responden tanpa riwayat diabetes atau hipertensi dibandingkan responden dengan keadaan sebaliknya. Distribusi densitas energi makanan pada kelompok makanan pokok dan olahannya tertinggi pada tertil 2, kelompok sayur, buah, dan produk susu tertinggi pada tertil 1, kelompok protein hewani, kacang, jajanan, dan minuman manis tertinggi pada tertil 3. Berdasarkan hasil studi, disarankan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara dapat membatasi jumlah konsumsi makanan padat energi.