{"title":"病例报告:髂胫综合征业余跑步者的 IASTM、Tens 针灸模型和功能锻炼的益处。","authors":"Rafika Sakina Putri, Farid Rahman","doi":"10.34011/juriskesbdg.v16i2.2583","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu cedera yang sering dialami pelari adalah Iliotibial Band Syndrome (ITBS) yang memengaruhi 54.5% pelari. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas teknik IASTM, Tens model akupunktur dan program latihan fungsional terhadap indeks nyeri, lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan panjang tungkai, dan aktivitas fungsional. Studi kasus dilakukan di Surakarta, 29 September 2023 pada seorang pelari amatir dengan Iliotibial Band Syndrome (ITBS) menggunakan metode fisioterapi berupa IASTM, TENS model akupunktur, dan program latihan fungsional dalam 12 sesi pertemuan selama 6 minggu dengan analisis data melalui evaluasi pengukuran menggunakan Numeric Pain Rating Scale, Goniometer, meterline. Setelah diberikan intervensi IASTM, TENS model akupunktur dan program latihan fungsional selama 6 minggu menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam menurunkan tingkat nyeri dengan follow up 1 nyeri diam 3/10, nyeri tekan dan gerak 9/10 dan follow up 3 nyeri diam,nyeri tekan dan nyeri gerak 0/10, meningkatkan lingkup gerak sendi hip gerakan fleksi dari S: 15°- 0°-140° pada follow up 1, meningkat menjadi S: 15°- 0°-175° pada follow up 3, peningkatan kekuatan otot pada region hip dari nilai 4 menjadi 5, dan peningkatan aktivitas fungsional terutama ketika berlari. Implikasi dari penelitian ini memberikan informasi efektivitas intervensi terhadap ITBS, pentingnya penggabungan pendekatan intervensi serta perlunya penelitian lebih lanjut","PeriodicalId":508184,"journal":{"name":"JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG","volume":" 24","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"LAPORAN KASUS: MANFAAT IASTM, TENS MODEL AKUPUNKTUR DAN LATIHAN FUNGSIONAL PADA PELARI AMATIR DENGAN ILIOTIBIAL SYNDROME\",\"authors\":\"Rafika Sakina Putri, Farid Rahman\",\"doi\":\"10.34011/juriskesbdg.v16i2.2583\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Salah satu cedera yang sering dialami pelari adalah Iliotibial Band Syndrome (ITBS) yang memengaruhi 54.5% pelari. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas teknik IASTM, Tens model akupunktur dan program latihan fungsional terhadap indeks nyeri, lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan panjang tungkai, dan aktivitas fungsional. Studi kasus dilakukan di Surakarta, 29 September 2023 pada seorang pelari amatir dengan Iliotibial Band Syndrome (ITBS) menggunakan metode fisioterapi berupa IASTM, TENS model akupunktur, dan program latihan fungsional dalam 12 sesi pertemuan selama 6 minggu dengan analisis data melalui evaluasi pengukuran menggunakan Numeric Pain Rating Scale, Goniometer, meterline. Setelah diberikan intervensi IASTM, TENS model akupunktur dan program latihan fungsional selama 6 minggu menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam menurunkan tingkat nyeri dengan follow up 1 nyeri diam 3/10, nyeri tekan dan gerak 9/10 dan follow up 3 nyeri diam,nyeri tekan dan nyeri gerak 0/10, meningkatkan lingkup gerak sendi hip gerakan fleksi dari S: 15°- 0°-140° pada follow up 1, meningkat menjadi S: 15°- 0°-175° pada follow up 3, peningkatan kekuatan otot pada region hip dari nilai 4 menjadi 5, dan peningkatan aktivitas fungsional terutama ketika berlari. Implikasi dari penelitian ini memberikan informasi efektivitas intervensi terhadap ITBS, pentingnya penggabungan pendekatan intervensi serta perlunya penelitian lebih lanjut\",\"PeriodicalId\":508184,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG\",\"volume\":\" 24\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-07-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v16i2.2583\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v16i2.2583","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
LAPORAN KASUS: MANFAAT IASTM, TENS MODEL AKUPUNKTUR DAN LATIHAN FUNGSIONAL PADA PELARI AMATIR DENGAN ILIOTIBIAL SYNDROME
Salah satu cedera yang sering dialami pelari adalah Iliotibial Band Syndrome (ITBS) yang memengaruhi 54.5% pelari. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas teknik IASTM, Tens model akupunktur dan program latihan fungsional terhadap indeks nyeri, lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan panjang tungkai, dan aktivitas fungsional. Studi kasus dilakukan di Surakarta, 29 September 2023 pada seorang pelari amatir dengan Iliotibial Band Syndrome (ITBS) menggunakan metode fisioterapi berupa IASTM, TENS model akupunktur, dan program latihan fungsional dalam 12 sesi pertemuan selama 6 minggu dengan analisis data melalui evaluasi pengukuran menggunakan Numeric Pain Rating Scale, Goniometer, meterline. Setelah diberikan intervensi IASTM, TENS model akupunktur dan program latihan fungsional selama 6 minggu menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam menurunkan tingkat nyeri dengan follow up 1 nyeri diam 3/10, nyeri tekan dan gerak 9/10 dan follow up 3 nyeri diam,nyeri tekan dan nyeri gerak 0/10, meningkatkan lingkup gerak sendi hip gerakan fleksi dari S: 15°- 0°-140° pada follow up 1, meningkat menjadi S: 15°- 0°-175° pada follow up 3, peningkatan kekuatan otot pada region hip dari nilai 4 menjadi 5, dan peningkatan aktivitas fungsional terutama ketika berlari. Implikasi dari penelitian ini memberikan informasi efektivitas intervensi terhadap ITBS, pentingnya penggabungan pendekatan intervensi serta perlunya penelitian lebih lanjut